Seorang pemimpin diharapkan dapat menerapkan system thinking terutama untuk membantunya memecahkan masalah di tengah kompleksitas yang dihadapi perusahaan.
Apa itu system thinking?
System thinking merupakan pendekatan untuk melihat organisasi sebagai sistem yang menyeluruh - EKRUT
Pada dasarnya system thinking adalah kemampuan atau pendekatan yang melihat bagaimana sistem organisasi berinteraksi dan saling memengaruhi secara menyeluruh.
Sistem organisasi di sini dipahami sebagai kondisi internal, eksternal, proses, divisi, unit, tim, orang dan komponen yang ada di dalam perusahaan yang saling memengaruhi dan dipandang secara kolektif sebagai sebuah sistem. Dengan kata lain dalam kaitannya dengan organisasi, system thinking melihat pertumbuhan dalam organisasi tidak didasarkan pada satu bagian saja, melainkan karena keseluruhan sistem didalamnya yang berkembang dan responsif.
System thinking dianggap menjadi salah satu kompetensi yang penting dimiliki pemimpin sebab memungkinkan pemimpin menangani dan memeriksa kompleksitas baik eksternal atau internal perusahaan tersebut dengan lebih efektif, melihat masalah, serta mengenali di mana perubahan dibutuhkan dan berarti.
System thinking dapat membuat pemimpin menjadi lebih efektif karena ia dapat memfokuskan bagaimana ia dapat berkontribusi, memberdayakan tim untuk melakukan pekerjaan secara kompeten dan produktif, serta membuat semua orang fokus pada tujuan yang sama.
Baca juga: Kuasai crisis leadership, kemampuan memimpin di tengah krisis
Cara pemimpin menerapkan system thinking
Salah satu cara menerapkan system thinking adalah dengan memperhatikan setiap feedback untuk mengambil keputusan - EKRUT
Setelah mengetahui apa itu system thinking dan beberapa manfaatnya, lantas bagaimana cara pemimpin menerapkan system thinking di lingkungan kerja?
Beberapa cara yang dapat dilakukan pemimpin untuk menerapkan system thinking adalah:
1. Pahami level dan penyebab kompleksitas perusahaan
Dalam konteks organisasi ada empat tingkat pengalaman organisasi yang saling berhubungan dan menimbulkan kompleksitas, yaitu:
- Tingkat pertama. Ini adalah lingkungan, pesaing dan pelanggan.
- Tingkat kedua, ini adalah tindakan organisasi dan manajer. Contohnya strategi, praktik manajemen, kebijakan atau prosedur.
- Tingkat ketiga yaitu identifikasi masalah, definisi masalah, dan proses penyelesaian masalah organisasi dan manajer itu sendiri. Contohnya budaya, keahlian, dan orientasi fungsional
- Tingkat terakhir adalah kesadaran organisasi.
Seorang pemimpin akan terlibat dalam empat tingkat pengalaman ini. Mereka perlu terlibat dalam pembelajaran pemeliharaan yang diperlukan dalam menangani kejadian sehari-hari yang dapat diprediksi.
2. Menyadari bahwa pemimpin adalah peserta antisipatif
Salah satu cara pemimpin menerapkan system thinking adalah menggeser cara berpikirnya dalam memahami situasi yang kompleks dalam pekerjaan dan perusahaan.
Ini dilakukan dengan menyadari bahwa mereka bukan sebatas reaktor namun peserta aktif yang turut membentuk realitas dan menciptakan masa depan. Karena itu setiap tindakan harus dipikirkan dengan benar karena tidak semua memberi hasil yang sesuai harapan.
Itu sebabnya pemimpin harus terus mempelajari berbagai variabel dalam kompleksitas yang ada di pekerjaan dan perusahaan.
3. Mengelola kompleksitas dinamis
Kompleksitas dinamis dapat dikelola dengan melihat keterkaitan utama yang mendasari suatu masalah. Alih-alih melihat sesuatu dalam hubungan linear sebab akibat, cobalah melihat keterkaitan dan proses perubahan yang terjadi.
Baca juga: 6 Tips mengembangkan kemampuan berpikir strategis
4 Mengelola pembelajaran antisipatif dan partisipatif
Perubahan dalam perusahaan umumnya adalah sesuatu yang bersifat berkelanjutan. Itu sebabnya pembelajaran antisipatif dan partisipatif diperlukan. Pemimpin harus mengelola pembelajaran antisipatif dengan membantu karyawan dan organisasi memperkirakan kebutuhan di masa depan.
Mereka harus menyediakan kondisi bagi karyawan untuk bekerja bersama, berpartisipasi dalam dialog, berempati satu sama lain hingga akhirnya apa yang disebut pembelajaran partisipatif dapat terjadi.
Pembelajaran partisipatif adalah ketika karyawan dapat mempertanyakan asumsi, mencari tahu kegiatan apa yang dianggap tidak produktif dan akhirnya dapat berhenti melakukannya. Ini diperlukan karyawan dalam melakukan perbaikan, serta menciptakan inovasi produk dan layanan,
5. Memahami feedback
Cara lain menerapkan system thinking adalah dengan menerima dan memahami feedback. Pasalnya dalam system thinking setiap feedback dapat memberi pengaruh timbal balik. Karena itu pahami feedback untuk menggambarkan bagaimana tindakan yang akan kamu ambil dapat memperkuat atau menyeimbangkan feedback yang ada.
System thinking adalah kemampuan yang dapat dikembangkan oleh pemimpin secara bertahap dengan membiasakannya dalam pengalaman kerja sehari-hari. Karena itu mulailah untuk menerapkannya dari sekarang, ya.
Akan lebih baik lagi bila kamu juga dapat mendorong para anggota di perusahaan untuk turut menerapkannya. Sebab, dengan begitu penerapannya dapat membawa dampak baik pada perusahaan secara keseluruhan.
Baca juga: 8 Cara Mengatasi Overthinking bagi Karyawan
Sumber:
- Linkedin.com
- scontrino-powell.com
- cpshr.us