Perusahaan jasa pembersihan asal Australia bernama CleanCraft melakukan rekrutmen yang tak biasa. Perusahaan ini mempekerjakan orang-orang dengan catatan kriminal. Sementara itu, kisah Greyston Bakery tak kalah uniknya. Toko roti ini merekrut semua orang yang melamar. Seperti apa ya kisah perusahaan dan toko roti ini?
CleanCraft pekerjakan kandidat dengan catatan kriminal
Sekitar 25 tahun lalu, Ty Hookway, pemilik perusahaan penyedia jasa pembersihan CleanCraft, mengemudi melewati rumah salah satu klien mereka. Hookway memutuskan untuk berhenti dan mengunjungi Sanford Coley, pria yang akhirnya ia rekrut. Coley saat itu sedang membersihkan rumah dengan vacuum cleaner.
Usut punya usut, Coley pernah merampok sebuah bank pada masa lalu. Meski begitu, ia adalah pekerja yang baik dan dapat dipercaya. Karena itu, Hookway tak ingin memecat Coley.
Kini, Coley telah menjadi manajer di CleanCraft. “Saya telah mendapat 50 cerita seperti itu,” kata Hookway. Ia mengungkapkan, selama menjalankan perusahaannya, ia sering memberikan pekerjaan kepada orang-orang dengan hambatan untuk bekerja karena memiliki catatan kriminal. Namun, orang-orang tersebut justru mampu bekerja secara baik. Selain itu, ketika orang-orang seperti Coley datang ke tempat kerja, mereka mampu bekerja lebih keras.
Proses rekrutmen seperti biasa
Meski demikian, Hookway tetap melakukan proses penyaringan calon karyawan seperti biasanya, seperti pemeriksaan latar belakang dan tes narkoba. Namun, keputusan Hookway untuk menerima karyawan dengan catatan kriminal terus dihujani dikritik. “Orang-orang mengira saya gila,” kata Hookway. “Saya bahkan tidak memberi tahu pelanggan mengenai hal itu. Namun, jika terjadi sesuatu pada pelanggan, saya akan bertanggungjawab,” lanjut Hookway.
Greyston Bakery tak lakukan seleksi
Toko roti Greyston Bakery yang mempekerjakan semua karyawan tanpa kecuali. Dibangun 36 tahun lalu di Yongkers, New York oleh Bernie Glassman, toko ini tidak pernah melakukan seleksi terhdap setiap pelamar. Jadi, sudah pasti para pelamar pasti diterima bekerja di sana.
Berbeda dari CleanCraft, Greyson Bakery tidak melakukan pengecekan latar belakang, tes narkoba, atau wawancara terhadap para pelamarnya. Perekrutan hanya dilakukan atas dasar keyakinan bahwa jika seseorang diberi pekerjaan, mereka akan melakukannya.
Tawarkan jenjang karier
Selain itu, perusahaan juga membantu karyawan mengembangkan jalur karier dan memberi mereka dukungan, seperti pelatihan kerja tambahan atau kursus bagi karyawan.
Dalam perusahaannya, mereka juga melakukan promosi layaknya perusahaan-perusahaan lain. Dion Drew, misalnya, bergabung dengan tim sebagai pemagang pada tahun 2009 dan setelah melewati promosi. Ia kini menjadi supervisor dan manager.
Berbeda halnya dengan Delaney Philogene. Ia mengawali karier di Greyston sebagai pemagang. Lalu, ia pindah ke bidang perakitan. Selanjutnya, ia mendapatkan pekerjaan sebagai akuntan.
CEO Greyston Bakery, Mike Brady menjelaskan, langkah tersebut dilakukannya untuk melengkapi keterampilan kerja para pegawai mereka. Ia yakin, dengan semakin majunya para pegawai, akan ada lebih banyak ruang bagi para kandidat untuk bergabung sebagai peserta magang.
Kurangi jumlah karyawan resign
Dengan metode demikian, Brady mengakui, bahwa jumlah karyawan yang mundur dari pabrik setiap tahunnya lebih kecil dibanding perusahaan-perusahaan lain. Selain itu, dengan memangkas proses rekrutmen, toko rotinya bisa berhemat. Jadi, dana yang ada bisa dialihkan untuk meningkatkan upah para karyawan.
Brady menuturkan, untuk menerapkan metode tersebut, perusahaan memang membutuhkan keyakinan yang kuat. Namun, metode perekrutan itu diterapkan dengan efektif, peluang untuk menemukan karyawan berbakat, semakin besar.
Bagaimana pendapatmu mengenai rekrutmen yang dilakukan oleh CleanCraft dan Greyston Bakery tersebut? Apakah langkah mereka bisa diterapkan juga di Indonesia?
Sumber:
fastcompany.com