Psikiater adalah profesi yang selama ini sering kali orang samakan dengan psikolog. Padahal, kedua profesi ini mempunyai jenis pekerjaan, tingkat pendidikan hingga penanganan pasien yang berbeda. Secara umum, psikiater dan psikolog sama-sama menangani pasien yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Namun, terdapat beberapa poin yang perlu diketahui lebih dalam, sehingga kamu bisa paham mana profesi yang menangani kesehatan mental dengan skala berat dan tidak. Berikut ini terdapat pembahasan mengenai psikiater adalah profesi dengan definisi seperti apa, peran dan tanggung jawab, serta perbedaannya dengan psikolog. Yuk, simak dengan saksama!
Baca juga: Ini pentingnya kesehatan mental karyawan bagi perusahaan
Apa itu psikiater?
Psikiater adalah seorang dokter medis dengan spesialisasi kesehatan mental. (sumber: pexels)
Psikiater adalah seorang dokter medis yang mengambil spesialisasi di bidang kesehatan mental. Seorang psikiater dapat memahami dengan jelas kondisi kesehatan secara fisik maupun mental dan akan mempertimbangkan keduanya demi pengobatan pasien.
Menurut Dr. Danielle J.Johnson, seorang rekan dari American Psychiatric Association menjelaskan bahwa psikiater adalah profesi yang mampu mendiagnosis, mengobati, mencegah gangguan mental, atau perilaku dengan penggunaan obat-obatan.
Contoh gangguan mental yang ditangani oleh psikiater adalah antara lain bipolar, skizofrenia, kecemasan, fobia, gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan stres pasca trauma (PTSD), anoreksia, kecanduan obat-obatan, dan masih banyak lagi.
Seorang psikiater harus menempuh pendidikan formal kedokteran terlebih dahulu sebelum mendapatkan jabatan sebagai seorang spesialis. Setelah itu, ia pun perlu melakukan residensi selama empat tahun dan baru memfokuskan dirinya ke satu bidang, yaitu psikiatri. Adapun peran dan tanggung jawab yang perlu dijalani psikiater.
Baca juga: 6 Cara mengatasi depresi di tempat kerja agar tak semakin larut
Peran dan tanggung jawab psikiater
Salah satu peran dan tanggung jawab psikiater adalah berkomunikasi dengan pasien. (sumber: pexels)
Psikiater adalah cabang kedokteran yang fokusnya mendiagnosis, melakukan pengobatan, pencegahan gangguan mental, emosional, dan perilaku. Umumnya, orang yang mencari psikiater adalah mereka yang tiba-tiba mengalami serangan panik, halusinasi menakutkan, atau mendengar ‘suara’ yang sifatnya jangka panjang.
Untuk membantu pasiennya, psikiater akan melakukan beberapa peran dan bertanggung jawab atas proses pengobatan. Beberapa peran dan tanggung jawab tersebut, yakni:
1. Berkomunikasi secara langsung dengan pasien
Peran dan tanggung jawab pertama dari seorang psikiater adalah berkomunikasi secara langsung dengan pasien. Untuk membantu permasalahan yang pasien alami, seorang psikiater perlu melakukan beberapa peninjauan lebih dalam tentang kehidupan pasiennya. Kamu tidak perlu khawatir akan penggalian informasi pribadi, karena hal ini dilakukan sesuai standar praktik yang sudah ditentukan.
Psikiater akan melakukan peninjauan meliputi pemeriksaan secara mental dan fisik, latar belakang, situasi sosial, masalah, dan faktor risiko potensial lainnya yang dapat memicu kondisi kesehatan mental pasien saat itu.
2. Menentukan rancangan atau rencana pengobatan
Sebelum menentukan rancangan atau rencana pengobatan, biasanya psikiater akan melihat catatan mengenai pasien terlebih dahulu. Nantinya, psikiater bisa melihat setiap interaksi dan membuat keputusan mengenai pengobatan apa yang tepat bagi pasien.
Namun, untuk memutuskan rencananya secara final, psikiater perlu membahasnya dengan keluarga, wali, atau kerabat pasien. Ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab psikiater terhadap pasien, bila terjadi hal yang tidak diinginkan.
3. Memberikan obat-obatan jika perlu
Salah satu peran seorang psikiater adalah memberikan pengobatan dengan salah satu cara paling umum, yaitu pemberian obat-obatan tertentu. Beberapa resep obat-obatan yang diberikan psikiater bisa berupa antidepresan, antipsikotik, obat tidur, obat penenang ringan, dan lithium atau penstabil suasana hati.
Perlu kamu ketahui, konsumsi obat tersebut membutuhkan resep dokter dan tidak bisa sembarangan diminum. Selain itu, ada jadwal meminumnya secara teratur yang hanya diketahui oleh dokter terkait. Jadi, jangan pernah mencoba untuk meminumnya tanpa ada resep dokter.
4. Memantau perkembangan pasien
Peran dan tanggung jawab selanjutnya dari psikiater adalah memantau perkembangan pengobatan pasien. Setelah melakukan peninjauan, rencana pengobatan, atau bahkan pemberian obat-obatan, bukan berarti tugas seorang psikiater sudah selesai.
Masih ada tahap pemantauan perkembangan pasien untuk mengetahui, apakah ada kemajuan dari segi kesehatan mentalnya. Ini juga menjadi tahap yang penting sebagai evaluasi apakah metode pengobatan yang dipilih sebelumnya berhasil pada pasien atau tidak.
5. Bekerja sama dengan tim profesional lain
Bekerja sama dengan tim profesional lain menjadi peran dan tanggung jawab terakhir dari psikiater. Saat seluruh metode pengobatan yang telah dibuat psikiater untuk pasiennya tak lagi membawa dampak positif, maka diperlukan bantuan dari tim profesional lainnya.
Tim profesional ini bisa saja terdiri dari psikolog, terapis, dan perawat psikiatri. Bekerja sama dengan tim profesional lain bukan berarti seorang psikiater tidak bisa menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan baik. Hanya saja, pasien membutuhkan bantuan dari tenaga profesional lain untuk membuat kesehatan mentalnya lebih baik.
Baca juga: Sudah Pernah Tes Kesehatan Mental? Berikut Cara Tes Hingga Kisaran Biayanya!
Ranah pendidikan dan pekerjaan psikiater
Pekerjaan psikiater adalah memberikan pengobatan secara menyeluruh pada pasien. (sumber: pexels)
Psikiater adalah dokter medis. Pernyataan ini menunjukkan bahwa untuk menjadi seorang psikiater, maka diperlukan proses belajar selama delapan semester terlebih dahulu. Lebih jelasnya tentang ranah pendidikan dan pekerjaan apa saja yang dilakukan psikiater, berikut penjelasannya.
1. Pendidikan yang ditempuh
Menjadi salah satu cabang dari kedokteran membuat seseorang yang ingin mendapatkan jabatan sebagai psikiater harus menempuh pendidikan dokter terlebih dahulu. Ada pendidikan sarjana atau S1 yang perlu ditempuh untuk mendapatkan gelar dokter umum.
Setelah itu, masih ada masa residensi yang perlu dijalani guna meraih spesialisasi psikiatri. Bagi yang lolos spesialisasi, maka gelar Spesialis Kesehatan Jiwa atau Sp.K.J berhasil didapatkan. Dari sinilah perjalanan menjadi psikiater baru dimulai.
2. Pekerjaan yang dilakukan
Pada dasarnya, fokus pekerjaan yang dilakukan oleh seorang psikiater adalah menangani kasus rumit yang berkaitan dengan kesehatan mental. Lebih mudahnya, psikiater lebih sering mengurus kasus kesehatan jiwa yang memiliki diagnosis berat. Contohnya, seperti bipolar.
Bipolar adalah kondisi mental yang menyebabkan seseorang merasakan perubahan secara drastis pada suasana hati, energi, hingga konsentrasi. Kondisi kesehatan mental inilah yang membutuhkan bantuan dari psikiater untuk dianalisis lebih lanjut.
Umumnya, psikiater akan memulai diagnosis dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan pasien maupun mengetahui latar belakangnya. Setelah itu, psikiater baru menentukan metode pengobatan apa yang cocok untuk kondisi kesehatan mental pasien.
Tidak hanya sebatas itu, di beberapa negara maju, psikiater bertanggung jawab secara penuh terhadap kondisi mental pasiennya. Mereka dapat memberikan terapi melalui obat-obatan dengan fungsi sebagai stimulan bagi saraf otak pasien.
3. Jenis kondisi kesehatan mental yang ditangani psikiater
Seperti penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, psikiater adalah dokter medis yang menangani kasus kesehatan mental dengan diagnosis berat. Beberapa jenis kondisi kesehatan mental dengan diagnosis berat yang biasa ditangani psikiater adalah sebagai berikut:
- Bipolar. Kondisi kesehatan mental ini berkaitan dengan perubahan secara drastis pada suasana hati, energi, dan konsentrasi seseorang.
- Skizofrenia. Pada kasus skizofrenia, gangguan ini bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang umur. Gejala skizofrenia antara lain sering berhalusinasi, delusi, pola pikir yang kacau, dan perubahan sikap.
- Gangguan obsesif kompulsif (OCD). Ini merupakan gangguan psikologis yang membuat orang dengan gejalanya memiliki keinginan berlebihan untuk melakukan sesuatu.
- Gangguan stres pasca trauma (PTSD). Biasanya kondisi ini ditandai dengan gangguan mental yang muncul setelah mengalami suatu peristiwa traumatis atau mengerikan.
- Anoreksia. Anoreksia atau secara medis disebut anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang membuat orang dengan gejalanya terobsesi pada berat badan atau makanan yang dikonsumsinya. Meski hanya gangguan makan, tetapi orang dengan anoreksia memerlukan bantuan psikiater karena masuk dalam gangguan kondisi kesehatan mental.
Baca juga: 14 Penyakit akibat kerja berlebihan yang sering diderita karyawan
Perbedaan psikiater dan psikolog
Perbedaan utama antara psikiater dan psikolog terletak di pendidikan dan pelatihan. (sumber: pexels)
Banyak orang masih mengira bahwa profesi psikiater dan psikolog sama saja. Hal ini dikarenakan keduanya mempunyai pengucapan yang mirip dan sama-sama menangani pasien dengan diagnosis gangguan mental. Padahal, perbedaan psikiater dan psikolog jelas bisa kita lihat.
Perbedaan utama antara psikiater dan psikolog terletak pada pendidikan dan pelatihan. Psikolog setidaknya memiliki masa belajar dan pelatihan selama enam tahun, lalu mendapat gelar Ph.D atau PsyD. Psikolog memang dapat menyebut dirinya sebagai Dr, tetapi mereka tidak mempunyai gelar di dalam kedokteran. Harus ada pelatihan khusus lagi untuk mendapat hal itu.
Sedangkan psikiater adalah dokter medis yang membutuhkan setidaknya 11 tahun pelatihan untuk mendapat gelar doktor kedokteran (MD) dan telah mempelajari seluruh sistem fungsi tubuh manusia.
Singkatnya, psikiater lebih mengetahui kondisi fisik maupun mental manusia daripada psikolog. Selain itu, perawatan yang diberikan psikiater jauh lebih kompleks, karena mereka menangani pasien dengan diagnosis berat.
Psikolog cenderung menangani pasiennya dengan cara fokus pada pola perilaku. Misalnya, ada pasien yang mengalami kecemasan. Psikolog akan menganalisis dari segi pola tidur, frekuensi serangan panik, dan pikiran negatif yang berpotensi meningkatkan kecemasan pasien.
Setelah menemukan penyebabnya, psikolog akan memberikan pengobatan dengan cara mengubah beberapa pola hidup pasien menjadi lebih baik atau melakukan sesi konsultasi. Berbeda dengan psikiater yang umumnya akan menganalisis dari pandangan biologi dan neurokimia. Terdapat kemungkinan juga psikiater akan memberikan resep obat-obatan untuk mengurangi gejala gangguan mental pasien.
Baca juga: 10+ Cara mengatasi insomnia yang perlu dicoba bagi pekerja kantoran
Itulah pembahasan mengenai psikiater dan perbedaannya dengan psikolog. Psikiater adalah dokter medis yang fokusnya membantu pasien dengan permasalahan kesehatan mental berat. Apabila kamu merasa mengalami gejala dari salah satu jenis kondisi kesehatan mental berat, segera lakukan pertemuan dengan psikiater, ya!
Selain melalui artikel dari EKRUT Media, kamu juga bisa memperoleh berbagai informasi dan tips menarik seputar karier melalui YouTube EKRUT Official. Tak hanya itu, jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.
Sumber:
- sgu.edu
- psychiatry.org
- prospects.ac.uk