Google membocorkan rencananya untuk kembali masuk ke pasar Tiongkok dengan mengembangkan aplikasi sensor berita. Aplikasi sensor ini dikembangkan raksasa teknologi tersebut dengan mengacu pada aturan yang diterapkan pemerintah Tiongkok.
Pengembangan aplikasi ini baru saja dimulai akhir tahun 2017 lalu. Setelah itu, Google mengadakan beberapa kali pertemuan dengan pemangku kebijakan di Tiongkok untuk mengembangkan aplikasi ini.
Dragonfly
The Intercept, seperti dilansir dari mashable.com, mendapatkan informasi dari orang dalam Google yang mengatakan bahwa Google berencana untuk melebarkan sayapnya kembali di Tiongkok, pasar Internet terbesar di dunia. Caranya, melalui pengembangan aplikasi mesin pencari yang ramah terhadap sensor. Aplikasi ini diberi kode “Dragonfly.”
Aplikasi berita untuk Tiongkok juga akan dibekali teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk menyajikan konten berita sesuai dengan preferensi pengguna. Aplikasi ini juga mulai dibanding-bandingkan dengan aplikasi pembaca berita populer yang sudah lebih ada dulu di Tiongkok, yakni Toutiao, yang saat ini memiliki 120 juta pengguna per hari.
Blokir keyword sensitif
Mesin pencari ini nantinya akan memblokir kata kunci yang sensitif, seperti demokrasi, hak asasi manusia, aksi damai, dan agama. Proyek Dragonfly ini diperkirakan akan selesai dan tersedia di Tiongkok paling lambat sekitar awal tahun 2019 mendatang.
Rencana Google untuk membuat aplikasi yang ramah sensor ini sebenarnya bukan tanpa alasan. Pada 2010, Google menarik mesin pencarinya dari Tiongkok karena tersandung masalah hukum yang berkaitan dengan undang-undang sensor dan pengawasan negara. Saat itu, Tiongkok yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping, memang membatasi ruang kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia.
Kembalikan eksistensi di Tiongkok
Seiring perubahan kepemimpinan di Tiongkok dan naiknya Sundar Pichai sebagai CEO Google yang baru, Google pun optimistis mampu mengembalikan eksistensi Google di Tiongkok setelah berunding dengan pejabat setempat pada akhir 2017 lalu.
Meski tidak mengkonfirmasi kabar ini secara langsung, Google telah menyatakan sedang berusaha untuk merangkul pengembang aplikasi lokal. Tujuannya, untuk bertahan di pasar Tiongkok yang potensial.
Rencana Google untuk masuk ke pasar Tiongkok ini ternyata mendapat banyak hujatan. Bahkan dari para Googlers—sebutan untuk karyawan Google. Mereka mempermasalahkan cara Google yang tunduk pada aturan Tiongkok dengan menyensor kata-kata yang sensitif, mengingat selama ini Google menjunjung transparansi dan kebebasan berpendapat.
Sumber:
mashable.com
kompas.com
cnbcindonesia.com