Pada proses produksi konten seperti video, film, komik, ataupun media lainnya yang memerlukan perencanaan adegan, terdapat langkah penting yang sebaiknya dilakukan antara terciptanya sebuah ide dan proses produksi itu sendiri, langkah tersebut ialah menyusun storyboard.
Apa itu storyboard, tujuan, manfaat, dan bagaimana cara membuat storyboard? Yuk, simak terus penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Apa itu storyboard?
Storyboard adalah garis besar visual dari sebuah film. (Gambar: pexels.com)
Kalau kamu pernah melihat sketsa gambar yang disusun secara berurutan, itulah storyboard. Storyboard umumnya disusun pada tahap awal pembuatan video dan digunakan sebagai perencanaan dalam pembuatan film atau video, salah satunya yaitu, video marketing.
Baca juga: 6 Situs free footage terbaik dan terlengkap untuk video marketing
Terdapat beberapa pengertian storyboard dari beberapa sumber. Dilansir dari Master Class, storyboard adalah garis besar visual dari sebuah film (baik itu film pendek atau film panjang) atau animasi. Storyboard adalah bagian penting dari proses pra-produksi dan terdiri dari serangkaian gambar yang menunjukkan semua yang akan terjadi di karyamu yang sudah jadi.
Merujuk ke Studio Binder, storyboard adalah tata letak grafis yang mengurutkan ilustrasi dan gambar dengan tujuan menceritakan sebuah cerita secara visual. Storyboard digunakan untuk mengomunikasikan bagaimana sebuah adegan akan diambil dan sering digunakan untuk film, televisi, animasi, iklan, atau media interaktif.
Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa storyboard adalah sebuah papan cerita berupa rangkaian sketsa gambar yang disusun secara berurutan sesuai dengan alur cerita yang menggambarkan perubahan penting dari adegan dan aksi dalam pengambilan gambar. Dengan storyboard, seorang creator dapat menyampaikan pesan atau ide dengan lebih mudah.
Baca juga: Begini cara kerja algoritma Youtube 2021 terbaru
Tujuan membuat storyboard dan kapan perlu menggunakannya?
Fungsi storyboard adalah menggambarkan alur cerita mulai dari awal hingga akhir. (Gambar: pexels.com)
Dilihat dari sejarahnya, pembuatan storyboard dimulai pada tahun 1930 oleh Studio Walt Disney, di mana buku komik mulai berkembang. Hingga sampai saat ini, storyboard dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti industri perfilman, bisnis, maupun edukasi. Sebelum membahas tujuan membuat storyboard, kamu perlu mengetahui fungsi dari storyboard juga.
Beberapa fungsi storyboard adalah untuk menggambarkan alur cerita mulai dari awal hingga akhir, merencanakan proses pengambilan gambar agar lebih terstruktur, sebagai pedoman mulai dari proses produksi hingga proses pengeditan sehingga prosesnya lebih mudah dan hasilnya sesuai, dan berperan besar dalam proses pembuatan audio visual, seperti video, animasi atau film.
Baca juga: Memahami dunia motion graphic dan peluang karier di bidangnya
Lalu, bagaimana dengan tujuan pembuatan storyboard? Dirangkum dari Maxmanroe, tujuan dari pembuatan storyboard adalah sebagai berikut:
- Sebagai sebuah panduan bagi sutradara, produser, penulis cerita, kameramen, hingga penata cahaya.
- Sebagai alat untuk mengomunikasikan dan memvisualisasikan ide atau gagasan.
- Mempermudah orang lain untuk memahami alur dan isi dari cerita yang ingin disampaikan.
- Untuk menjelaskan proses pergantian, perpindahan setiap frame atau elemen, serta berperan dalam pengaturan waktu atau timing pada setiap sequence.
- Untuk memudahkan dan mempercepat proses pembuatan video atau animasi, baik itu berdurasi pendek maupun panjang.
Selain tujuan di atas, menurut Elemental Media, pembuatan storyboard juga bisa memudahkan orang dalam mencari tahu kesalahan pada teks narasi, penggunaan media dan detail lainnya, sehingga dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.
Storyboard ini tepat untuk digunakan untuk membantu kamu membuat video untuk tujuan apapun, termasuk untuk membuat video marketing, di mana kamu perlu bekerja bersama beberapa orang lainnya. Maka dengan storyboard ini, ide dapat lebih mudah disampaikan dan proses produksi akan lebih terarah dan berjalan dengan efisien.
Baca juga: Pentingnya moodboard dalam proses pembuatan situs
Cara membuat storyboard
Langkah awal membuat storyboard adalah menentukan ide dan timeline (Gambar: pexels.com)
Setelah kamu memiliki ide atau gagasan untuk sebuah video marketing, langkah selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah mengembangkan storyboard. Langkah-langkah untuk membuat storyboard adalah sebagai berikut:
1. Membuat timeline
Struktur adalah hal utama dalam pembuatan storyboard. Langkah pertama, buatlah urutan kejadian atau cerita di video kamu. Kamu bisa menggunakan urutan mulai dari pembuka, rumusan masalah, solusi, dan yang terakhir adalah call to action.
2. Menentukan scene utama
Tentukan dan tekankan poin-poin penting dalam video kamu. Biasanya, yang terpenting dalam suatu video adalah pesan yang ingin kamu sampaikan kepada penonton. Pesan ini berkaitan dengan tujuanmu membuat video tersebut. Pada intinya, tentukan bagian mana yang dinilai mampu memikat penonton dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan nyata.
3. Menambahkan detail pada setiap scene
Kamu perlu menentukan pendekatan seperti apa yang ingin kamu pakai. Pendekatan yang sederhana, fokus pada animasi, atau yang lain. Usahakan agar penonton mudah untuk menangkap pesan yang ingin kamu sampaikan.
4. Menulis naskah/script video
Naskah dalam video dapat berbentuk dialog, pengisi suara, atau juga bisa kombinasi keduanya. Script yang kamu buat harus memuat semua kata yang diucapkan di video. Dalam setiap kotak adegan, kamu perlu menuliskan script-nya masing-masing.
5. Memilih alat/tools untuk membuat storyboard
Storyboard bisa kamu buat secara manual maupun menggunakan alat/tools yang sudah tersedia. Jika kamu memilih membuat storyboard secara manual, kamu membutuhkan pena, spidol, pensil warna, dan kertas. Sedangkan apabila kamu memilih menggunakan alat bantu, kamu bisa memanfaatkan beberapa opsi seperti :
- Microsoft PowerPoint atau Google Slides,
- Adobe Illustrator dan Adobe InDesign
- Adobe Photoshop Sketch
- Amazon Storyteller atau Storyboard That
- Storyboarder, Canva, Plot, Boords, atau Storyboard Pro
6. Membuat sketsa
Di fase ini, kamu akan menggambar karakter dan latar belakang yang kamu gunakan. Kamu tidak harus cakap dalam menggambar karena sekarang ini banyak tools yang mendukung menyertakan gambar orang dilengkapi ekspresi, gaya, dan latar belakang yang menunjang.
7. Memberikan catatan detail pada setiap adegan
Kamu perlu menambahkan catatan untuk orang yang akan mengerjakan video. Catatan tersebut dapat berupa pencahayaan yang diinginkan dan sudut pandang kamera (camera angle).
8. Lakukan tahap pengujian dan revisi
Sebelum video dirilis, kamu dapat melakukan beberapa tahap review dan revisi. Hal ini dilakukan agar video yang diproduksi nantinya adalah versi final dan sesuai dengan yang diharapkan.
Baca juga: 6 Cara membuat brand storytelling yang menarik dan autentik
3 Contoh storyboard
Storyboard adalah papan cerita berupa rangkaian sketsa gambar. (Gambar: pexels.com)
Contoh storyboard yang paling sering digunakan adalah dalam pembuatan film dan animasi. Biasanya, storyboard yang dibuat dalam bentuk sketsa ataupun mockup. Beberapa contoh storyboard adalah sebagai berikut:
1. Storyboard untuk industri film & hiburan
(Gambar: storyboardthat.com)
2. Storyboard iklan digital
(Gambar: studioantelope.com)
3. Storyboard iklan makanan
(Gambar: brainly.co.id)
Demikian penjelasan mengenai pengertian storyboard, tujuan, cara, dan contoh membuat storyboard. Untuk memperoleh hasil yang terbaik, tahapan ini sebaiknya tidak lupa untuk dipersiapkan. Untuk kamu yang tertarik bekerja di bidang seperti di atas, kamu bisa mendaftarkan dirimu melalui EKRUT. Di EKRUT terdapat berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.
Selain itu kamu juga bisa mendapatkan banyak tips pengembangan karier lainnya melalui YouTube EKRUTtv, salah satunya “Cara meningkatkan kemampuan presentasi” di bawah ini.
Sumber:
- masterclass
- studiobinder
- milanote
- studioantelope.com
- masterclass.com
- sekawanmedia.co.id