Anda tentunya masih ingat dengan peristiwa skandal penyalahgunaan data yang dituduhkan pada Facebook dan menyeret CEO Mark Zuckerberg ke pengadilan. Namun, beberapa hari yang lalu, peristiwa kebocoran data yang melibatkan Facebook kembali terjadi. Simak ulasannya berikut ini.
Data 3 juta pengguna Facebook bocor
Beberapa hari yang lalu muncul kabar sekitar tiga juta data pengguna Facebook terekspos ke sebuah situs web dengan sistem keamanan yang lemah. Anggota Online Privacy Foundation, Chris Sumner, menyebut ada kemungkinan data sekitar tiga juta pengguna Facebook yang terekam dalam situs yang menampilkan kuis kepribadian bernama MyPersonality, ini merupakan data yang sifatnya cukup penting dan berisiko untuk disalahgunakan.
Nama pengguna Facebook yang masuk dan ikut berpartisipasi dalam kuis MyPersonality memang bersifat anonim. Namun, data pribadi lain termasuk usia, gender, dan status Facebook pengguna ikut terekspos ke publik melalui aplikasi kuis tersebut.
Sekitar separuh dari jumlah orang yang mengikuti kuis MyPersonality ini atau enam juta orang, mengizinkan data pribadi mereka diakses dan diteliti oleh sebuah tim peneliti kepribadian dari aplikasi kuis. Identitas tim tersebut juga tidak diketahui.
Baca juga: Hati-hati, kebocoran data Facebook ke puluhan perusahaan dan developer!
Skandal kedua penyalahgunaan?
Ada 280 orang yang diberi akses penuh ke dalam data semua pengguna aplikasi kuis MyPersonality. Mereka yang mendapatkan akses, termasuk orang dalam dari Facebook, Google, Microsoft, dan Yahoo. Tak heran, Facebook kembali dicurigai terlibat dalam skandal penyalahgunaan data pengguna melalui aplikasi yang berkedok analisis tipe kepribadian.
Kejadian serupa ditemukan di Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Aplikasi prediksi kepribadian yang dikembangkan oleh seorang profesor psikologi asal Cambridge University ini berhasil mengumpulkan data dari sekitar 50 juta pengguna Facebook yang terdiri dari 270 ribu pengguna aplikasi kuis kepribadian tersebut beserta daftar teman di jaringan pertemanan Facebook mereka semua.
Data tersebut, berdasarkan laporan The New York Times, telah dijual kepada sebuah firma bernama Cambridge Analytica yang diduga dimanfaatkan untuk memanipulasi hasil pemilihan umum. Akibatnya, Facebook menjadi kambing hitam.
Sudah saatnya kita lebih berhati-hati dalam mempergunakan Internet dan media sosial untuk melindungi data diri kita.
Sumber:
kompas.com
mercurynews.com
thesun.co.uk
thestranger.com