Aplikasi chatting WhatsApp kabarnya akan mengenakan tarif berlangganan sebesar Rp 14 ribu per tahun atau setara dengan USD 1 bagi para pelanggannya mulai tahun ini.
Tidak dijelaskan secara pasti mulai kapan aturan ini berlaku dan seperti apa skema pembayarannya.
Namun, perlu diketahui bahwa isu tersebut berdasarkan pada pemaparan dua analisis media sosial di acara Facebook Summit yang digelar Mei 2019 lalu di Berlin.
Baca juga: Setelah tragedi di India, WhatsApp batasi penerima pesan forward
Tak hanya itu, pihak dari Facebook pun selaku induk dari perusahaan WhatsApp kabarnya telah mengonfirmasi kebenaran rumor tersebut, dan menyebut akan mulai mengaplikasikannya pada 2020 ini.
Sebelumnya pada 2016 lalu, isu ini memang santer terdengar.
Sang pendiri WhatsApp kala itu, Jon Koum memang telah merencanakan WhatsApp akan berbayar setelah sekian lama digunakan secara gratis.
Saat itu, Jan Koum mengatakan bahwa dengan monetasi aplikasi ini, WhatsApp tidak akan berisi iklan sama sekali.
Baca Juga: Tahun ini aplikasi WhatsApp akan bertabur iklan
Sayangnya, setelah WhatsApp dibeli oleh pendiri Facebook Mark Zuckerberg pada 2014 silam, Mark pun menginginkan WhatsApp berisi iklan.
Di mana bentuk iklannya akan diselipkan ke dalam cuplikan WhatsApp stories pengguna, persis sama seperti iklan di Instagram stories.
Keberadaan iklan pun hingga kini menjadi kontroversi bagi WhatsApp.
Bila benar kedua isu tersebut dilakukan, berarti WhatsApp akan memiliki dua pola pemasukan terbesar dari dari pelanggan, berupa iklan dan berbayar
Rekomendasi Bacaan:
- Ditinggal pendirinya, WhatsApp akhirnya mulai monetisasi
- Sudah dengar rahasia-rahasia Mark Zuckerberg?
- Tahun 2019 nanti akan ada iklan di "Status" WhatsApp
Sumber:
- Engadget.com