Istilah transaksi tentu sudah tidak asing. Umumnya orang-orang mengenal transaksi ketika melakukan jual beli. Padahal secara definisi, transaksi tidak hanya sebatas itu. Untuk lebih jelasnya, yuk simak ulasan lebih lengkapnya.
Baca juga: 7 Aplikasi Transfer Uang yang Mudah Digunakan, Hemat, dan Aman
Apa itu transaksi?
Transaksi bisa terjadi dalam penjualan dan akuntansi (Sumber: Pexels)
Transaksi berarti kesepakatan penjual dan pembeli untuk menukar barang, jasa, maupun instrumen keuangan. Singkatnya, transaksi bisa dibedakan menjadi dua, yakni transaksi dalam hal penjualan dan akuntansi. Transaksi penjualan mekanismenya sederhana. Misalnya pihak A menyediakan barang, sementara pihak B memiliki uang. Terjadilah pertukaran antara kedua pihak tersebut. Transaksi seperti ini sudah umum terjadi di segala lapisan masyarakat.
Lebih kompleksnya ada dalam dunia akuntansi. Biasanya dalam bisnis, kesepakatan tidak langsung diselesaikan dalam satu waktu. Ada kesepakatan yang diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Selain dua pihak, ada transaksi pihak ketiga yang bisa terjadi.
Transaksi dalam dunia akuntansi berarti sebuah aktivitas bisnis apa saja yang memiliki dampak langsung pada status finansial serta laporan keuangan. Misalnya saat menjalankan bisnis, ada penjualan beberapa barang ke pelanggan secara tunai sebesar Rp10.000.000. Kegiatan tersebut bisa diukur secara moneter serta berdampak pada posisi keuangan. Hal ini juga termasuk pembayaran gaji karyawan. Peristiwa ini juga disebut transaksi karena memiliki nilai moneter, serta berdampak pada finansial.
Baca juga: 9 Contoh Iklan Lowongan Pekerjaan Beserta Tips untuk Membuatnya
Pelaku transaksi
Ada dua pelaku dalam transaksi (Sumber: Pexels)
Sebuah aktivitas masuk dalam kategori transaksi bila memiliki pelaku. Siapa saja pelaku transaksi?
1. Penerima dana
Pelaku transaksi satu ini berperan sebagai penerima uang dari jual-beli. Uang ini merupakan pengganti barang atau jasa yang dijualnya kepada pemberi dana. Untuk jumlah, waktu pembayaran, hingga metode pembayarannya harus ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama.
2. Pemberi dana
Pemberi dana merupakan pihak yang berperan memberikan dana ketika jual-beli. Pihak satu ini menyerahkan sejumlah uang sebagai alat transaksi untuk mendapatkan barang atau jasa. Jumlah dana yang diberikan berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima.
Baca juga: 7 Website untuk Membuat Tanda Tangan Digital dengan Cepat dan Mudah
Fungsi transaksi
Transaksi memiliki fungsi penting (Sumber: Pexels)
Transaksi dalam bisnis sangat penting peranannya. Tanpa adanya kegiatan tersebut, bisnis bisa mati secara perlahan. Adapun beberapa fungsi transaksi bisa dilihat sebagai berikut.
- Berperan menjalankan roda bisnis. Adanya transaksi berguna agar perusahaan bisa mendapatkan laba, membayar sewa bangunan, beriklan, dan lain sebagainya.
- Setiap transaksi akan disahkan dengan dokumen khusus. Dokumen ini berperan untuk membantu pencatatan keuangan perusahaan.
- Adanya transaksi bisa dikumpulkan buktinya, serta digunakan sebagai rujukan atas berbagai peristiwa yang bisa saja terjadi di kemudian hari.
- Transaksi berperan untuk menandai pihak-pihak yang terlibat dalam penjualan.
Baca juga: Panduan lengkap cara membuat PayPal dengan mudah
Jenis-jenis transaksi
Ada dua jenis transaksi yang umumnya terjadi (Sumber: Pexels)
Ada beberapa jenis transaksi yang umum terjadi. Berikut beberapa diantaranya.
1. Transaksi internal
Transaksi internal merupakan kesepakatan yang hanya melibatkan pihak dalam perusahaan. Biasanya dalam transaksi ini, tidak melibatkan pertukaran dana, melainkan hanya peristiwa yang diukur dari segi moneter. Misalnya penyusutan aset tetap, realisasi hilangnya aset, dan sebagainya.
2. Transaksi eksternal
Transaksi eksternal berarti kesepakatan bisnis dengan sistem tukar nilai dengan pihak luar. Bisnis apapun pasti mengalami transaksi eksternal, sebagai penggerak roda usaha. Misalnya pembelian barang, penjualan barang, pembelian aset untuk kebutuhan bisnis, pembayaran sewa gedung, pembayaran gaji, dan masih banyak lagi. Selain dua jenis transaksi di atas, masih ada pula transaksi cash, transaksi kredit, dan lain sebagainya.
Baca juga: 4 Fungsi Paklaring, Syarat Pembuatan, 4 Fungsinya, dan Contoh Suratnya
10 Dokumen bukti transaksi
Faktur, invoice, dan sebagainya bisa menjadi bukti transaksi (Sumber: Pexels)
Untuk membuktikan telah terjadi transaksi bisa dilakukan dengan beberapa hal sebagai berikut.
1. Faktur
Faktur bisa juga disebut invoice. Umumnya bukti transaksi ini digunakan oleh perusahaan besar. Isi faktur adalah daftar barang atau jasa beserta rincian harga maupun jumlah. Bukti transaksi ini berguna untuk memberi tagihan ke pembeli.
2. Kuitansi
Kuitansi merupakan tanda bukti transaksi yang sifatnya lebih legal secara hukum. Pada kuitansi, terdapat kolom khusus nominal pembayaran, tempat keterangan pembayaran, kolom tanda tangan, dan tempat meletakkan meterai. Bukti transaksi ini lebih sering dipakai karena bisa digunakan untuk menguatkan legalitas dengan tanda tangan bermeterai.
3. Nota debit
Nota merupakan bukti transaksi yang biasanya digunakan pemilik toko, pelaku usaha dagang, hingga retail. Formatnya lebih sederhana dibanding kuitansi dan kurang kuat nilainya di mata hukum. Nah, untuk jenis nota ada nota debit dan kredit. Nota debit berisikan nota pengembalian barang untuk menyatakan komplain. Komplain yang diberikan bisa karena tidak sesuai dengan perjanjian, rusak, dan sebagainya.
4. Nota kredit
Sementara itu, nota kredit berarti balasan atas nota debit. Isinya berupa tindakan yang akan diberikan penjual atas komplain pembeli. Balasan tersebut bisa berupa pengurangan nominal pembayaran, pengembalian uang, dan sebagainya.
5. Bukti setoran bank
Pembayaran barang atau jasa tidak sebatas cash, ada pula yang menggunakan metode transfer. Bukti setoran bank ini legal untuk menandakan telah terjadi transaksi. Bentuknya bisa berupa slip maupun nota transaksi yang berisi setoran pembeli ke penjual.
6. Cek
Cek merupakan dokumen yang berbentuk selembar kertas. Isi cek adalah perintah nasabah kepada bank untuk mencairkan uang sesuai nominal yang tertulis. Nominal tersebut kemudian akan diserahkan bank kepada pemegang cek.
7. Bukti memorandum
Bukti memorandum merupakan catatan transaksi yang diterbitkan atas dasar berbagai peristiwa yang terjadi di internal perusahaan. Umumnya bukti satu ini dikeluarkan pada akhir periode tertentu. Contohnya memo berisi perintah mengurus gaji karyawan yang harus dibayar.
8. Bukti kas masuk dan keluar
Bukti kas masuk dan keluar merupakan tanda bukti penerimaan maupun pengeluaran dari kas perusahaan. Tanda bukti tersebut keluar dengan disertai dokumen tertentu.
9. Rekening koran
Rekening koran bisa menjadi bukti transaksi karena berisi informasi berbagai transaksi. Bukti transfer ini bisa diperlihatkan dalam rekening pada periode waktu tertentu. Rekening koran ini dicetak oleh bank dan perintah pencetakannya diberikan oleh nasabah.
10. Bilyet giro
Bilyet giro mekanisme kerjanya seperti cek. Giro berupa surat berharga yang diberikan kepada seseorang. Surat tersebut bisa ditukar dengan uang sesuai yang tertera. Pengambilan uangnya dilakukan di bank yang ditunjukkan pemberi giro.
Baca juga: Brand awareness: Pengertian, strategi dan 3 contohnya
Itulah pembahasan lengkap soal transaksi yang ternyata lebih kompleks dari sekadar kegiatan jual-beli. Kamu juga bisa temukan artikel menarik lainya di EKRUT Media. Berbagai informasi dan tips menarik tersedia pula di YouTube EKRUT Official. Jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.
Sumber:
- investopedia.com
- akseleran.co.id
- jurnal.id
- midtrans.com
- kamus.tokopedia.com