Ternyata, di Silicon Valley, bukan hanya Google yang memanjakan para karyawannya. Facebook pun demikian. Raksasa teknologi ini bahkan memiliki dokter, chiropractor (ahli pengobatan alternatif), dan terapis yang siaga di kantornya di kawasan Menlo Park, California untuk memberikan jaminan kesejahteraan karyawan yang bekerja di sana. Kita juga mungkin membayangkan enaknya bekerja di Facebook.
Dengan banyaknya fasilitas yang diterima, beban kerja di Facebook juga pasti tak main-main. Salah satunya untuk posisi artificial intelligence (AI) researcher? Dalam bayangan kita, para AI researcher ini bekerja mencari tahu berbagai informasi mengenai kecerdasan buatan, bukan? Namun sebenarnya, seberapa besar sih peran AI researcher hingga kita bisa menikmati berbagai fitur di Facebook saat ini? (Baca juga: AI dan machine learning masuki industri finansial & perbankan)
Deskripsi pekerjaan AI researcher Facebook
Seorang peneliti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) researcher di Facebook berperan memahami dan mengembangkan sistem dengan kecerdasan tingkat manusia. Tujuannya, untuk kepentingan akademik Facebook dalam hal AI.
Penelitiannya mencakup spektrum yang berkaitan dengan AI. Untuk memperoleh pengetahuan dari data berupa teori, algoritme, aplikasi, infrastruktur perangkat lunak dan infrastruktur perangkat keras. (Baca juga: Indonesia pimpin AI di ASEAN, ungguli Singapura)
Tujuan jangka panjangnya adalah untuk membangun kecerdasan buatan yang canggih dan menciptakan kemajuan signifikan terhadap AI. Itulah sebabnya para AI researcher secara aktif terlibat dengan komunitas riset melalui publikasi, perangkat lunak sumber terbuka, serta berpartisipasi dalam konferensi dan lokakarya teknis, dan kolaborasi dengan akademisi. AI researcher Facebook bekerja dari kantor di seluruh dunia, mulai dari Amerika Serikat, Kanada, hingga Prancis.
Sumber: imgflip.com
Angela Fan, AI researcher di Facebook
Salah satu AI researcher Facebook, Angela Fan mengungkapkan, kecerdasan buatan adalah bidang ilmiah yang mencoba mengajarkan komputer untuk berpikir dan membuat keputusan seperti manusia. Beberapa contohnya di Facebook adalah penerjemahan bahasa otomatis dan pemblokiran konten sensitif. Mitosnya, AI bahkan bisa beroperasi sendiri. (Baca juga: AI bisa tebak kewarganegaraan lewat tulisan tangan)
Namun tentu saja hal tersebut tidak benar. Sebab, AI tetap membutuhkan peran manusia sekaligus melengkapi pekerjaan manusia. Contohnya, AI membantu para dokter mendeteksi sel kanker. Jadi dengan adanya bantuan ini, dokter bisa memiliki waktu lebih banyak untuk menyiapkan rencana perawatan dan pemulihan pasien.
Penelitian AI libatkan algoritme
Bagi Angela Fan yang bekerja secara luas pada pembuatan teks dan berfokus pada bagaimana dapat meningkatkan model menulis teks, pekerjaannya di Facebook membuatnya bersemangat. Proyek yang sedang dikerjakan sekarang, menggunakan algoritme yang diaplikasikan dalam pekerjaan kreatif kreatif seperti menulis cerita pendek.
Tujuannya untuk membuat model yang dapat mengambil dasar pemikiran layaknya manusia. Misalnya cerita tentang pahlawan super dan menulis satu atau dua paragraf tentangnya. Ini adalah masalah penelitian yang sangat menarik. Sebab, sebagian besar tugas pembuatan teks berfokus pada kalimat, bukan paragraf. Membuat algoritme yang dapat menulis beberapa kalimat natural, sungguh menantang baginya.
Menarik, bukan? Pekerjaan sebagai AI researcher memang terlihat rumit. Namun jika memiliki semangat dan tujuan seperti Angela Fan, pekerjaan tersebut tetap menyenangkan. Jadi, apakah kamu tertarik untuk menjadi seorang peneliti kecerdasan buatan?
Rekomendasi buataan:
10 pilihan open-source Python populer di GitHub
4 cara ini membuatmu dipertahankan dalam rekrutmen
Siap hadapi 6 pertanyaan cerdas ini dalam interview?
Sumber:
themuse.com
fb.com
taleo.net
hitachi.com
jobsearchheadlines.com
theverge.com