Hampir setiap perusahaan pasti pernah melakukan kesalahan dalam proses rekrutmen karyawan. Bila tidak, mungkin kamu tak akan pernah mendengar karyawan yang mengundurkan diri atau diberhentikan dari perusahaan. Tentu, hal-hal seperti di atas terjadi karena berbagai faktor.
Mulai dari perekrut yang kurang bisa melihat apa yang dibutuhkan, hingga kurang mampunya melihat karakter kandidat dengan baik dapat menjadi penyebab kesalahan rekrutmen. Di bawah ini adalah beberapa kesalahan dalam rekrutmen yang sebaiknya kamu hindari demi mendapatkan kandidat yang tepat.
Baca juga: 3 Perbedaan rekrutmen zaman dulu dan sekarang
Pentingnya menghindari kesalahan dalam rekrutmen karyawan
Kesalahan dalam rekrutmen perlu dihindari. (Sumber: Pexels)
Kesalahan dalam rekrutmen merupakan sesuatu yang penting untuk dihindari. Setiap kali perusahaan melakukan kesalahan dalam rekrutmen, maka perusahaan harus menanggung kerugian baik dalam bentuk materi atau non materi. Kerugian dalam bentuk materi bisa berupa biaya perekrutan, orientasi, dan biaya pelatihan. Sedangkan non materi, kesalahan dalam rekrutmen bisa menimbulkan akibat yang negatif bagi produktivitas perusahaan yang juga mempengaruhi reputasi perusahaan itu sendiri.
Kesalahan dalam rekrutmen juga bisa memicu peningkatan turnover, hal ini juga bisa mengganggu fokus karyawan yang tersisa dan kembali berdampak pada produktivitas karyawan yang menurun. Semakin banyak karyawan yang resign, biasanya akan mempengaruhi karyawan yang tersisa menjadi tidak bersemangat dan mendorong mereka untuk ikut mencari peluang yang lebih baik di luar sana. Jika semangat karyawan yang menurun ini memengaruhi hingga ke kultur perusahaan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik talenta-talenta yang bagus. Itulah mengapa perusahaan sebaiknya menghindari kesalahan dalam rekrutmen agar tidak menimbulkan banyak kerugian yang sebenarnya bisa dihindari.
Baca juga: Kesulitan mencari kandidat terbaik? Ini cara tepatnya
12 Kesalahan dalam rekrutmen karyawan
Kesalahan dalam rekrutmen bisa mengakibatkan kerugian finansial perusahaan. (Sumber: Pexels)
Kesalahan dalam rekrutmen di masa lampau sebaiknya menjadi pelajaran di masa kini. Berikut ini adalah 12 kesalahan dalam rekrutmen karyawan yang sebaiknya kamu hindari.
1. Melakukan rekrutmen tanpa adanya kebutuhan
Merekrut tanpa kebutuhan adalah kesalahan dalam rekrutmen yang perlu dihindari. (Sumber: Pexels)
Kesalahan pertama yang tak jarang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan rekrutmen tanpa kebutuhan yang jelas. Ada baiknya jika sebelum membuka lowongan, kamu sudah memastikan bahwa perusahaan membutuhkan karyawan baru karena beban pekerjaan yang ada saat ini sudah tak bisa diatasi oleh tim dengan jumlah yang terbatas. Selain merekrut tanpa kebutuhan, melupakan karakter dan cara berpikir kandidat juga bisa menjadi kesalahan dalam rekrutmen. Karena karakter bukanlah suatu kemampuan yang bisa dilatih, dan jika karyawan tidak memiliki visi serta misi yang sejalan hal ini berpotensi membawa masalah baru.
2. Merekrut tanpa kejelasan tugas
Merekrut tanpa kejelasan tugas termasuk ke dalam kesalahan dalam rekrutmen. (Sumber: Pexels)
Salah satu langkah untuk melakukan rekrutmen adalah memberikan informasi selengkap mungkin tentang tanggung jawab dalam posisi yang ditawarkan. Dengan demikian, kamu dan kandidat sama-sama bisa melakukan penyaringan secara tidak langsung. Sayangnya, banyak petinggi perusahaan dan HRD yang melakukan rekrutmen tanpa menjelaskan dengan rinci tentang pekerjaan yang ditawarkan. Jangan biarkan kandidat menebak-nebak sendiri job description dari posisi yang diminatinya. Akibatnya, banyak karyawan yang akhirnya kebingungan saat melakukan tugas yang sifatnya multitasking.
3. Berimprovisasi
Improvisasi dalam rekrutmen bisa menjadi kesalahan dalam rekrutmen. (Sumber: Pexels)
Tak jarang, banyak tim HRD yang mencoba untuk melakukan improvisasi dalam rekrutmen. Padahal, ada hal-hal dasar yang tetap harus diutamakan saat melakukan perekrutan. Misalnya, mencari referensi calon karyawan, mengecek latar belakang, memastikan bahwa kemampuan kandidat sesuai kebutuhan, dan melakukan wawancara dengan detail.
4. Merekrut karyawan untuk dididik serupa atasan
Merekrut untuk dididik serupa atasan adalah kesalahan dalam rekrutmen yang perlu dihindari. (Sumber: Pexels)
Salah satu keuntungan melakukan perekrutan adalah mendapatkan karyawan yang bertalenta dan berpotensi. Namun bukan dalam hal berpotensi untuk dididik. Seringkali, karyawan direkrut dan dididik sama persis mengikuti karakter atasannya. Tentunya, hal ini nantinya menyulitkan atasan bila karyawan harus bekerja dalam lingkungan yang membutuhkan inovasi dan kreativitas.
Baca juga: 6 pertanyaan untuk dapatkan kandidat berkualitas
5. Jarang melakukan rekrutmen
Kesalahan dalam rekrutmen yang perlu dihindari termasuk jarang melakukan rekrutmen. (Sumber: Pexels)
Meski akan lebih baik jika kamu melakukan rekrutmen pada saat kamu benar-benar membutuhkan posisi tersebut, terlalu menunda perekrutan juga bisa mengganggu kinerja tim. Karena terlalu kekurangan karyawan dapat berdampak pada produk atau jasa mereka serta kultur di kantor. Karyawan baru pun tak diberi cukup waktu untuk berlatih sebelum benar-benar bisa bekerja.
6. Tidak mengantisipasi perubahan kultur
Karyawan berkualitas tinggi pun tetap bisa meninggalkan perusahaan dalam hitungan bulan. Kamu jangan kaget dengan hal ini. Sebab, saat perusahaan merekrut puluhan karyawan, bisa jadi kemudian muncul perubahan budaya kerja di kantor. Terlebih di perusahaan startup yang sedang berkembang. Jika hal seperti ini terjadi, karyawan bisa saja mencari kenyamanan bekerja di perusahaan lain.
7. Membuat deskripsi pekerjaan yang tidak akurat
Ketika seorang perekrut diminta untuk mempekerjakan karyawan baru, dia harus memiliki deskripsi yang jelas tentang kriteria kandidat yang ingin dipekerjakan, seperti skill dan experiences yang harus dimiliki. Semua itu sebaiknya tertuang secara rinci dalam deskripsi pekerjaan. Tanpanya, perekrut akan kesulitan menemukan kandidat yang sesuai dengan harapan untuk posisi tersebut.
Di sisi pelamar, calon karyawan memerlukan deskripsi pekerjaan khusus untuk memutuskan apakah posisi tersebut sesuai dengan kualifikasi dan karier yang diinginkan. Deskripsi pekerjaan yang ditulis dengan baik dan akurat akan memastikan bahwa kandidat yang paling relevan dan memenuhi syarat melamar pekerjaan tersebut.
8. Terlalu mengandalkan wawancara
Beberapa perusahaan hanya mengandalkan wawancara untuk mengevaluasi kandidat yang menurut mereka potensial. Dalam bukunya tahun 2015, eksekutif senior Google, Laszlo Bock mengatakan, "Kebanyakan wawancara adalah buang-buang waktu," karena pewawancara dapat menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk mencoba mengkonfirmasi kesan yang mereka bentuk dari pelamar.
Seorang kandidat dapat mengatakan atau melakukan apa saja untuk mendapatkan pekerjaan yang kamu tawarkan. Pertimbangkan untuk memberinya tes atau latihan untuk mengetahui bagaimana kinerjanya, misalnya tes rekrutmen untuk mengungkapkan seberapa baik dia dalam merencanakan, mengatur, memprioritaskan, dan berkomunikasi.
9. Bersikap diskriminatif
Rekrutmen bergantung pada kemampuan kamu dalam mengambil keputusan, artinya kamu harus menghindari bias yang tidak disadari. Tanpa disadari, kamu mungkin melakukan kesalahan dalam rekrutmen ini, yaitu mendiskriminasi kandidat tertentu demi orang-orang yang memiliki latar belakang, kelas sosial, etnis, usia, atau jenis kelamin yang sama denganmu. Menerima kandidat terlepas dari karakteristik apa pun itu berarti memiliki kumpulan kandidat berbakat yang lebih besar yang berkesempatan untuk direkrut, sehingga meningkatkan peluang kamu untuk merekrut orang terbaik untuk pekerjaan itu.
Baca juga: 5 Tips rekrutmen ini bantu kamu dapatkan kandidat terbaik
10. Menolak kandidat yang overqualified
Kamu mungkin menolak kandidat yang overqualified dengan alasan takut kandidat tersebut akan bosan dan meninggalkan perusahaanmu untuk tantangan yang lebih besar di tempat lain. Tetapi orang-orang yang sangat berpengalaman dan berbakat ini mungkin memiliki keterampilan dan kemampuan yang bisa membantu kamu mengembangkan tim, meskipun nantinya mereka tidak akan bertahan lama.
Selain itu, kamu juga bisa memikirkan tentang peluang pengembangan, kemajuan, atau penghargaan apa yang mungkin bisa kamu tawarkan untuk kandidat tersebut agar tetap bertahan dan loyal kepada perusahaan.
11. Terburu-buru dalam merekrut
Tidak ada kandidat yang sempurna, namun tidak berarti kamu harus terburu-buru dalam merekrut. Kesalahan dalam rekrutmen karena terburu-buru ini justru akan membuatmu bekerja dua kali karena kamu mungkin perlu untuk mengulangi seluruh proses rekrutmen dari awal karena kandidat ternyata tidak sesuai dengan pekerjaan itu. Kamu bisa melakukan wawancara dua kali jika memang diperlukan, atau seperti yang dibahas sebelumnya, kamu bisa memberikan tes rekrutmen untuk benar-benar membuktikan keahlian kandidat.
12. Melihat referensi secara berlebihan
Seberapa besar kamu bisa mempercayai informasi di resume? Menurut survei terhadap lebih dari 2.000 manajer SDM dan rekrutmen di Amerika Serikat, hampir 60 persen perusahaan telah menemukan kebohongan pada resume. Jadi, sebagai perekrut, kamu mungkin perlu memeriksa detail tentang isi resume pada saat wawancara. Selain itu, kamu juga bisa mengetahui apakah seorang kandidat memiliki keterampilan yang tepat untuk tim dengan memberinya tes rekrutmen yang sesuai dengan pekerjaannya.
Baca juga: Contoh surat referensi kerja yang membantu proses rekrutmen
Simplify your recruitment process with EKRUT
EKRUT adalah salah satu jasa rekrutmen karyawan di Indonesia yang dapat diandalkan. (Gambar:Pexels)
Untuk menghindari kesalahan dalam rekrutmen di atas, kamu bisa memanfaatkan platform EKRUT. Didirikan pada tahun 2016, EKRUT merupakan sebuah platform rekrutmen yang menggunakan perpaduan antara teknologi dan jaringan recruiter untuk melakukan proses rekrutmen yang efektif dan berkualitas.
Beberapa manfaat yang bisa kamu peroleh dengan menggunakan EKRUT antara lain yaitu:
- Keuntungan eksklusif dari paket yang disediakan EKRUT.
- Mengelola kandidat dengan mudah menggunakan tracking system yang dimiliki EKRUT.
- Memperoleh kandidat yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan.
- Akses langsung ke talent pool berkualitas yang telah melalui proses kurasi.
- Konsultan profesional yang akan memberikan bantuan selama proses perekrutan.
Perlu diketahui bahwa EKRUT menggunakan teknologi data science seperti Marketplace Curation Algorithm (MCA) untuk menyaring dan mengkurasi 5-10% kandidat kompetitif teratas yang mencari peluang kerja berdasarkan permintaan secara real-time. Maka dari itu, talent yang ditampilkan dalam marketplace adalah talent berkualitas dan terkini.
Untuk mencari dan menemukan kandidat yang sesuai dengan kriteria, EKRUT menggunakan teknologi bernama EKRUT Recommender System (ERS). Kelebihannya, variabel pencarian tidak hanya terbatas pada pengalaman, preferensi, dan keterampilan saja, namun masih banyak lagi. Selain itu, EKRUT juga menggunakan Budget Prediction Algorithm (BPA) untuk mengukur, memprediksi, dan merekomendasikan kisaran ekspektasi gaji untuk masing-masing job posting berdasarkan kondisi market terkini secara efektif.
Baca juga: 5 Manfaat data bagi HRD dalam proses perekrutan
Untuk saat ini, terdapat 2 subscribe plan yang bisa kamu pilih di EKRUT:
1. Platform plan
Tersedia untuk langganan tahunan dan per-kuarter. Dengan subscribe plan ini, perusahaan kamu mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan unlimited hires tanpa harus membayar lagi biaya per hire.
2. Headhunting plan
Tidak ada membership fee untuk plan ini, perusahaan kamu hanya perlu membayar ketika terjadi hire.
Nah, setelah membaca dengan seksama pemaparan di atas, kini kamu telah mengetahui berbagai kesalahan dalam rekrutmen yang bisa kamu hindari. EKRUT bisa menjadi salah satu platform andalan kamu untuk menemukan kandidat yang tepat secara efektif dan membantu kamu menghindari kesalahan dalam rekrutmen. Berbagai manfaat menggunakan EKRUT bisa kamu dapatkan dengan bergabung bersama EKRUT. Yuk, mulai proses rekrutmen yang efektif dari sekarang!
Sumber:
- fastcompany.com
- techinasia.com
- dailysocial.id
- mindtools
- mtac