Setelah heboh karena skandalnya dengan Cambridge Analytica, Facebook kini berada di bawah pengawasan ketat oleh berbagai pihak dalam hal pemanfaatan data pengguna. Sebagai perusahaan teknologi yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk memprediksi perilaku pengguna, Facebook harus mengembangkan kebijakan baru dalam berbagi data dan melindungi privasi pengguna.
Dari contoh di atas, kita dapat melihat bahwa salah satu hal terpenting yang dibutuhkan dalam penggunaan AI di masa depan adalah kode etik. Hanya butuh beberapa generasi lagi, sampai ketergantungan manusia pada teknologi AI akan semakin dalam. Sebelum saat itu tiba, manusia perlu menentukan jangkauan teknologi AI dalam kehidupan, tanpa melanggar etika maupun privasi.
Mobil tanpa pengemudi
Mobil dengan teknologi AI yang mampu beroperasi secara otomatis memang tampak sangat keren dan futuristik. Namun, Anda patut bertanya-tanya, bagaimana bila ada hewan peliharaan yang lewat di tengah jalan? Apakah mobil otomatis tersebut mampu mendeteksi keberadaan hewan tersebut?
Berita palsu
Di satu sisi, AI kini bisa digunakan untuk menciptakan propaganda politik lewat berita palsu (hoax) yang disebarkan di dunia maya. Di sisi lain, AI juga bisa digunakan untuk melawannya.
AI akan terus memberikan pengaruh yang signifikan terhadap apa yang kita lihat dan baca sehari-hari. Untuk itu, perusahaan teknologi seperti Facebook, Google, Twitter, dan yang lainnya, perlu menentukan kebijakan untuk melindungi pengguna dari propaganda semacam itu.
Tempat kerja otomatis
Perusahaan besar maupun kecil juga harus mulai menyiapkan masa depan dalam bekerja di era otomatisasi. Adanya otomatisasi akan mengeliminasi beberapa bidang pekerjaan dan meningkatkan lapangan kerja di bidang lainnya.
Di era mendatang, pekerjaan mampu dilakukan dengan lebih cepat dan efisien dengan bantuan teknologi otomatisasi. Namun, banyak perusahaan juga harus memperhitungkan dampak dari pekerjaan yang akan hilang karena otomatisasi.
Perusahaan harus mempertimbangkan jenis pekerjaan yang dapat diotomatisasi dan bagaimana tenaga kerja mereka dapat dimanfaatkan di bidang lain. Karena itu, sebagian besar tenaga kerja harus dilatih untuk mengerjakan pekerjaan baru. Sementara itu, tantangan akan datang ketika perusahaan harus memutuskan untuk mengeluarkan atau memindahkan karyawan yang terkena dampak otomatisasi ini.
Dari ketiga contoh di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa perusahaan pengguna teknologi AI harus memiliki tanggung jawab secara etis ketika memutuskan untuk menggunakan teknologi ini. Para peneliti, pemerintah, dan pengusaha juga harus bekerja sama untuk mengembangkan pedoman etika yang dapat memastikan bahwa teknologi AI dapat digunakan secara bertanggung jawab.
Sumber:
techcrunch.com