Dalam beberapa situasi, startup harus melakukan pivot demi mencapai kesuksesan bisnisnya. Lantas, apa itu pivot dan kenapa langkah ini diambil beberapa startup untuk mencapai kesuksesannya? Simak penjelasan berikut.
Apa itu pivot dalam bisnis startup?
Pivot dilakukan sebagai strategi untuk memajukan bisnis startup - EKRUT
Pada dasarnya dalam startup, pivoting atau pivot adalah melakukan perubahan strategi untuk mengarahkan bisnis ke situasi yang menguntungkan atau diinginkan.
Perubahan di sini tidak selalu dimaknai melakukan perubahan pada bisnis startup atau perusahaan secara drastis, tapi bisa jadi hanya pada beberapa aspek dari perusahan.
Contohnya mengubah fitur produk, mengubah platform, mengubah model pendapatan baru untuk meningkatkan monetisasi, mengubah teknologi yang dipakai atau mengubah target pasar.
Startup biasanya melakukan pivot setelah mendapatkan umpan balik dari konsumen atau pakar tentang produk atau strategi yang saat ini digunakan perusahaan.
Pivoting juga biasanya menjadi bagian dari perjalanan startup khususnya di fase-fase awal ketika berjalan tanpa bimbingan sehingga mungkin tanpa disadari melewatkan beberapa aspek penting dalam bisnis.
Baca juga: Catat, ini informasi lengkap mengenai tahap pendanaan startup
Kapan bisnis startup umumnya melakukan pivot?
Pivot tidak hanya bisa dilakukan ketika bisnis bangkrut - EKRUT
Tidak ada ketentuan pasti kapan sebuah startup harus mengambil langkah untuk melakukan pivot. Pasalnya, pivoting tidak hanya bisa dilakukan ketika bisnis bangkrut.
Startup bisa saja melakukan pivot ketika menemukan hambatan. Beberapa contoh hambatan yang membuat startup melakukan pivot adalah:
1. Ketika pertumbuhan stagnan
Perusahaan dapat melakukan pivot ketika terjebak dalam situasi dimana tidak ada lagi ruang tersisa untuk tumbuh.
Misalnya basis pelanggan tidak meningkat, pendapatan stagnan untuk jangka waktu yang lama, dan peningkatan pengeluaran di marketing tidak berdampak pada peningkatan pelanggan baru dan mempertahankannya.
2. Core value perusahaan tidak sejalan dengan pengguna
Pivot juga seringkali terjadi ketika pendiri menyadari bahwa fokus pelanggan mereka tidak sejalan dengan nilai yang mereka miliki.
Menjual produk yang berbeda dengan kebutuhan pasar inilah yang bisa menjadi alasan lain kenapa startup dapat melakukan pivot.
3. Butuh beradaptasi dengan pasar
Startup diharapkan dapat gesit dalam melakukan pendekatan ke pasar. Ini berarti startup juga dituntut untuk jeli beradaptasi dalam perubahan terutama yang berkaitan dengan pelanggan.
Untuk mencapai hal ini tak jarang pivot pun dianggap sebagai salah satu jalan keluar.
4. Isu internal dalam tim
Dalam perjalanan sebuah perusahaan adanya masalah dan argumen dalam tim tentu bisa jadi terjadi. Namun ketika anggota tim mulai kehilangan semangat dalam apa yang mereka tengah bangun, maka ini menjadi tanda lain perusahaan dapat melakukan pivot.
Pasalnya, seberapa baik kinerja mereka namun bila tidak ada semangat untuk membangunnya, maka pertumbuhan startup pun bisa terpengaruhi.
5. Selalu dikalahkan oleh kompetitor
Persaingan startup itu sengit. Ini berarti bisa jadi bisnismu akan dikalahkan oleh perusahaan lain yang berhasil mendominasi. Dalam hal ini, tak jarang perusahaan harus melakukan pivot untuk mengubah produk, layanan atau mengubah strategi penjualan demi mengalahkan pesaing
6. Lakukan pivot di market yang sudah ada
Ketika kamu sudah melakukan pivot di dalam target pasar yang lama, kemungkinan besar strategi tersebut tidak akan berhasil karena kamu hanya akan bergerak dalam lingkup yang sama tanpa adanya pembaruan informasi maupun perluasan segmen konsumen. Di saat inilah, kamu perlu melakukan pivot kembali agar dapat menemukan segmen pasar yang baru untuk digarap dan dikembangkan.
7. Reposition product
Terkadang ada salah satu elemen dalam produk yang memiliki potensi untuk mendapatkan target market yang lebih besar. Ketika menghadapi situasi ini, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk menentukan strategi bisnis yang baru, yaitu:
- Meluncurkan produk atau layanan baru dengan tetap mempertahankan bisnis yang lama, atau,
- Memulai dan meluncurkan bisnis yang benar-benar baru lalu menutup bisnis yang lama.
Kedua pilihan tersebut dapat dilakukan dengan menyesuaikan kondisi arus kas perusahaanmu. Jika bisnis yang lama masih menguntungkan dan jumlah pelanggan tumbuh terus secara konsisten maka kamu dapat menjaganya agar tetap beroperasi.
8. Melakukan inovasi baru
Model bisnis pivot yang terakhir ini adalah yang paling ekstrem. Dalam hal ini, kamu sudah merelakan bisnis yang lama agar dapat mengeksplorasi sesuatu yang sama sekali baru atau berbeda.
Ketika kamu memutuskan untuk melakukan inovasi baru, ada baiknya untuk mempertimbangkan langkah menutup perusahan yang sekarang dan menggunakan uang yang tersisa untuk mendanai bisnis yang baru.
Baca juga: 6 Langkah validasi ide startup yang penting dilakukan
Contoh keberhasilan pivot dalam bisnis startup
Instagram dan twitter adalah salah satu contoh perusahaan yang berhasil melakukan pivot - EKRUT
Beberapa contoh startup yang berhasil mencapai kesuksesan dengan melakukan pivot adalah:
1. Instagram
Saat ini instagram dikenal sebagai salah satu media sosial yang populer. Namun sebelum menjadi seperti sekarang, Instagram sebetulnya adalah prototipe sederhana yang dibangun Kevin Systrom sambil belajar programming.
Pada awalnya, Instagram yang dikenal sebagai Burbn yang memiliki fitur check-in, opsi unggah foto dan deretan fungsi lainnya. Namun, Systrom dan co-founder Mike Krieger merasa aplikasi ini masih terlalu berantakan.
Mereka pun memutuskan untuk mengurangi fiturnya hanya menjadi fitur unggah, berkomentar dan like. Aplikasi ini pun berganti nama menjadi Instagram seperti sekarang.
2. Slack
Pendiri Slack yakni Stewart Butterfield dikenal sebagai seorang "pivoters" yang sukses. Setelah menjual Flickr, perusahaan Butterfield bernama Tiny Speck mengembangkan game bernama Glitch yang diluncurkan pada tahun 2011.
Pada tahun 2012, Butterfield menyatakan konsep Gitch tidak layak. Namun, platform komunikasi internal yang diciptakan perusahaan ini untuk berkomunikasi antara kantor cabangnya di AS dan Kanada dilihat memiliki peluang. Akhirnya platform komunikasi itu diluncurkan dengan nama Slack pada tahun 2014 dan berhasil menjadi unicorn pada tahun yang sama.
3. YouTube
Sebelum populer seperti sekarang, YouTube bukanlah tempat di mana kamu bisa mencari banyak video yang lucu dan tengah naik daun.
YouTube awalnya adalah situs kencan yang memungkinkan para penggunanya mengunggah video tentang diri mereka untuk membicarakan apa saja yang mereka inginkan dalam pasangan. Namun saat itu hanya sedikit orang yang memanfaatkan fitur ini, sehingga pendiri YouTube pun melakukan pivot dan membiarkan semua penggunanya untuk mengunggah video apa pun yang mereka inginkan.
4. Netflix
Sama seperti YouTube, pada awalnya Netflix bukanlah platform streaming konten video. Perusahaan ini awalnya mengoperasikan layanan pesan antar untuk DVD yang disewakan.
Namun seiring meningkatkan permintaan akan konten digital, Netflix pun tidak hanya mulai menawarkan akses kepada film dan acara TV secara online tapi juga mulai memproduksi program aslinya sendiri.
5. Twitter
Twitter diluncurkan pada tahun 2005 dengan nama Odeo, sebuah platform untuk menemukan dan berlangganan podcast. Namun Odeo pun memutuskan untuk melakukan pivot. Karyawan perusahaan diberikan waktu dua minggu untuk mencari ide baru.
Saat itu co-founder Twitter, Jack Dorsey yang pertama memperkenalkan ide untuk menciptakan platform microblogging dimana penggunanya dapat membagikan dan membaca update status secara real-time yang kini dikenal sebagai twitter.
Twitter sendiri kini tidak hanya digunakan untuk berbagi pembaruan status, tapi juga platform untuk banyak hal seperti jurnalisme warga.
Baca juga: Memahami perbedaan konsolidasi, merger dan akuisisi
9 Tips melakukan pivot dalam bisnis startup
Lakukan dialog untuk mengetahui kebutuhan pelanggan yang sesungguhnya - EKRUT
Agar pivot yang kamu lakukan bisa berhasil dan efektif, ada beberapa tips melakukan pivot yang bisa kamu perhatikan.
1. Pahami kekuatan dan kelemahan bisnis kamu
Sadari dan lakukan introspeksi untuk melihat masalah dan keunggulan yang perusahaan kamu miliki. Lakukan hal ini agar kamu paham apa yang harus dilakukan untuk berkembang.
2. Identifikasi ancaman dan peluang
Luangkan waktu untuk memeriksa data-data yang ada. Periksalah conversion funnel, lalu lacak dan analisa setiap gerakan pesaing. Cari tahu ancaman atau peluang mana yang benar-benar layak untuk ditindaklanjuti
3. Lakukan dialog internal
Inovasi dapat datang dari tingkat mana pun. Itu sebabnya dorong semua orang di perusahaan untuk melihat ancaman dan peluang yang perusahaan miliki lalu lakukan dialog internal.
4. Pecahkan masalah pelanggan
Apa yang dikatakan pelanggan kamu saat ini dapat membantu perusahaan kamu untuk melakukan pivot dan mengubah solusi yang kamu tawarkan menjadi sesuatu yang benar-benar memecahkan kebutuhan pelanggan.
Pasalnya salah satu masalah yang umum dihadapi banyak startup saat menciptakan produk adalah ketika mereka pikir produk yang mereka buat adalah yang pelanggan inginkan, padahal produk yang ditawarkan tidak benar-benar menyelesaikan kebutuhan.
Bisa jadi pula kamu akan menemukan bahwa produk kamu memecahkan kebutuhan pelanggan, namun kebutuhan pelanggan kamu yang berubah. Kamu tidak harus mengubah produk kamu tetapi kamu harus melakukan pivot untuk menyelesaikan masalah lain yang lebih mendesak bagi audiens kamu.
Karena itu cobalah untuk lakukan dialog langsung dengan pelanggan. Cari tahu bagaimana mereka mereka menggunakan produk kamu, apa yang kurang, fitur apa yang mereka inginkan dan lain-lain. Ingat bahwa pelanggan menjadi kunci kesuksesan dalam pivoting.
5. Segmentasi pasar kamu
Jika produk kamu tidak laku, itu mungkin karena kamu mencoba menjualnya ke segmen pasar yang salah. Misalnya, mungkin produk kamu tidak tepat untuk konsumen, tapi lebih cocok jadi solusi untuk perusahaan.
Bila ini terjadi ini tandanya kamu mungkin tidak perlu mengubah produk sama sekali, namun hanya perlu mengubah kepada siapa kamu memasarkannya.
6. Evaluasi pilihan pivot
Setelah mengetahu ancaman atau peluang yang ada untuk melakukan pivot, kini saatnya kamu mulai memikirkan strategi. Bila ada lebih dari satu strategi, cobalah buat daftar dari setiap pilihan dan skenarionya.
7. Buat prototype terlebih dahulu
Sebelum bertemu dengan investor, idealnya bisnis startup sudah mempunyai gambaran detail mengenai strategi yang akan dilakukan. Dengan melakukan riset dan membuat prototype terlebih dahulu, kamu dapat menguji coba dan memastikan kembali apakah strategi bisnis yang baru ini dapat bertahan di masa mendatang.
8. Tentukan gol yang selaras dengan visi perusahaan
Melakukan perubahan arah atau strategi bisnis memang salah satu hal yang disarankan untuk mencapai perkembangan bisnis yang lebih maksimal. Ibarat istilah pivot yang terinspirasi dari teknik dasar dalam permainan bola basket, kamu boleh mengubah arah gerakan tetapi tujuan atau visi utamanya tetap untuk menyelamatkan bola agar tidak lepas ke tangan lawan dan berhasil memasukannya ke dalam keranjang.
Begitu juga dengan bisnis startup, kamu juga boleh menentukan strategi atau model bisnis yang baru. Namun, kamu harus tetap berpijak pada tujuan atau visi yang sama seperti saat bisnis tersebut dibentuk.
9. Tetap libatkan investor dalam pengambilan keputusan
Selain melakukan dialog internal dengan karyawan, membangun komunikasi dengan para pemangku kepentingan juga merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan. Pastikan kamu sudah menyampaikan segala sesuatu yang terjadi dalam perusahaan agar para investor dapat memahami keputusanmu melakukan pivot dan mendukungmu untuk mengimplementasikan strategi bisnis yang baru.
Itulah beberapa hal yang bisa kamu ketahui tentang pivot startup dan tips melakukan pivot. Meskipun beberapa perusahaan besar membuktikan keberhasilan dengan melakukan pivot, namun bukan berarti pivot selalu jadi jalan keluar terbaik.
Ketika dilakukan dengan tepat, pivot akan menjadi cara yang efektif untuk mengubah model bisnis dan mencapai peluang pertumbuhan yang mungkin tanpa disadari diabaikan. Namun bila tidak dilakukan dengan tepat, tidak menutup kemungkinan startup bisa dihadapkan pada kegagalan.
Karena itu pastikan untuk merancang dan memikirkan pivot dengan matang sebelum eksekusi dilakukan, ya.
Sumber:
- e27.co
- feedough.com
- cbinsights.com
- business.com
- businessnewsdaily.com