Media sosial yang sering digunakan untuk beropini oleh masyarakat, Twitter, saat ini lebih giat dalam memberantas akun-akun palsu, spam, dan bot, yang mengganggu kenyamanan pengguna dalam berbagi informasi. Jika sebelumnya hanya berbasis laporan, kini Twitter mulai mengandalkan teknologi machine learning (ML).
Cegah penyalahgunaan
Twitter menyadari telah menjadi pusat informasi real-time, sehingga ia pun semakin memastikan kualitas percakapan yang ada di platform-nya. Beberapa caranya adalah dengan menangani percakapan yang mengandung kebencian, serta akun-akun yang terdekteksi spam dan melakukan penyalagunaan. Dengan upaya pemberantasan akun palsu menggunakan machine learning, Twitter bisa mencegah oknum jahil yang ingin memanipulasi percakapan dalam skala besar, lintas bahasa dan zona waktu. Bahkan Twitter mampu mengenali dan menindak 9,9 juta akun spam dan bot per minggunya.
Berantas akun palsu
Seperti apa langkah Twitter dalam memberantas akun palsu? Pertama, memantau akun berdasarkan metrik cuitan. Jika ada akun yang mencurigakan, Twitter akan memasukkannya ke daftar ‘read-line’ hingga lolos proses pengecekan. Kedua, memperbaiki proses pendaftaran dengan meminta akun baru untuk mengonfirmasi alamat email dan nomor telepon ketika mendaftar. Ketiga, mengaudit akun yang ada untuk melihat ada tidaknya tanda-tanda pendaftaran otomatis.
Dari proses ini, Twitter mengklaim lebih dari 5.000 pendaftaran bersifat spam bisa dicegah. Keempat, memperluas sistem pendeteksian perilaku berbahaya. Dengan keempat langkah ini, Twitter berharap mampu menjadi tempat berdiskusi sehat serta saling berbagi informasi yang akurat dan relevan.
Twitter diuntungkan
Aksi pemberantasan akun bodong ini tak hanya mendongkrak citra Twitter, tapi juga mendatangkan keuntungan. Harga saham Twitter pun naik. Pendapatannya secara keseluruhan naik dua persen di kuartal keempat lalu, dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Kondisi ini sekaligus membalikkan perkiraan para analis yang memperkirakan penurunan pendapatan untuk empat kuartal berturut-turut
Twitter membukukan pendapatan total US$ 731,6 juta, di atas target Wall Street, yaitu US$ 686,1 juta, berdasarkan analisa Thomson Reuters. Perusahaan itu juga melaporkan laba bersih senilai US$ 91,1 juta atau 12 sen per saham, dibandingkan dengan rugi bersih US$ 167,1 juta atau 23 sen per saham, tahun lalu.
Sebagai pengguna media sosial, bagaimana pendapat Anda tentang aksi Twitter dalam memberantas akun palsu? Apakah efektif?
Sumber:
- techcrunch.com
- okezone.com
- mojok.co
- baca.co.id
- sindonews.com