Siapa yang tak kenal Google? Perusahaan raksasa Internet tersebut kini telah memiliki banyak sekali lini bisnis yang dijalankan. Namun, sebagai sebuah perusahaan, Google pun tak luput dari kasus-kasus yang dapat mengotori nama besarnya. Untuk mengetahui kasus-kasus tersebut, simak ulasannya berikut ini.
Gunakan data perusahaan lain
Pada 2012, karyawan Google diduga menggunakan basis data terlindungi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dari Kenya bernama Mocality. Setelah kasus itu terungkap, Google meminta maaf dan memecat karyawan yang terlibat.
Namun, biasanya Google tak menanggapi kasus sejenis dengan respons demikian. Seringkali, Google menggunakan alasan baik demi mengakses data perusahaan lain. Misalnya, salah satu karyawan Google pernah masuk ke aplikasi Safari milik Apple menggunakan perangkat lunak iklan dan kemudian menyalahkan Apple karena tidak mencegah mereka.
Google mengancam untuk mempublikasikan bug jika Apple tidak memperbaikinya. Tentu saja, kasus tersebut tidak berjalan baik bagi Google. Mereka diminta unutk membayar denda senilai US$ 5,5 juta, namun tidak dihukum atas penyalahgunaan privasi pengguna.
Proyek mobil kemudi otomatis
Sebuah dokumen publik mengungkap hubungan antara Google dengan para pembuat kebijakan yang akan mengatur penggunaan mobil kemudi otomatis. Google ditengarai memiliki konflik kepentingan dengan pemangku kebijakan ini. Tentu saja, konflik kepentingan ini dapat berdampak buruk bagi pemerintahan maupun Google dalam jangka panjang.
Google Street View dan Google Earth
Dengan dua fitur Google ini, Anda dapat melihat pemandangan di seluruh dunia dan menelusuri tempat-tempat yang bahkan Anda belum pernah datangi sebelumnya.
Namun, pada waktu yang sama, layanan ini telah membuka satu lagi ruang privasi di dunia nyata. Misalnya, ketika Street View mengungkap keberadaan pangkalan militer rahasia atau memperlihatkan alamat rumah pribadi Anda di dunia maya.
Selain itu, mobil Google yang berkeliling untuk memetakan lokasi-lokasi pada layanan Street View dan sejenisnya juga memiliki kasusnya sendiri. Berdasarkan sebuah gugatan yang tak bisa dimenangkan Google, mobil-mobil tersebut mampu menganggu keamanan firewall yang terdapat pada browser.
Isu rasisme dan diskriminasi
Meski sudah sering menyatakan bahwa Google tak pernah membeda-bedakan agama, ras, warna kulit, keadaan fisik, atau orientasi seksual, mereka masih menerima pengaduan terkait layanan AdWords dan AdSense.
Sebuah studi tentang AdSense menemukan bahwa terdapat diskriiminasi yang signifikan secara statistik dalam pengiriman iklan (terkait catatan penangkapan) berdasarkan penelusuran 2.184 nama pribadi terkait rasisme.
Bagaimana pendapat Anda mengenai keempat kasus Google tersebut? Apakah Anda pernah mengetahuinya sebelumnya?
Sumber:
grunge.com