Dengan jumlah penduduk sebanyak 600 juta, dan berkembangnya masyarakat golongan menengah disertai terpaparnya teknologi Internet yang semakin meningkat, Asia Tenggara seringkali menjadi tujuan investasi e-commerce dunia. Potensi pertumbuhan e-commerce dan startup di Asia Tenggara memang terbilang cukup pesat dan menarik. Hal ini menjadikan investor berminat mengembangkan bisnisnya di Asia kawasan ini. Lalu, seperti apa sih potensi pertumbuhan e-commerce di Asia Tenggara?
Economy mobile tercepat
Dalam sehari, berapa lama Anda menggunakan Internet melalui ponsel? Tahukah Anda, rata-rata masyarakat Asia Tenggara menghabiskan sekitar 3,6 jam menggunakan Internet seluler setiap hari? Angka ini adalah yang tertinggi di dunia dan menjadikan Asia Tenggara satu-satunya kawasan dengan statistik unik ini. Di seluruh kawasan, traffic dari desktop hanya mewakili kurang dari 30 persen lalu lintas web. Hal ini menunjukkan pentingnya platform ramah seluler untuk pedagang e-commerce. Potensi ini menjadikan pertumbuhan e-commerce di wilayah Asia Tenggara tergolong cepat.
Sering belanja online
Rata-rata, orang Asia Tenggara menghabiskan sekitar 140 menit belanja online setiap bulan. Angka tersebut dua kali lipat waktu yang dihabiskan orang Amerika untuk e-niaga. Orang Asia Tenggara juga lebih mungkin melakukan pembelian pada hari kerja daripada pada akhir pekan. Namun, lalu lintas seluler mencapai puncaknya pada akhir pekan. Kondisi ini menunjukkan, konsumen lebih cenderung menjelajahi situs e-commerce dan menemukan produk selama waktu tersebut dan melakukan pembelian pada hari kerja. Tingginya transaksi online shop di kawasan Asia Tenggara ini juga menjadi potensi pertumbuhan e-commerce tersendiri.
Ragam metode pembayaran
Potensi berikutnya adalah metode pembayaran yang beragam. Karena penetrasi kartu kredit yang rendah di wilayah ini, pemain e-commerce menghadapi tantangan unik tanpa diketahui di dunia Barat. Sebagai konsekuensi dari kekurangan struktural ini, berbagai solusi pembayaran yang jauh lebih beragam telah menjamur di kawasan ini, yaitu:
- Cash on delivery atau COD ditawarkan lebih dari 80 persen pemain e-commerce di Vietnam dan Filipina.
- Metode transfer bank populer di Indonesia (94 persen), Vietnam (86 persen), dan Thailand (79 persen).
- Hampir 50 persen pedagang menawarkan poin offline penjualan di Thailand dan Vietnam.
- Pembayaran angsuran terbukti sangat populer (dan semakin meningkat) di Vietnam (47 persen) dan Indonesia (42 persen).
Dengan demikian, pertumbuhan bisnis e-commerce di Asia Tenggara memang memiliki banyak potensi. Apakah Anda sekarang tertarik bergabung untuk menjadi pegiat startup e-commerce?
Sumber:
techinasia.com
kumparan.com
media.iyaa.com
metrotvnews.com