Perilaku gaslighting bisa terjadi dimana saja, tak terkecuali di tempat kerja. Umumnya orang yang mengalami gaslighting mereka tidak akan mengira telah menerima bentuk dari pelecehan ini. Memang seperti apa sih bentuk dari perilaku gaslighting ini dan bagaimana cara menghindarinya? Temukan jawabannya di sini.
Baca juga: 6 Ciri Rekan Kerja yang Manipulatif dan Tips Menghadapinya yang Penting untuk Diketahui
Apa itu gaslighting?
Gaslighting adalah sebuah pelecehan psikologi yang dilakukan oleh orang yang memiliki otoritas - EKRUT
Gaslighting adalah bentuk pelecehan psikologis dimana pelaku memanipulasi informasi sedemikian rupa untuk membuat korban mempertanyakan tentang kewarasannya, ingatannya hingga persepsinya tentang suatu hal. Umumnya orang yang menjadi korban dari gaslighting ini akan dibuat cemas, bingung dan tidak bisa percaya pada diri mereka sendiri. Pasalnya, tujuan pelaku melakukan gaslighting adalah untuk mendapatkan kekuasaan atas diri korban.
Dilansir dari Psychology Today, istilah "gaslighting" merujuk pada perilaku pelecehan secara emosional. Pelaku gaslighting merancang perilaku yang sedemikian rupa untuk menanam benih keraguan diri pada korbannya. Perilaku manipulatif ini hampir mirip dengan istilah cuci otak. Hal ini karena korban bisa saja tidak menyadari karena telah menerima perilaku gaslighting terlalu sering dalam waktu lama sehingga mewajarkan hal tersebut.
Stephanie A. Sarkis, seorang psikiater di Child and Adolescent Counseling, mengatakan tindakan pelecehan psikis seperti gaslighting bisa terjadi disebabkan adanya perbedaan kekuasaan antara pelaku dan korban. Pelaku cenderung memanfaatkan sekaligus menunjukkan kewenangan yang mereka punya, dan bertujuan meruntuhkan kepercayaan diri korbannya.
Di lingkungan kerja para pelaku gaslighting atau gaslighter ini dikenal cerdik dan umumnya memiliki posisi otoritas yang tinggi sehingga bisa mempengaruhi bawahannya.
Istilah gaslighting ini pertama kali dikenal publik melalui sebuah film berjudul Gaslight pada tahun 1944.
Dalam film itu diceritakan ada seorang suami yang mencoba untuk memanipulasi istrinya dengan meyakinkan istrinya bahwa dia gila. Padahal ini dilakukan hanya untuk mendapatkan harta kekayaan dari keluarga istrinya. Namun, usaha sang suami itu gagal, dan istrinya tersadar telah dibohongi oleh suaminya selama ini. Dari sanalah kemudian istilah gaslighting ini dikenal dan sering digunakan.
Baca juga: 12 Tanda lingkungan kerja tidak sehat dan cara mengatasinya
Gaslighting di tempat kerja
Atasan yang melakukan gaslighting tidak segan mengkritik bawahannya secara langsung - EKRUT
Banyak orang yang masih belum paham mengenai gaslighting, sehingga terkadang korban bahkan pelaku tidak merasa mengalami hal tersebut. Perilaku gaslighting di tempat kerja seringkali ditemukan, namun banyak pekerja yang masih belum familiar dengan istilah tersebut sehingga cenderung melupakan kejadian tersebut, padahal hal ini bisa menjadi masalah untuk psikis si korban.
Kurangnya komunikasi di tempat kerja dengan rekan kerja yang lain juga bisa menjadi kendala dan meningkatkan kemungkinan gaslighting. Penting juga untuk menjaga komunikasi antara satu orang dengan rekannya yang lain, sehingga saat perilaku gaslighting terjadi, bisa dapat langsung diselesaikan dengan baik dan mencegah korban mengalami kondisi psikologis yang makin memburuk.
Baca juga: 6 Cara membangun kesetaraan gender dalam dunia kerja
Karakteristik seseorang yang berisiko mengalami gaslighting
Atasan yang melakukan gaslighting tidak segan mengkritik bawahannya secara langsung - EKRUT
Gaslighting bisa terjadi kepada siapa saja, namun beberapa psikolog percaya bahwa gaslighting lebih sering terjadi pada orang-orang dengan harga diri yang rendah, merasa kasihan kepada diri sendiri, atau juga orang yang memiliki empati tinggi. Sedangkan, mereka yang memiliki rasa percaya diri tinggi juga pandai membangun batasan, kemungkinannya lebih rendah mengalami gaslighting.
Karakteristik seseorang yang berisiko menjadi pelaku gaslighting
Atasan yang melakukan gaslighting tidak segan mengkritik bawahannya secara langsung - EKRUT
Pelaku gaslighting tidak terbatas kepada sebagian orang atau tokoh, karena siapapun bisa menjadi pelaku gaslighting tidak terbatas dengan usia, jenis kelamin, atau jenis pekerjaan. Namun ada kemungkinan bahwa pelaku yang melakukan gaslighting adalah mereka yang memiliki kelainan psikologis yang disebut narcissistic personality disorder. Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik cenderung merasa bahwa dirinya adalah yang paling penting dan memiliki rasa empati yang rendah.
Pelaku gaslighting cenderung pandai berbohong, bersikap manipulatif, sehingga pintar membuat diri mereka seolah-olah tidak bersalah dan justru memutarbalikkan fakta dan menyalahkan korban. Ini adalah taktik mereka untuk membuat korban tidak percaya pada penilaian diri mereka sendiri.
Baca juga: Kenali pelecehan seksual di dunia kerja dan cara mengatasinya
Tanda-tanda dari pelaku gaslighting di kantor
Atasan yang melakukan gaslighting tidak segan mengkritik bawahannya secara langsung - EKRUT
Untuk memberi kamu gambaran seperti apa karakter dari para pelaku gaslighting atau gaslighter tersebut, kamu bisa mencoba mengidentifikasi melalui ciri-ciri di bawah ini, yaitu:
1. Sering melakukan candaan sarkasme
Ciri pertama dari pelaku gaslighting adalah ketika mereka mengekspresikan permusuhan yang dibalut dalam bentuk candaan sarkasme, di mana tujuannya memang untuk mengejek, merendahkan, meremehkan dan menggoda korban.
2. Memperlakukan karyawan secara tidak adil
Seperti dibilang di awal bahwa pelaku gaslighter memang sering memiliki posisi yang cukup tinggi di lingkungan pekerjaan. Mereka tipikal orang yang berkuasa, namun sayangnya mereka tidak bisa memberikan perlakuan yang adil bagi korban atau bawahannya. Tujuan gaslighter melakukan ini adalah untuk merendahkan korban di antara tim yang lainnya dengan membuat korban seolah-olah tidak penting.
3. Memunculkan narasi negatif terus menerus
Gaslighter di tempat kerja selalu memunculkan narasi negatif berdasarkan penilaian pribadi mereka dalam bentuk tuduhan yang tidak jelas atas korbannya. Sehingga gosip-gosip negatif tersebut kerap bersumber dari mereka untuk membuat citra korban menjadi lebih buruk.
4. Tidak sungkan memberikan komentar negatif kepada korban
Tanda lain dari pelaku gaslighting adalah mereka tidak segan untuk memberikan komentar pedas terhadap korbannya secara langsung baik itu secara online, tatap muka, acara rapat dan sebagainya. Dengan memberikan komentar negatif tersebut, gaslighter akan merusak kredibilitas dan reputasi korban.
5. Melakukan intimidasi
Perlakuan atasan yang kerap kali melakukan berbagai macam penindasan merupakan salah satu ciri dari pelaku gaslighting. Biasanya mereka akan menindas korban secara verbal dengan mengucapkan kata-kata yang menekan. Contoh, “Kamu tidak suka saya bicara seperti itu?” atau “Kamu keberatan mengerjakan pekerjaan yang saya suruh?”.
Sementara itu saat pelaku terus melakukan perbuatannya, korban malah dibuat tidak berdaya oleh pelaku dengan melihat beberapa tanda di bawah ini:
- Menjadi pendiam dan tidak ramah
- Merasa sulit membuat keputusan sederhana
- Terus meminta maaf kepada orang yang melakukan kesalahan
- Merasa tidak berharga, putus asa dan tidak kompeten
- Sering bertanya apakah kamu terlalu sensitif
- Merasa kecewa terhadap diri sendiri
Baca juga: Mengenal sabotase diri dan cara mengatasinya
Cara menghadapi perilaku gaslighting di tempat kerja
Kamu bisa mencoba menanyakan ke rekan kerja, apakah atasan juga memperlakukan mereka dengan cara yang sama - EKRUT
Bila perilaku di atas terus menerus kamu alami baik dari senior maupun atasan, maka kamu bisa menghadapinya dengan beberapa upaya di bawah ini.
1. Memegang kebenaran
Sebelum memutuskan apakah kamu benar-benar mengalami perilaku gaslighting dari rekan kerjamu, maka sebelumnya kamu perlu meyakinkan diri atas kebenaran yang kamu alami sendiri. Apakah perilaku mereka merujuk pada tanda-tanda di atas? Dan apakah kamu dibuat tidak berdaya untuk menghadapinya? Jika iya, maka kamu harus mulai lagi mempercayai dirimu sendiri dan berpikir jernih saat menghadapi lingkungan kerja yang tidak baik ini.
2. Tanyakan kepada rekan kerja apakah mereka mengalami hal yang sama
Umumnya memang perilaku gaslighter ini hanya diperuntukkan bagi satu korban. Namun, tidak menutup kemungkinan ada juga korban lainnya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk memperhatikan bagaimana cara atasan berinteraksi dengan tim yang lain? Lantas apabila mereka mengalami perlakuan yang sama, maka tanyakan juga kesedian mereka untuk mendokumentasikan perilaku tersebut dan melaporkan keluhan itu secara bersama-sama.
3. Mengumpulkan bukti
Orang yang memiliki perilaku gaslighting mudah sekali mengelak dari berbagai macam tudingan. Sehingga untuk membuktikan perilaku tersebut, korban sebaiknya mengumpulkan barang bukti yang menunjukkan perilaku gaslighter sebenarnya. Bukti itu bisa berupa pesan singkat, telepon, gambar, video atau suara. Bila perlu catat kejadian dimana gaslighting terjadi. Upaya pengumpulan barang bukti ini dilakukan untuk mengetahui seberapa parah perilaku gaslighting ini terjadi kepadamu, apakah masih dalam tahap yang wajar atau sudah keterlaluan. Bila sudah keterlaluan maka perilaku ini bisa dilaporkan pada jajaran HRD atau petinggi.
4. Melaporkan ke HRD
Jika keadaan ini semakin membuat kamu tertekan dan malah menurunkan produktivitas kamu dalam bekerja, maka tidak ada salahnya untuk melaporkan kejadian yang kamu alami ke HRD. Ada beberapa skenario yang mungkin terjadi, pertama yakni HRD tidak bisa memproses keluh kesahmu tersebut, mereka akan memindahkan pekerjaan kamu ke bidang lain, atau membuat manajer kamu mundur.
5. Pelajari polanya
Dikutip dari Psychology Today, Carol A. Lambert, seorang psikoterapis berkata bahwa para gaslighter cenderung melakukan tindakan manipulatif di mana mereka akan selalu mencari cara untuk berbohong, memfitnah, atau melakukan apa pun yang dapat membuat korbannya merasa tidak yakin dengan dirinya sendiri. Sehingga hal mendasar untuk menghadapi tindakan pelecehan emosional ini adalah membekali diri dengan pemahaman mengenai gaslighting, agar korban dapat mengetahui ciri-ciri pelaku gaslighting dan trik manipulatif yang mereka lakukan.
6. Komunikasikan langsung dengan pelaku
Jika kamu sudah merasa yakin dengan situasi yang sedang kamu hadapi, kamu bisa mencoba untuk mengajak bicara si pelaku. Ajak kolega untuk bertemu dengan pelaku untuk membicarakan mengenai tindakan yang pelaku lakukan kepada kamu dan kolegamu. Hindari menyampaikan kalimat tuduhan dan nada konfrontatif, tapi tanyakan solusi agar kalian bisa memiliki hubungan kerja yang lebih baik. Pertemuan langsung ini bisa menentukan apakah pelaku sengaja melakukan tindakan tersebut atau justru mereka tidak sadar telah melakukannya.
Untuk kamu yang memiliki bakat namun belum memiliki pekerjaan, yuk coba daftarkan dirimu di EKRUT. Semua proses dan bantuan professional di talent marketplace EKRUT gratis. Kamu – sebagai talent atau employer – bisa langsung direkrut dan merekrut kandidat yang sesuai. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, daftar sekarang juga di Daftar sekarang di EKRUT!
Baca juga: Intip 5 ide alasan resign yang masuk akal dan kuat berikut ini
Namun, jika kamu memang sudah sangat tertekan dan merasa tidak bisa berkembang dalam situasi lingkungan kantor seperti itu pilihan terakhir yang mungkin bisa diambil adalah mengundurkan diri. Dengan begitu kamu justru bisa menemukan lingkungan kerja dan atasan yang lebih baik dari kantor lama kamu tersebut.
Sumber:
- health
- mindbodygreen
- psychologytoday
- medicalnewstoday