Apakah Anda penggemar sepak bola, terutama klub-klub asal Inggris? Anda pasti mengetahui, Manchester City seperti dilansir kompas.com, meraih kemenangan dalam pertandingan melawan Brighton & Hove Albion dengan skor 3-1 di Stadion Etihad pada Rabu, 9 Mei 2018. Selain Liga Inggris (Premier League), apakah Anda juga selalu mengikuti pertandingan-pertandingan dalam Piala Liga Inggris atau English Football League (EFL)? Jika ya, informasi berikut ini patut Anda simak.
EFL telah mengumumkan akan menggunakan teknologi goal-line dalam 12 pertandingan di kejuaraan tersebut mulai pekan ini, termasuk pada leg pertama dan leg kedua. Chief executive EFL Shaun Harvey dikutip bbc.com menjelaskan, goal-line technology (GLT) akan membantu para petugas dalam pertandingan atau match officials, termasuk hakim garis dan wasit membuat keputusan, bahkan dalam situasi tersulit sekalipun. Lalu, apa itu goal-line technology dan bagaimana cara kerjanya?
Apa itu goal-line technology (GLT)?
Asosiasi sepak bola internasional (FIFA) melalui situs resminya, fifa.com, menyebut goal-line technology (GLT) sebagai suatu teknologi dalam pertandingan yang dipakai untuk menentukan gol dalam sebuah pertandingan, setelah bola benar-benar melewati garis gawang. Teknologi tersebut tidak akan mengganggu pertandingan, karena hanya petugas pertandingan yang menerima sinyal pada jam tangan mereka, untuk mengindikasikan adanya goal.
Informasi mengenai adanya gol akan ditrasisi dalam satu detik. Dengan begitu, wasit dapat segera memberikan respons. Jika penyelenggara pertandingan tidak memutarkan siaran ulang, maka informasi itu benar-benar hanya diterima pada jam tangan petugas pertandingan.
Cara kerja goal-line technology (GLT)
Ada tujuh kamera yang merekam setiap gol. Kamera-kamera tersebut dipasang di bagian atap stadion. Teknologi goal-line ini mampu mendeteksi bagian apa pun pada bola, bahkan yang terkecil sekalipun. Saat sistem menangkap keberadaan bola yang melewati garis gol, maka sinyal akan dikirim ke jam tangan petugas pertandingan. Setiap gambar yang dihasilkan kamera akan diproses untuk mencari posisi bola.
Teknologi goal-line ini menggunakan software pengawasan yang menggabungkan informasi dari semua kamera. Bahkan, sistem sudah mampu mendeteksi adanya gol ketika bola baru terlihat oleh dua dari tujuh kamera yang terpasang. Sistem ini menjanjikan akurasi hingga level milimeter. Warna cat pada garis gol di lapangan tidak akan mempengaruhi akurasi sistem dalam goal-line technology.
Siapa yang menciptakan teknologi itu?
Melalui situs resminya, hawkeyeinnovations.com, perusahaan Hawk-Eye menyatakan sebagai perusahaan pertama yang menerima lisensi FIFA Goal Line Technology (GLT). Sejauh ini, Hawk-Eye telah bekerjasama dengan sejumlah liga dan federasi sepak bola, termasuk Liga Inggris, Bundesliga Jerman, Liga Italia Seri A, dan FIFA.
Tak hanya menghadirkan teknologi bagi sepak bola, Hawk-Eye sebelumnya sudah menyediakan perangkat siaran di pertandingan kriket dan 20 olah raga lainnya di 450 stadion dan lebih dari 65 negara.
Meski demikian, keberadaan teknologi garis gawang tersebut masih menimbulkan perdebatan. Sebab, seperti dilansir goal.com, teknologi tersebut menginformasikan adanya gol dalam laga Ligue 1 Prancis antara Rennes dan Caen pada September 2017. Padahal sebenarnya kiper Caen, yaitu Remy Vercoutre, meninju bola tendangan winger Rennes, Wahbi Khazri. Bagaimana menurut Anda? Apakah global-line technology masih layak digunakan dalam pertandingan sepak bola?
Rekomendasi bacaan:
Google I/O 2018: 500 juta perangkat dan 5 juta foto
Kini komputer sudah bisa membaca emoticon lho!
Teknologi AI tentukan blockbusters di masa depan
Sumber:
kompas.com
bbc.com
fifa.com
hawkeyeinnovations.com
goal.com
.jpg)
