Rasio likuiditas adalah metrik keuangan penting yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban utang saat ini. Pemahaman ini tidak hanya dibutuhkan oleh pemilik bisnis, namun juga oleh calon kreditur/pemberi pinjaman. Yuk, cari tahu semua yang perlu kamu ketahui tentang rasio likuiditas mulai dari pengertian, manfaat, jenis, hingga perbedaannya dengan rasio solvabilitas di bawah ini!
Baca juga: Apa itu rasio keuangan? Berikut manfaat, jenis, dan 4 rumusnya
Apa itu rasio likuiditas?
Rasio likuiditas menunjukkan kecepatan perusahaan melunasi kewajibannya. (Sumber: Pexels)
Bersumber dari Investopedia, rasio likuiditas adalah metrik keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bisnis untuk melunasi hutangnya saat jatuh tempo. Dengan kata lain, rasio likuiditas menunjukkan seberapa cepat perusahaan dapat mengubah aset lancarnya menjadi uang tunai sehingga dapat melunasi kewajibannya secara tepat waktu.
Selain penting untuk dipahami oleh pemilik bisnis, rasio likuiditas biasanya juga digunakan oleh kreditur/pemberi pinjaman untuk menentukan apakah mereka akan memberikan kredit untuk perusahaan.
Baca juga: Mengenal 3 jenis rasio solvabilitas dan manfaatnya bagi perusahaan atau bisnis
Manfaat rasio likuiditas
Rasio likuiditas bermanfaat bagi pemilik bisnis dan pemberi pinjaman. (Sumber: Pexels)
Rasio likuiditas mempengaruhi kredibilitas perusahaan serta peringkat kredit perusahaan. Oleh karena itu, rasio ini memainkan peran penting dalam stabilitas keuangan setiap perusahaan dan peringkat kredit.
Bersumber dari The Strategy Watch, beberapa manfaat dari rasio likuiditas adalah sebagai berikut:
- Rasio likuiditas membantu untuk mendapatkan gambaran tentang posisi likuiditas perusahaan
- Rasio likuiditas menunjukkan bagaimana kekayaan aset perusahaan saat ini
- Rasio likuiditas menunjukkan berapa banyak hutang yang dapat dilunasi dengan menggunakan uang tunai di tangan
- Rasio likuiditas membantu untuk memahami kekuatan perusahaan
- Rasio likuiditas menunjukkan seberapa cepat perusahaan dapat melunasi utangnya
- Rasio likuiditas membantu untuk memahami seberapa cepat perusahaan dapat mengubah persediaannya menjadi uang tunai
- Rasio likuiditas membantu untuk memahami berapa banyak uang tunai/aset lancar yang diperlukan jika perusahaan mengalami defisit
- Rasio likuiditas menunjukkan berapa banyak idealnya jumlah uang yang ada di tangan
- Rasio likuiditas menunjukkan berapa banyak aset lancar yang digunakan dengan benar
- Rasio likuiditas menunjukkan berapa banyak inventaris yang disimpan dalam penyimpanan
Baca juga: Nilai perusahaan: Indikator, fungsi, dan 6 faktor yang memengaruhinya
Jenis-jenis rasio likuiditas dan cara menghitungnya
Rasio likuiditas dibagi menjadi tiga jenis. (Sumber: Pexels)
Rasio likuiditas dibedakan menjadi beberapa jenis. Berikut ini adalah jenis-jenis rasio likuiditas yang paling sering digunakan dan cara menghitungnya:
1. Current ratio (rasio lancar)
Current ratio atau rasio lancar adalah rasio likuiditas paling sederhana untuk dihitung dan diinterpretasikan. Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancarnya (dibayar dalam satu tahun) dengan total aset lancarnya seperti kas, piutang, dan persediaan. Semakin tinggi rasio, semakin baik posisi likuiditas perusahaan.
Baris aset lancar dan kewajiban lancar dapat ditemukan pada neraca perusahaan. Rasio lancar didapat dengan cara membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Secara sederhana, rumus menghitung current ratio atau rasio lancar adalah sebagai berikut:
2. Quick ratio (rasio cepat)
Quick ratio atau rasio cepat adalah rasio yang digunakan untuk menentukan bagaimana bisnis dapat melunasi kewajiban lancarnya dengan aset cepat atau aset yang paling likuid. Quick ratio ini juga dikenal sebagai acid-test ratio.
Aset cepat adalah aset lancar yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu 90 hari. Adapun yang tidak termasuk dalam aset cepat adalah supplies, inventory, dan biaya dibayar di muka (prepaid expenses).
Rasio cepat hanya mempertimbangkan aset lancar tertentu yang lebih likuid seperti uang tunai, piutang, dan surat berharga. Jadi, rasio cepat lebih merupakan ujian kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset yang paling likuid. Semakin besar rasio, maka tentu akan semakin baik juga posisi keuangan perusahaan.
Rumus menghitung rasio likuiditas dengan quick ratio atau rasio cepat adalah sebagai berikut:
atau
3. Cash ratio (rasio kas)
Cash ratio atau rasio kas adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban saat ini dengan uang tunai atau setara kas (yaitu, surat berharga, tagihan treasury, dll.).
Rasio kas menguji likuiditas lebih jauh. Rasio ini hanya mempertimbangkan aset perusahaan yang paling likuid (paling tersedia bagi perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek). Pada jenis rasio likuiditas ini, semua aset lainnya, termasuk piutang, inventaris, dan biaya dibayar di muka, tidak boleh dimasukkan dalam perhitungan.
Rumus menghitung rasio likuiditas dengan cash ratio atau rasio kas adalah sebagai berikut:
Baca juga: Apa itu dividen? Berikut pengertian, jenis, dan contoh perhitungannya
Bedanya rasio likuiditas dengan rasio solvabilitas
Rasio likuiditas berbeda dengan rasio solvabilitas. (Sumber: Pexels)
Berbeda dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi total kewajiban keuangan dan hutang jangka panjangnya. Solvabilitas berkaitan dengan kemampuan keseluruhan perusahaan untuk membayar kewajiban utang dan melanjutkan operasi bisnis, sementara likuiditas lebih berfokus pada akun keuangan saat ini atau jangka pendek.
Sebuah perusahaan harus memiliki lebih banyak aset lancar daripada kewajiban lancar untuk menjadi likuid. Meskipun solvabilitas tidak berhubungan langsung dengan likuiditas, rasio likuiditas menyajikan ekspektasi awal mengenai solvabilitas perusahaan.
Rasio solvabilitas dihitung dengan membagi laba bersih dan depresiasi perusahaan dengan kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya. Hal ini menunjukkan apakah laba bersih perusahaan dapat menutupi total kewajibannya. Umumnya, perusahaan dengan rasio solvabilitas yang lebih tinggi dianggap sebagai investasi yang lebih menguntungkan.
Baca juga: Mengenal Apa Itu ROE? Serta Faktor dan Cara Menghitungnya
Perlu diingat bahwa rasio likuiditas yang lebih tinggi menandakan bahwa bisnis memiliki margin keamanan yang lebih signifikan terkait kemampuan melunasi kewajiban utang. Di samping itu, rasio likuiditas yang terlalu tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menyimpan terlalu banyak uang tunai dan tidak mengalokasikan modal secara efektif.
Sekian penjelasan mengenai rasio likuiditas mulai dari pengertian hingga perbedaannya dengan rasio solvabilitas. Semoga informasi di atas bermanfaat!
Selain dari artikel EKRUT Media ini, kamu masih bisa memperoleh informasi dan berbagai tips bermanfaat lainnya melalui YouTube EKRUT Official. Nah, jika ingin mengembangkan karier dan mencari pekerjaan baru, kamu cukup sekali sign up di EKRUT untuk mendapatkan lebih dari satu kali undangan interview oleh berbagai perusahaan ternama!
Sumber:
- Investopedia
- Corporate Finance Institute
- Cleartax
- Gocardless