Sebelum mempublikasikan tulisan ke publik, kamu harus memastikan bahwa konten yang kamu bagikan minim kesalahan ejaan, tata bahasa, pemilihan kata, atau kesalahan pengetikkan. Selain untuk menunjukkan kualitas tulisan yang kamu buat, peminimalisasian kesalahan juga bisa memperkecil potensi kesalahpahaman atau misinterpretasi ketika membaca. Kegiatan memeriksa kembali tulisan sebelum dipublikasikan ini biasa dikenal dengan istilah proofreading.
Orang yang melakukan kegiatan proofreading dinamakan proofreader. Untuk dapat melakukan kegiatan proofreading dengan baik, seorang proofreader harus menguasai kaidah bahasa yang baik dan benar. Ia juga harus jeli terhadap kesalahan-kesalahan kecil namun tidak bersikap hyper-correct atau mengoreksi berlebihan juga. Ingin tahu lebih jauh tentang proofreading? Simak artikel ini sampai tuntas, ya!
Apa itu proofreading?
Proofreading adalah kegiatan memeriksa kembali tulisan sebelum dipublikasikan (sumber: Turner Proofreading)
Secara garis besar, proofreading adalah kegiatan memeriksa kesalahan pada tulisan secara hati-hati sebelum dipublikasikan atau dibagikan kepada pembaca. Setelah tulisan selesai dibuat, kegiatan proofreading dimulai dengan memperbaiki kesalahan kecil, seperti kesalahan tanda baca, kesalahan pengetikkan, kesalahan bentuk paragraf, spasi yang tidak konsisten, dan lain sebagainya.
Melansir dari laman Reedsy, kata proof dalam proofreading sebenarnya berasal dari istilah penerbitan yang mendeskripsikan salinan cetak yang akan dipublikasikan. Di masa lalu, sebelum juru ketik menyusun satu per satu halaman untuk dijadikan buku, mereka biasanya mengirimkan terlebih dahulu versi proof-nya kepada penerbit untuk meminta final check.
Proofreading adalah kegiatan yang penting untuk dilakukan terhadap semua jenis tulisan, mulai dari tugas kuliah, surat lamaran kerja, CV, artikel daring, atau brosur iklan. Mengingat skill yang dibutuhkan dalam proofreading cenderung spesifik, kamu bisa meminta bantuan proofreader ahli atau memahami kaidah bahasa yang baik dan benar terlebih dahulu.
Akan tetapi, meminta bantuan proofreader dirasa tidak memungkinkan atau kamu masih kesulitan memahami kaidah kebahasaan, kamu bisa memanfaatkan teknologi yang ada. Ada beberapa layanan yang menyediakan koreksi secara otomatis (meskipun belum terlalu lengkap), seperti Google Docs dan Microsoft Word.
Baca juga: Web untuk Cek Grammar Bahasa Inggris Online dan Gratis
Perbedaan editing dan proofreading
Ketahui perbedaan editing dan proofreading untuk memahami cakupan kerjanya (sumber: Freepik)
Perbedaan utama proofreading dan editing terletak pada objek koreksinya. Proofreading adalah kegiatan koreksi yang sifatnya masih di permukaan alias hanya memeriksa kesalahan penulisan yang mencakup tatanan bahasa, seperti ejaan, penomoran, dan sebagainya.
Hal ini berbeda dengan editing yang menyelam lebih dalam. Proses editing tidak hanya melihat kesesuaian tulisan dengan kaidah bahasa tetapi juga menelaah keterbacaan, kejelasan tulisan, nuansa yang dibangun dalam tulisan, dan sebagainya. Singkatnya, proofreading hanya memastikan kesesuaian tulisan dengan aturan bahasa sedangkan editing turut memastikan kualitas isi tulisan.
Untuk lebih jelasnya, simak perbedaan proofreading dan editing yang dilansir dari laman Editage berikut ini.
Proofreading | Editing |
Dilakukan ketika tulisan sudah mencapai draf terakhir. | Dilakukan di awal (draf pertama) dan terus berlanjut sampai tulisan dengan kualitas terbaik dihasilkan. |
Hanya memeriksa kesalahan-kesalahan kecil. | Ikut memeriksa inti tulisan termasuk pesan yang ingin disampaikan. |
Berpedoman pada kaidah bahasa yang baku dan diterima secara universal. | Hasil editing tidak universal alias tergantung pada gaya selingkung masing-masing editor atau penerbit. |
Pengecekkan dilakukan terhadap kesalahan ejaan, kesalahan tata bahasa, kesalahan spasi, dan lain sebagainya. | Pengecekkan dilakukan terhadap bahasa yang digunakan, keterbacaan, dan kualitas narasi. |
Tidak mengurangi penggunaan kata. | Jika diperlukan, kata bisa ditambah, dikurangi, atau diganti. |
Proofreading membantu tulisan yang dihasilkan bebas dari kesalahan. | Editing membantu tulisan yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik. |
Tidak terlalu melibatkan penulis. | Sangat melibatkan penulis. |
Dikerjakan dalam jangka waktu yang cenderung lebih pendek jika dibandingkan dengan editing. | Memerlukan lebih banyak waktu karena banyaknya faktor yang harus diperiksa. |
Baca juga: Content Editor: Pengertian, Tanggung Jawab, dan Skill yang Harus Dimilikinya
Mengapa proofreading perlu dilakukan?
Proofreading meminimalisasi kesalahan yang menimbulkan impresi baik terhadap penulis (sumber: Sitecore Information)
Proofreading penting dilakukan sebelum tulisan dipublikasikan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa alasan berikut ini.
- Pembaca akan berfokus pada tulisan, bukan kesalahan — Jika kesalahan pada tulisan terlalu banyak, pembaca akan kehilangan fokus dan sibuk memerhatikan kesalahan.
- Membantu meningkatkan otoritas dan kredibilitas penulis — Tulisan yang minim kesalahan secara tata bahasa tentu saja menciptakan impresi yang baik sehingga pembaca dapat merasakan kompetensi penulisnya.
- Memastikan maksud penulis tersampaikan dengan baik — Kesalahan tanda baca bisa berakibat fatal dalam hal pemaknaan. Oleh sebab itu, proofreading perlu dilakukan.
- Membantu penulis menciptakan impresi yang baik — Dikenal sebagai penulis yang jarang melakukan kesalahan penulisan dan mempunyai tulisan yang baik tentunya menyenangkan.
- Menunjukkan bahwa tulisan yang dibuat dikerjakan dengan sepenuh hati — Tulisan yang mengandung banyak kesalahan bisa jadi dibuat secara asal sedangkan tulisan yang minim atau bahkan bebas kesalahan menunjukkan proses, kerja keras, dan ketelitian penulis.
- Memperbesar potensi diterima kerja — Tidak hanya untuk tulisan yang dipublikasikan, proofreading juga penting dilakukan terhadap dokumen, seperti surat lamaran pekerjaan, CV, atau cover letter. Rekruter tentunya lebih menyukai dokumen yang bebas kesalahan.
Baca juga: Tips dan cara membuat artikel yang baik dan benar bagi pemula
Tips dan trik proofreading
Mencetak dokumen secara fisik dan menandainya dengan highlighter adalah salah satu tips melakukan proofreading (sumber: Towards Data Science)
Selain menguasai kaidah bahasa, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan supaya bisa melakukan proofreading dengan baik. Berikut tips proofreading yang dikutip dari laman Daily Writing.
1. Jauhkan diri dari segala jenis distraksi
Untuk dapat melakukan proofreading dengan baik, kamu perlu konsentrasi tinggi. Oleh sebab itu, sebelum memeriksa tulisan, ada baiknya jika kamu menjauhkan hal-hal yang bisa mendistraksi, seperti ponsel atau media sosial, dan mencari tempat yang nyaman untuk bekerja. Jika kamu fokus pada tulisan, pekerjaanmu jadi lebih cepat selesai.
2. Cetak dokumennya dan tandai secara manual
Melakukan proofreading di laptop memang membantu, terlebih dengan adanya korektor otomatis dari layanan yang digunakan. Akan tetapi, untuk memastikan tidak ada yang terlewat, kamu bisa mencetak dokumen atau tulisan dan memeriksanya secara manual. Hal ini dilakukan karena terdapat kemungkinan kesalahan baca ketika proofreader mengoreksi dengan laptop (mata lelah, tampilan terlalu kecil, dan sebagainya). Kamu juga bisa menandainya dengan highlighter atau pulpen supaya letak kesalahannya lebih jelas terlihat. Selain itu, baca juga tulisanmu dengan suara lantang supaya telinga telinga bisa menangkap kata yang salah tulis.
3. Perhatikan penggunaan homonim
Homonim adalah kata yang tulisan dan pelafalannya sama namun maknanya berbeda. Perhatikan homonim yang mungkin terdapat dalam tulisan supaya maksud tulisan tidak tiba-tiba berubah dan tetap masuk akal.
4. Perhatikan singkatan
Dalam bahasa Indonesia, terdapat dua istilah untuk abreviasi, yaitu akronim dan singkatan. Akronim adalah pemendekkan kata dengan menggunakan gabungan huruf atau suku kata yang bisa dilafalkan sedangkan singkatan adalah pemendekkan dengan memanfaatkan huruf awal pada kata (umumnya tidak bisa dilafalkan dan hurufnya disebut satu per satu). Perhatikan akronim dan singkatan juga cara penulisannya sehingga kamu bisa menghasilkan proofread yang bagus.
5. Perhatikan tanda baca
Dalam melakukan proofreading, memperhatikan tanda baca tentunya menjadi kewajiban. Pastikan penggunaan tanda titik, koma, petik, apostrof, pisah, sambung, dan sebagainya sesuai ketentuan dan tidak menimbulkan ambiguitas ketika dibaca.
6. Baca teks dari belakang
Otak biasanya secara otomatis “mengoreksi” kesalahan ketika kita membaca sesuatu berulang kali. Hal ini memungkinkan adanya kesalahan yang luput. Oleh sebab itu, membaca teks dari belakang bisa membantu proses proofreading sehingga kesalahan tulisan bisa terlihat lebih jelas tanpa bias.
7. Minta bantuan orang lain untuk ikut melakukan proofreading
Setelah selesai melakukan proofreading, kamu bisa meminta bantuan teman atau rekan kerja untuk memeriksa hasil proofread-mu. Orang kedua biasanya lebih jeli dan tidak bias ketika memeriksa tulisan sehingga bisa jadi kesalahanmu yang tidak sengaja terlewat bisa ditemukan olehnya.
Baca juga: Kenalan dengan Jurusan Sastra Indonesia dan Prospek Kerjanya, Yuk!
Itu dia penjelasan lengkap tentang proofreading. Semoga bermanfaat, ya! Selain artikel tentang proofreading, kamu bisa mendapatkan informasi menarik lainnya melalui artikel yang dimuat di EKRUT Media. Jangan lupa juga untuk mengunjungi kanal YouTube EKRUT Official untuk mendapatkan tips karier dan pekerjaan, ya! Jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.
Sumber:
- reedsy.com
- editage.com
- dailywriting.com
- omproofreading.com