Setelah dikabarkan akan merger dengan Grab, saat ini Gojek dikabarkan akan menyatu dengan Tokopedia. Dua perusahaan startup asal Indonesia ini dikabarkan telah menandatangani persyaratan terperinci untuk melakukan uji tuntas atas bisnisnya masing-masing.
Menurut sumber yang tidak disebutkan, keduanya melihat potensi yang baik atas merger ini dan kemungkinan akan segera menutup kesepakatan dalam beberapa bulan ke depan. Bila isu merger Tokopedia dan Gojek terjadi, maka dua perusahaan bisa memiliki nilai valuasi yang tinggi hingga 18 miliar US dollar, di mana masing-masing perusahaan dipatok 10,5 miliar US dollar dan 7,5 miliar US dollar.
Lalu, apa kira-kira yang membuat keduanya ingin melakukan merger? Kemungkinan karena keduanya ingin segera menjadi perusahaan go public dan bisa melakukan penawaran umum perdana atau IPO di dua listing yakni Amerika dan Indonesia. Keduanya pun dikabarkan ingin mengalahkan Shopee yang kini telah mendapat pangsa pasar terbanyak di Asia Tenggara serta telah berhasil melakukan IPO pada 2017 silam dengan nilai pasar mencapai 88 miliar AS dollar.
Salah satu sumber juga mengatakan bila perusahaan sedang mempertimbangkan beberapa opsi penawaran umum (IPO) bisa berupa IPO tradisional di Indonesia dan Amerika atau bekerja sama dengan perusahaan cek kosong Bridgetown melalui opsi SPAC. Opsi SPAC alias special purpose acquisition company adalah perusahaan khusus tanpa operasi komersial yang membawa sejumlah perusahaan ke lantai bursa tanpa melalui penawaran perdana (IPO). Melalui opsi SPAC ini perusahaan bisa melantai di bursa dengan risiko minim dan menghindari ketidakpastian IPO selama pandemi berlangsung.
Baca juga: Tokopedia dan Bridgetown di kabarkan akan lakukan merger
Potensi merger Tokopedia dan Gojek
Setelah Gojek dan Grab menemukan jalan buntu karena berbagai penyebab seperti kemungkinan penolakan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) karena adanya monopoli pasar serta perbedaan pandangan antara pemimpin Grab dan Gojek.
Lalu bagaimana potensi merger antara Tokopedia dan Gojek? Perlu diketahui bahwa isu ini bukanlah hal yang baru, melainkan telah muncul sejak 2018 silam. Kesepakatan ini kemungkinan akan menghadapi penolakan regulasi yang lebih lemah ketimbang merger Grab dan Gojek dulu, di tambah kedua pendiri perusahaan juga telah saling mengenal sejak perusahaan berdiri sekitar 10 tahun silam. Lalu apakah ini artinya merger tersebut akan berhasil? Bagaimana menurutmu?
Sumber:
- bloomberg.com
- databoks.katadata