Untuk melawan penyebaran berita palsu atau hoax dan provokasi yang banyak beredar di WhatsApp, platform tersebut saat ini membatasi kiriman pesan berantai secara global. WhatsApp hanya mengizinkan maksimal berkirim pesan berantai kepada 20 penerima. Kebijakan ini dikeluarkan menyusul banyaknya korban berjatuhan di India akibat termakan informasi palsu yang bertebaran lewat pesan berantai di aplikasinya.
Batasi pengiriman pesan forward
Pengguna WhatsApp kini hanya bisa mengirim pesan berantai kepada 20 orang. Sementara itu di India, batasnya jadi lebih sedikit yaitu lima orang saja. Angka ini turun secara signifikan. Sebelumnya, pengguna bisa mengirim pesan berantai sampai ke 250 orang.
Hapus 'quick forward' di India
WhatApp juga menghapus fitur 'quick forward' di India, sebuah tombol pesan yang dapat meneruskan pesan berisi foto dan video secara cepat. Meski begitu, WhatsApp mengungkapkan pembaruan ini masih menjadi uji coba. Saat ini muncul kekhawatiran terhadap aksi kekerasan yang terjadi di India. Sebagai respons, WhatsApp berupaya mengubah sejumlah perubahan pada produk untuk mengatasi masalah ini.
Pembatasan penyebaran pesan berantai memang bukanlah sebuah solusi yang akan mengatasi masalah hoax sepenuhnya. Namun, WhatsApp berharap setidaknya arus penyebaran informasi palsu dapat ditekan dan diperlambat. Masalah penyebaran hoaxyang mematikan bukan hanya terjadi di India, sebelumnya negara-negara seperti Myanmar dan Sri Lanka turut mengalami insiden tragis yang disebabkan hoax di Facebook.
Hoax penculikan anak
WhatsApp memiliki lebih dari 200 juta pengguna di India. Seperti dilansir nytimes.com, dalam beberapa bulan terakhir, aplikasi itu digunakan untuk menyebarkan hoax tentang penculikan anak, menghasut massa yang marah untuk membunuh lebih dari 20 orang yang tidak bersalah sejak April. Dalam beberapa kasus, kekerasan itu terjadi ketika klip video yang disebut-sebut menunjukkan penculikan itu menjadi viral.
Pendidikan rendah
Jutaan orang India berpendidikan rendah yang menggunakan Internet dan layanan aplikasi online untuk pertama kalinya. Mereka pun cepat percaya dengan informasi yang diterima di Internet. Pemerintah India pun menuntut agar WhatsApp mengambil tindakan untuk menghentikan informasi palsu dari penyebaran layanan olah pesan.
Dengan adanya berita ini, kita pun juga perlu lebih waspada terhadap pesan forward dari orang lain. Cek kebenarannya dan jangan meneruskan pesan tersebut pada orang lain sampai mendapat kejelasan yang valid.
Sumber:
pcmag.com
nytimes.com
detik.com
antaranews.com
kumparan.com
viva.co.id