Technology

Setelah tragedi di India, WhatsApp batasi penerima pesan forward

Published on
Min read
3 min read
time-icon
Maria Yuniar

Experienced Content Editor with a demonstrated history of working in the information technology and services industry. Skilled in News Writing, Headline Writing, Breaking News, Editing, and Feature Writing. Strong media and communication professional with a Graduate focused in Applied English Linguistics from Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

whatsapp-3018997__340.jpg

Untuk melawan penyebaran berita palsu atau hoax dan provokasi yang banyak beredar di WhatsApp, platform tersebut saat ini membatasi kiriman pesan berantai secara global. WhatsApp hanya mengizinkan maksimal berkirim pesan berantai kepada 20 penerima. Kebijakan ini dikeluarkan menyusul banyaknya korban berjatuhan di India akibat termakan informasi palsu yang bertebaran lewat pesan berantai di aplikasinya.

 

Batasi pengiriman pesan forward

Pengguna WhatsApp kini hanya bisa mengirim pesan berantai kepada 20 orang. Sementara itu di India, batasnya jadi lebih sedikit yaitu lima orang saja. Angka ini turun secara signifikan. Sebelumnya, pengguna bisa mengirim pesan berantai sampai ke 250 orang. 

 

Hapus 'quick forward' di India

WhatApp juga menghapus fitur 'quick forward' di India, sebuah tombol pesan yang dapat meneruskan pesan berisi foto dan video secara cepat. Meski begitu, WhatsApp mengungkapkan pembaruan ini masih menjadi uji coba. Saat ini muncul kekhawatiran terhadap aksi kekerasan yang terjadi di India. Sebagai respons, WhatsApp berupaya mengubah sejumlah perubahan pada produk untuk mengatasi masalah ini. 

Pembatasan penyebaran pesan berantai memang bukanlah sebuah solusi yang akan mengatasi masalah hoax sepenuhnya. Namun, WhatsApp berharap setidaknya arus penyebaran informasi palsu dapat ditekan dan diperlambat. Masalah penyebaran hoaxyang mematikan bukan hanya terjadi di India, sebelumnya negara-negara seperti Myanmar dan Sri Lanka turut mengalami insiden tragis yang disebabkan hoax di Facebook.

 

Hoax penculikan anak

WhatsApp memiliki lebih dari 200 juta pengguna di India. Seperti dilansir nytimes.com, dalam beberapa bulan terakhir, aplikasi itu digunakan untuk menyebarkan hoax tentang penculikan anak, menghasut massa yang marah untuk membunuh lebih dari 20 orang yang tidak bersalah sejak April. Dalam beberapa kasus, kekerasan itu terjadi ketika klip video yang disebut-sebut menunjukkan penculikan itu menjadi viral. 

 

Pendidikan rendah

Jutaan orang India berpendidikan rendah yang menggunakan Internet dan layanan aplikasi online untuk pertama kalinya. Mereka pun cepat percaya dengan informasi yang diterima di Internet. Pemerintah India pun menuntut agar WhatsApp mengambil tindakan untuk menghentikan informasi palsu dari penyebaran layanan olah pesan. 

Dengan adanya berita ini, kita pun juga perlu lebih waspada terhadap pesan forward dari orang lain. Cek kebenarannya dan jangan meneruskan pesan tersebut pada orang lain sampai mendapat kejelasan yang valid. 

Sumber:
pcmag.com
nytimes.com
detik.com
antaranews.com
kumparan.com
viva.co.id
 

0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    cover_(2).jpg

    Technology

    30 Contoh Slogan Unik dan Menarik Serta Cara Membuatnya

    Detty Risetya

    13 February 2023
    4 min read
    H1_jadwal_fyp_tiktok.jpg

    Technology

    Jadwal FYP TikTok 2022: Jam Terbaik untuk Upload Video

    Nurina Ulfah

    16 January 2023
    5 min read
    Ssstiktok_Download_Video_TikTok_tanpa_Watermark_Secara_Online_2022.jpg

    Technology

    SSSTikTok

    Sylvia Rheny

    19 December 2022
    5 min read

    Video