Setiap harinya kita banyak membeli suatu produk tanpa terlalu banyak memikirkannya. Walaupun tidak terlihat signifikan, perilaku konsumen untuk membeli produk sangatlah penting bagi sebuah bisnis perusahaan. Dengan mengetahui alasan dibalik keputusan tersebut, perusahaan dapat menggunakannya untuk meningkatkan penjualan.
Memahami perilaku konsumen merupakan salah satu bentuk dari riset pasar. Bagian pemasaran akan memutar otak untuk mempelajari apa yang diinginkan konsumen dari produk mereka. Hal ini juga dapat menentukan keberhasilan promosi dan penjualan dari suatu produk.
Di masa pandemi seperti ini, perilaku konsumen banyak berubah, seperti pada saat belanja, olahraga, bahkan bersosialisasi. Sehingga perusahaan dituntut harus beradaptasi dengan cepat untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen.
Mengenal perilaku konsumen
Perilaku konsumen dapat mempengaruhi penjualan suatu produk atau jasa. - Pexels
Perilaku konsumen merupakan studi tentang individu atau kelompok terhadap proses pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan produk atau jasa. Termasuk juga tanggapan emosional, mental, dan perilakunya terhadap suatu produk.
Mempelajari perilaku konsumen merupakan hal yang penting karena dapat membantu marketers mengerti apa yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian.
Sehingga bagian pemasaran dapat mengetahui bagaimana cara memasarkan produknya secara maksimal kepada konsumen. Bagian pemasaran juga harus mempelajari pola pembelian dan tren dari konsumen. Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen:
- Faktor pribadi, meliputi ketertarikan dan opini yang dipengaruhi oleh demografi seperti budaya, usia, gender, dan lainnya.
- Faktor psikologi, respon terhadap pesan dari pemasaran atau promosi dari suatu produk bergantung pada persepsi dan sikap dari individu itu sendiri.
- Faktor sosial, Lingkungan, keluarga, teman, pendidikan, pendapatan, media sosial merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Baca juga: Pentingnya brand awareness dan cara meningkatkannya
4 Contoh perilaku konsumen
Perilaku konsumen dibedakan menjadi 4 tipe - Pexels
Secara garis besar, terdapat beberapa tipe dari perilaku konsumen yang perlu kamu ketahui.
1. Perilaku pembelian untuk mengurangi ketidaksesuaian (Dissonance-reducing buying behaviour)
Konsumen sangat terlibat dalam proses pembelian suatu produk tapi kesulitan menentukan perbedaan antar merek. Disonansi dapat terjadi ketika konsumen khawatir akan menyesali pilihannya.
Perilaku ini biasanya akan memilih berdasarkan harga dan kenyamanan, tetapi setelah membeli akan mencari konfirmasi bahwa mereka membuat pilihan yang tepat.
2. Perilaku pembelian yang kompleks (Complex buying behavior)
Perilaku ini terjadi saat konsumen membeli produk yang mahal dan jarang dibeli. Konsumen juga sangat terlibat dalam proses pembelian dan telah melakukan riset sebelumnya. Contoh dari perilaku ini adalah ketika membeli rumah atau mobil.
3. Perilaku pembelian berdasarkan kebiasaan (Habitual buying behaviour)
Konsumen tipe ini memiliki keterlibatan dalam kategori produk atau merek. Misalnya ketika konsumen berbelanja bahan pokok yang digunakan sehari-hari. Perilaku ini menunjukan pola kebiasaan dan keputusan untuk membeli barang tidak berdasarkan loyalty atau promosi dari produk tersebut.
4. Perilaku pembelian yang mencari variasi produk (Variety seeking behavior)
Pada perilaku tipe ini, konsumen melakukan pembelian produk yang berbeda bukan karena tidak puas terhadap produk sebelumnya, tetapi karena ingin mencoba variasi lain. Misalnya konsumen yang mau mencoba parfum dengan wangi yang berbeda.
Baca juga: Marketing mix: pengertian, konsep dan cara membuatnya
Bagaimana perilaku konsumen pada era digital ini?
Era digital sangat berpengaruh pada perilaku konsumen saat ini. - Pexels
Teknologi yang semakin berkembang saat ini juga mempengaruhi perilaku konsumen. Perkembangan e-commerce yang pesat membuat konsumen banyak beralih melakukan pembelian produk atau jasa secara online.
Promosi yang dilakukan tiap e-commerce juga kian gencar, sehingga konsumen banyak yang merubah perilakunya terhadap proses pembelian. Produk dan jasa yang ditawarkan juga tidak terbatas. Program seperti diskon dan iklan di berbagai media berhasil menarik konsumen bahkan sebelum masa pandemi.
Saat pandemi seperti ini, konsumen semakin banyak yang beralih melakukan pembelian secara online. Selain lebih aman karena tidak kontak fisik dengan orang lain, pembelian secara online juga lebih praktis.
Baca juga: Semakin berkembang, ini potensi e-commerce di Indonesia
Perilaku konsumen sangat berpengaruh pada proses penjualan suatu produk atau jasa. Dengan memahami hal tersebut, kamu bisa melakukan segmentasi terhadap konsumen dan memasarkan produk atau jasa dengan lebih baik. Semoga berhasil, ya!
Sumber:
- mckinsey.com
- helpscout.com
- omniconvert.com