Sepanjang tahun ini, berdasarkan data dari We Are Social dan eMarketer, jumlah pembeli e-commerce di Indonesia akan mencapai 29 juta orang. Angka ini setara 23 persen pengguna Internet di Tanah Air. Pada 2021, angka tersebut diperkirakan menyentuh 47 juta pembeli atau 35 persen pemakai Internet di Indonesia.
"Setengah populasi Indonesia adalah pengguna Internet, dan merupakan salah satu negara dengan aktivitas jual-beli online di dunia," kata Performance Marketing Project Lead Shopee Indonesia, Teresa Kitono dalam diskusi, "An Introduction: How Digital Marketing Works" pada EKRUTmeets #7 di Jakarta, akhir pekan lalu.
Apa yang sebenarnya berkontribusi terhadap pesatnya pertumbuhan jumlah pembeli e-commerce? Salah satunya adalah pertumbuhan belanja iklan digital di Indonesia. Tahun lalu, belanja digital mencapai 6,5 persen dari total belanja iklan US$ 2,813 juta, atau setara US$ 182 ribu. Di tahun 2021, belanja iklan digital diperkirakan berkontribusi terhadap 23 persen total belanja iklan yang mencapai US$ 3,665 juta. Dengan melihat dampak signifikan iklan digital tersebut, apa sih sih jenis-jenis iklan ini?
Organic vs. paid
Digital advertising adalah iklan yang ditempatkan pada ruang di dunia maya. Ada dua tipe digital advertising, yaitu iklan organik dan paid advertising. Apa yang membedakan dua jenis digital advertising ini?
Setidaknya ada empat hal yang membedakan keduanya. Pertama, belanja iklan. Iklan yang bersifat organik biasanya hanya membutuhkan pengeluaran relatif kecil, atau bahkan tanpa belanja iklan sekali pun. Sementara itu, iklan berbayar tentu saja membutuhkan pengeluaran untuk placement.
Kedua, dari channel atau media penempatan iklan. Iklan organik memanfaatkan channel yang sifatnya owned maupun earned. Paid advertising memanfaatkan channel berbayar. Ketiga, jangka waktu persiapan dan hasil. Pada organic advertising, dibutuhkan persiapan dalam waktu relatif panjang. Hasilnya pun baru bisa terlihat dalam waktu yang cukup lama. Tidak demikian halnya dengan paid advertising, yang persiapannya relatif singkat dan hasilnya terlihat dalam waktu cepat juga.
Tools
Setelah mengetahui perbedaan organic channel dan paid ads, sekarang saatnya mengidentifikasi tools yang dipakai untuk masing-masing ads.
Tools untuk channel organik
Ada empat tools untuk kanal organik, yaitu social media platforms, blog platforms, search engine optimisation (SEO) dan app store optimisation (ASO), serta direct marketing.
Instagram, Facebook, dan YouTube merupakan platform medsos yang efektif untuk user engagement, sekaligus untuk membangun awareness dan kepercayaan terhadap brand, melalui para influencer. Kelebihan lainnya, platform medsos ini gratis!
Sementara itu, salah satu platform blog yang biasa digunakan dalam kanal organik adalah Wordpress. Serupa dengan platform medsos, Wordpress bisa dimanfaatkan untuk membangun loyalitas pelanggan dan kepercayaan terhadap brand. Biasanya, platform ini gratis. Namun ada versi berbayarnya jika kamu menginginkan domain eksklusif.
Kamu pun bisa mempertimbangkan SEO dan ASO jika menginginkan benefit yang sifatnya jangka panjang. Tentu saja materi yang disampaikan dengan tools ini membutuhkan effort yang juga bersifat jangka panjang. Meski demikian, kamu akan menikmati business expoure, user acquisition dan peningkatan kepercayaan terhadap brand melalui tools tersebut. Biasanya, kamu tidak perlu membayar untuk menggunakan tools itu. Namun, kamu harus membayarnya jika memasukkan referral links atau backlinks ke dalamnya.
Tool keempat untuk organic channel adalah direct marketing. Kamu mungkin sudah pernah melihat contohnya, tapi tidak menyadarinya. Email dan app atau web push notification merupakan contoh dari direct marketing. Dengan tool ini, kamu bisa meningkatkan customer activation dan retention. Selain itu, kamu dapat memasukkan berbagai emoji untuk mengembangkan engagement. Meski ada versi gratisnya, sebaiknya kamu memilih yang berbayar, untuk mendapatkan tampilan domain bisnis.
Tools untuk paid ads
Ada Facebook ads dan Google ads yang bisa kamu gunakan sebagai tool pada paid ads. Di Facebook ads, kamu akan menjumpai platform ads bersifat self-serving yang membuatmu bisa menjangkau audiens yang lebih luas, bahkan di luar teman-teman akun Facebook maupun follower Instagram milikmu sekalipun. Kamu bisa menyesuaikan target ads dengan budget yang ada, dan life-cycle dari produk yang ditawarkan perusahaanmu. Kamu juga bisa memilih profil audiens yang menjadi targetmu.
Sementara itu, Google ads menyediakan platform yang memudahkanmu menjangkau seluruh saluran yang terhubung dengan Google. Apa saja saluran itu? Google Search, YouTube, dan website adalah beberapa di antaranya. Kamu dapat menggunakan machine learning untuk optimalisasi campaign yang kamu miliki, melalui Google ads. Hebatnya, kamu juga bisa memprediksi kebutuhan dan keinginan audiens dengan tool ini.
Nah, sekarang kamu telah mengetahui organic channel, paid ads dan tools dari masing-masing ads tersebut. Mana yang paling sesuai dengan kebutuhanmu? Yang penting, kamu harus memiliki obyektif sebelum memulai setiap campaign. Performance Marketing Project Lead Shopee Indonesia, Teresa Kitono mengatakan, idealnya, tujuan akhir dari setiap campaign adalah traffic organik yang berkualitas tinggi dan stabil untuk bisnismu.