Karyawan mungkin merasa semakin sulit mencapai work life balance. Apalagi rutinitas work from home seakan semakin menghilangkan pemisah antara pekerjaan dan kehidupan di luarnya. Akibatnya, tidak jarang karyawan gampang stres dan burnout.
Jika kamu juga merasa hal yang sama, maka mungkin yang sebaiknya kamu coba adalah fokus pada pendekatan work life integration.
Apa itu work life integration?
Dalam work life integration, fokusnya adalah menemukan sinergi antara semua unsur kehidupan, termasuk pekerjaan - EKRUT
Work life integration adalah pendekatan yang fokus untuk menciptakan lebih banyak sinergi antara semua bidang yang mendefinisikan kehidupan, yaitu pekerjaan, rumah atau keluarga, komunitas, dan diri sendiri.
Konsep ini jelas berbeda dengan ide dasar dalam work life balance. Pada konsep work life balance, kamu berusaha mencapai kondisi ideal di mana pekerjaan dan kehidupan personal dapat berjalan berdampingan secara terpisah.
Sayangnya, untuk mencapai hal tersebut semakin sulit terutama dengan adanya ateknologi saat ini karyawan semakin susah untuk melepaskan diri dari pekerjaan bahkan di luar jam kerja.
Itu sebabnya dalam work life balance, karyawan akan lebih mudah stres dan tertekan ketika salah satu antara pekerjaan dan kehidupan personal sudah saling tumpang tindih dan melebihi porsinya.
Sementara pada work life integration fokusnya adalah mendekatkan pekerjaan dengan kehidupan. Dalam artian, kamu tidak terlalu mempedulikan tentang apa itu waktu kerja atau waktu pribadi.
Sebaliknya kamu bisa lebih fleksibel dan fokus pada kapan waktu terbaik untuk melakukan hal-hal tersebut serta melihat setiap aktivitas dalam hari kamu sebagai bagian dari keseluruhan, bukan pengelompokkan.
Dalam lingkup kerja work from home misalnya, menerapkan work life integration bisa diwujudkan dengan cara seperti memilih jam kerja paling efektif di antara kesibukan di rumah.
Misalnya kamu bisa memutuskan untuk berolahraga di pagi hari, dilanjutkan dengan bekerja selama beberapa jam, lalu menyediakan waktu setelahnya untuk makan dan berkumpul bersama keluarga sebelum akhirnya pada malam hari kamu melanjutkan sisa pekerjaan dan mempersiapkan to do list untuk besoknya.
Baca juga: Work-life balance, apakah benar-benar ada? Ini jawabannya
Manfaat work life integration
Dengan work life integration, karyawan bisa menemukan fleksibilitas untuk menentukan prioritas - EKRUT
Salah satu manfaat dari work life integration adalah menghilangkan pola pikir yang melihat pekerjaan dan kehidupan personal sebagai sebuah persaingan, seperti yang ada pada konsep work life balance.
Bagi sebagian orang, pola pikir ini bisa membuat mereka lebih mudah stres ketika mereka gagal mengalokasikan waktu dan energi yang tepat untuk bekerja dan mengerjakan hal-hal lain di kehidupan personal.
Orang pun cenderung berasumsi untuk mendapatkan keseimbangan kehidupan dan kerja harus ada salah satu yang dikorbankan. Misalnya jika ingin performa pekerjaan baik, kamu harus rela mengurangi sedikit waktu untuk keluarga.
Sebaliknya, work life integration menciptakan pola pikir untuk memungkinkan kamu melihat gambaran besar dan interaksi sinergis dari semua komponen dalam kehidupan. Tidak ada rasa persaingan antara elemen pekerjaan dan kehidupan yang harus didistribusikan secara merata.
Work life integration juga menawarkan cara terbaik bagi kamu membuat prioritas secara efektif. Misalnya, kamu bisa mengelola tugas selama bekerja dari rumah dengan cara yang paling sesuai dengan kebutuhan kamu sendiri.
Cara menerapkan work life integration
Hal penting saat menerapkan work life integration adalah fokus pada produktivitas - EKRUT
Beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menerapkan pendekatan work life integration adalah:
1. Ubah pola pikir
Cobalah mengubah pola pikir dengan tidak mengotak-ngotakkan pekerjaan dan kehidupan. Terimalah gagasan bahwa pekerjaan merupakan bagian dari kehidupan yang terkadang tidak bisa dipisahkan.
Ini dapat membantu kamu mengelola ekspektasi dan menghindari perasaan stres atau tertekan karena beban kerja.
2. Fokus pada produktivitas, bukan pada waktu yang dihabiskan
Alih-alih memikirkan berapa jam yang kamu habiskan sehari untuk bekerja dan kehidupan personal, yang terpenting dalam work life integration adalah bagaimana membuat waktu terpakai secara signifikan dan bermakna.
3. Analisa kebutuhan
Work life integration pada setiap orang tidak bisa sama. Cara kamu mengelola waktu bergantung pada komitmen personal dan profesional yang kamu miliki.
Untuk itu cobalah menganalisa kebutuhan dalam pekerjaan dan kehidupanmu untuk menentukan gambaran prioritas yang paling sesuai.
4. Lihat kapan dan dimana kamu paling produktif
Pada saat menerapkan work life integration kamu mungkin akan memperkirakan jadwal yang paling sesuai dengan kesibukanmu.
Karena itu analisa dan lihat kapan dan dimana kondisi terbaik kamu melakukan pekerjaan di antara aktivitas harian. Hal ini penting untuk mengantisipasi penurunan kualitas kerja.
5. Bagi waktu kerja dalam waktu singkat
Cobalah membagi waktu kerja dalam beberapa durasi terpisah. Hal ini bisa diterapkan pada saat remote working atau work from home.
Misalnya, bagi waktu bekerja selama 45 hingga 60 menit. Setelah berhasil menyelesaikan pekerjaan di durasi itu, lakukanlah aktivitas lain yang menyenangkan seperti membaca buku, beristirahat atau berolahraga, kemudian berikan waktu untuk bekerja kembali seperti sebelumnya
Baca juga: 6 Cara meningkatkan kebahagiaan karyawan di kantor
Cara perusahaan mendorong penerapan work life integration
Salah satu cara perusahaan mendorong penerapan work life integration adalah dengan memberikan fleksibilitas kerja - EKRUT
Tidak bisa dipungkiri bahwa perusahaan memainkan peranan besar untuk menentukan apakah karyawannya dapat menerapkan work life integration. Beberapa upaya yang bisa dilakukan perusahaan atau manajer untuk mendorong work life integration adalah:
1. Bersikap fleksibel tentang jam kerja
Work life integration akan sulit berhasil jika perusahaan atau menajer bersikeras bahwa karyawan harus bekerja dengan jam tertentu. Jika memang bisnis kamu bisa menawarkan waktu kerja yang fleksibel, maka lakukanlah hal tersebut.
2. Tetapkan batasan
Meski pekerjaan dapat diintegrasikan ke kehidupan, bukan berarti sebagai manajer kamu berhak untuk memanggil staf kapanpun yang kamu mau setiap harinya.
Pastikan untuk meyakinkan anggota tim bahwa penerapan work life integration tersebut tidak akan disalahgunakan.
3. Sediakan teknologi yang tepat
Saat orang bekerja dari jarak jauh mereka akan membutuhkan teknologi yang tepat untuk melakukannya.
Jika ternyata karyawan kesulitan untuk memenuhi teknologi yang dibutuhkan, cobalah beri dukungan dengan misalnya meminjamkan perangkat atau tools tertentu yang bisa digunakan oleh tim ke rumah atau di luar tempat kerja.
4. Kumpulkan masukan dari karyawan
Agar berhasil mendorong work life integration, perusahaan atau manajer harus merancang strategi yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan karyawan. Karena itu lakukan meeting secara teratur untuk mengumpulkan masukan dan mendiskusikan prioritas dan strategi mengatur kehidupan dan kerja yang ideal.
5. Fokus pada produktivitas
Sama seperti karyawan, manajer dan perusahaan juga sebaiknya menekankan kualitas kerja dan produktivitas, bukan waktu kerja yang mereka habiskan. Agar berjalan efektif buatlah target performa kinerja yang jelas berdasarkan evaluasi penilaian kinerja karyawan.
6. Buatlah budaya dan lingkungan kerja yang positif dan saling percaya
Untuk membangun program work life integration yang berkelanjutan, penting agar manajer dan perusahaan mulai menumbuhkan budaya kerja yang positif, saling percaya dan bertanggung jawab.
Itulah ulasan mengenai work life integration yang bisa diterapkan sebagai pendekatan yang lebih realistis dalam menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan karyawan. Work life integration memberikan kesempatan bagi kamu untuk bisa hidup setiap hari tanpa perlu stres karena terobsesi untuk memisahkan dan menyeimangkan pekerjaan serta kehidupan personal.
Jika didukung dengan benar oleh perusahaan, work life integration bahwa dapat membantu karyawan lebih bahagia, membuat karyawan lebih terlibat dan mengurangi turnover.
Sumber:
- atlassion.com
- berkeley.edu
- allthingstalent.org
- reed.co.uk