Sebagian karyawan kerap bingung ketika ingin menyebutkan perfeksionis sebagai salah satu karakter diri saat wawancara kerja. Sebab perfeksionis dapat dipahami sebagai kelebihan atau kekurangan diri. Kenapa? Agar kamu lebih mengerti, perhatikan penjelasan berikut ini.
Memahami sifat perfeksionis
Salah satu tanda perfeksionis adalah tidak memberi ruang bagi kesalahan - EKRUT
Seorang perfeksionis adalah orang yang selalu ingin menjadi sempurna dan menuntut standar setinggi mungkin. Biasanya seorang perfeksionis akan kritis terhadap diri dan begitu memperhatikan penilaian orang lain terhadap mereka. Selain itu beberapa tanda umum dari orang yang perfeksionis adalah:
- Tidak memberi ruang untuk kesalahan. Setiap kali menemukan kesalahan seorang perfeksionis akan menjadi yang pertama untuk turun tangan memperbaikinya.
- Memiliki cara yang spesifik untuk melakukan sesuatu. Itu sebabnya terkadang beberapa orang akan kesulitan untuk bekerja sama dengan perfeksionis
- Memiliki pendekatan yang ekstrem. Artinya tidak ada penilaian yang setengah-setengah. Contohnya hanya ada baik atau buruk, sempurna atau tidak sempurna. Tidak ada yang dinamakan sedikit sempurna.
- Fokus pada hasil akhir. Seorang perfeksionis tidak akan peduli pada apa yang terjadi atau diperlukan untuk mencapai tujuan. Fokusnya hanyalah mencapai hasil akhir. Jika tidak tercapai mereka akan merasa sangat terganggu
- Keras pada diri sendiri. Perfeksionis cepat menyalahkan diri sendiri dan seringkali memiliki percaya diri yang rendah
- Memiliki standar yang sangat tinggi. Tidak jarang bahkan memiliki standar yang tidak selalu realistis atau berada di luar jangkauan
- Selalu merasa tidak cukup. Seorang perfeksionis jarang merasa puas pada keadaan dan hidup karena setiap kali menemukan masalah merasakan kecemasan yang meningkat
- Suka menghindar pada hal-hal yang dirasa bukan keahliannya. Sebab orang perfeksionis cenderung takut akan kegagalan sehingga mereka lebih memilih untuk menghindari situasi di mana mereka tidak dapat unggul.
- Defensif. Seorang perfeksionis bisa isa sangat defensif menghadapi kritik konstruktif daripada menganggapnya sebagai saran yang dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan
- Susah mempercayai orang lain. Untuk melakukan tugas dengan benar seorang perfeksionis cenderung susah mempercayai orang lain sehingga jarang mendelegasikan tugas. Terkadang bisa dianggap terlalu micro management karena suka mengontrol orang lain.
Baca juga: Cara tepat menjawab kelemahan dan kelebihan saat interview kerja
Kelebihan dan kekurangan perfeksionis
Perfeksionis cenderung dipersepsi sebagai kekurangan - EKRUT
Seorang perfeksionis tidak melulu negatif, ada kalanya mereka juga dapat berdampak positif bagi rekan atau kolega kerjanya. Meski begitu, seorang perfeksionis juga harus tetap memperhatikan kondisi di sekitar mereka sebelum terlena dengan sifat perfeksionisnya tersebut.
Adapun kelebihan dan kekurangan seorang perfeksionis berdasarkan risalah di Harvard Business Review dapat dirangkum seperti berikut,
Kelebihan perfeksionis | Kekurangan perfeksionis |
Memacu motivasi untuk lebih unggul. | Cenderung obsesif terhadap suatu pekerjaan atau tujuan tertentu. |
Menuntut standar tinggi dalam setiap pekerjaan. | Gila kerja (Workaholic). |
Kinerja dan ekspektasi tujuan atau capaian tinggi. | Memiliki tingkat kecemasan tinggi. |
Cenderung menghindari kegagalan. | Rawan depresi dan stres. |
Mengevaluasi kinerja secara ketat. | Cenderung tidak memedulikan orang lain dalam suatu kelompok kerja. |
Dalam studi lebih lanjut yang dilakukan dari tahun 1980-an yang menguji hubungan antara perfeksionisme dan efektifitas karyawan menemukan fakta bahwa perfeksionis adalah sesuatu yang lebih dilihat sebagai kelemahan oleh pelamar pekerjaan dan pewawancara. Meski di satu sisi menjadi perfeksionis memberikan manfaat bagi pekerjaan, misalnya menjadi lebih termotivasi dan terlibat dalam pekerjaan, namun di sisi lain perfeksionis dinilai memberi beberapa dampak buruk.
Seorang perfeksionis cenderung tidak fleksibel, menerapkan standar tinggi yang terkadang tidak rasional, memiliki penilaian yang terlalu kritis, memiliki kecenderungan mengaitkan harga diri dengan kinerja. Selain itu perfeksionis juga memberi dampak pada burnout, stres, gila kerja, gangguan kecemasan hingga depresi.
Penelitian yang sama juga menemukan bahwa sebenarnya ada dua tipe perfeksionis yang berbeda namun berkaitan yaitu,
- Excellence seeking perfectionism. Tipe ini berorientasi pada pencapaian dan prestasi. Akibatnya, tidak hanya menetapkan standar tinggi pada diri mereka juga menuntut kinerja yang tinggi dari orang-orang di sekitarnya.
- Failure-avoiding perfectionist. Tipe ini lebih berorientasi pada kegagalan. Mereka cenderung mendasarkan diri pada gagasan bahwa mereka tidak cukup baik dan takut kehilangan rasa hormat bila mereka tidak sempurna.
Dari kedua tipe perfeksionis bisa dikatakan bahwa tipe perfeksionis yang berorientasi pada prestasi lebih dianggap positif dibanding yang berorientasi pada kegagalan. Pasalnya mereka bisa melindungi diri dengan baik dari tekanan emosional. Berbeda dengan perfeksionis yang berorientasi pada kegagalan karena cenderung lebih cemas, tidak percaya diri dan memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi. Meski begitu perlu diperhatikan bahwa seorang perfeksionis bisa saja memiliki kecenderungan pada dua tipe tersebut sekaligus.
Baca juga: Panduan memiliki komunikasi efektif dan cara membangunnya
6 Tanda kamu adalah seorang yang perfeksionis
Salah satu tanda perfeksionis adalah takut akan kegagalan dan kesalahan (Sumber: Pexels)
Paul Hewitt dan Gordon Flett dalam risalah ilmiahnya menyebut bahwa perasaan atas tekanan sosial untuk mencapai kesempurnaan dapat menjadikan seseorang menjadi perfeksionis. Sikap ini dilakukan dengan kecenderungan bahwa mereka merasa semakin baik suatu hal dilakukan, maka semakin baik pula harapan orang kepada mereka. Pencarian kesempurnaan oleh seorang perfeksionis tidak akan pernah berakhir.
Untuk mengetahui apakah dirimu seorang yang perfeksionis atau bukan, berikut ini adalah enam tanda-tanda bahwa seseorang adalah perfeksionis,
1. Takut untuk salah dan gagal
Tanda utama dari seseorang yang perfeksionis adalah dia takut salah maupun gagal. Seorang perfeksionis akan selalu mencari cara agar dirinya tidak terjerumus dalam kesalahan, apalagi kegagalan. Seorang perfeksionis akan berupaya sekeras mungkin agar segala hal yang ia lakukan selalu mengikuti kaidah “kebenaran” yang baku menurut dirinya sendiri. Sosok perfeksionis tidak bisa salah dan kalah. Kegagalan sama sekali tidak masuk dalam pikiran seorang perfeksionis.
2. Tidak bisa menerima dan merayakan kesuksesan
Bagi seorang perfeksionis, perayaan kesuksesan hanyalah hal seremonial belaka. Dia tidak memerlukan hal-hal semacam ini dalam pekerjaannya, justru sebaliknya kesuksesan baginya adalah ketika ia terus terobsesi untuk menjadi sesempurna mungkin dalam setiap langkah hidup dan pekerjaannya. Seorang perfeksionis umumnya menganggap prestasinya sebagai hal yang biasa-biasa saja. Hal ini membuat seorang perfeksionis tidak akan meledak-ledak saat ia mampu meraih suatu capaian tertentu. Sebabnya, ia sudah tahu bahwa ia telah melakukan sebaik mungkin tanpa kesalahan.
3. Hanya fokus pada hasil akhir
Seorang perfeksionis cenderung fokus pada capaian hasil akhir (Sumber: Pexels)
Meski memiliki kecenderungan untuk menghindari kesalahan, namun secara umum seorang perfeksionis memiliki fokus utama pada akhir sebuah proses pekerjaan. Seorang perfeksionis selalu mengejar capaian nilai tertinggi dari tiap tugas atau kewajiban yang harus dikerjakan. Seorang perfeksionis memiliki fokus yang amat tinggi pada capaian hasil akhir dari sebuah tugas yang dikerjakan. Hal ini tentunya dilakukan untuk memacu diri demi bekerja sesempurna mungkin secara terus-menerus.
Baca juga: 9 Tanda kamu workaholic dan dampaknya dalam dunia kerja
4. Selalu merasa kurang
Tanda-tanda perfeksionis yang satu ini memiliki korelasi dengan ketidakbisaan seorang perfeksionis dalam menerima kesuksesan. Sebabnya, seorang perfeksionis tidak merasa cukup, ia terus merasa kurang dan harus berbenah. Seorang perfeksionis tulen tidak akan merasa puas ketika telah menyelesaikan suatu kewajiban atau tugas tertentu. Ia akan terus merasa kurang dan memikirkan hal-hal baru untuk memperbaiki kekurangan tersebut.
5. Selalu memiliki ekspektasi ke diri sendiri maupun orang lain
Seorang perfeksionis memiliki kecenderungan untuk berekspektasi terhadap orang lain (Sumber: Pexels)
Selaras dengan ketakutannya untuk gagal, seorang perfeksionis memiliki ekspektasi tinggi terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini yang membuat tanda ini mudah disadari oleh orang lain bahwa seseorang adalah perfeksionis. Sebabnya, seorang perfeksionis akan cenderung menuntut rekan-rekannya dengan standar tinggi buatannya dalam sebuah kerja sama. Hal ini akan membuat situasi dan kondisi kerjasama akan timpang dan cenderung tidak nyaman.
6. Pencapaian di atas segalanya
Bagi seorang perfeksionis, pencapaian adalah segalanya. Sehingga tidak bisa tidak seorang perfeksionis gagal mencapai sebuah tujuan tertentu. Ia akan terus berjuang untuk mencapai segalanya secara sempurna. Kalau memungkinkan, bahkan ia akan melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Sikap perfeksionis menuntun seseorang untuk fokus pada capaian melebihi apapun. Secara positif hal ini memotivasi seseorang untuk terus berjuang, namun dalam kerja sama tim, hal semacam ini menghambat adanya koordinasi dan perencanaan strategi kelompok.
Baca juga: 7 Tips kerja sama tim untuk kamu yang introvert
Pengaruh perfeksionis dalam pekerjaan
Tidak ada kaitan perfeksionis dengan kualitas kerja seseorang - EKRUT
Penelitian yang sama menemukan bahwa sebetulnya tidak ada kaitan pasti antara perfeksionis dan performa kerja seseorang. Karyawan yang perfeksionis tidak menjamin memiliki kinerja yang baik pula. Meski kerap dinilai sebagai kekurangan, tapi bukan berarti pula seorang perfeksionis lantas tidak layak dipekerjakan. Bila dikelola dengan porsi yang tepat, perfeksionis juga dapat memberi keuntungan bagi karyawan dan perusahaan itu sendiri.
Itu sebabnya bila kamu termasuk orang yang perfeksionis, cobalah mengelola karakter dirimu yang satu ini dengan tepat. Sebab, sedikit perfeksionis masih bisa dimaknai bukan sebagai sesuatu yang buruk karena dapat membantumu termotivasi dalam bekerja. Namun, bila karakter perfeksionis dalam diri sudah menciptakan perasaan tidak puas, tidak bahagia, stres,dan depresi maka berhati-hatilah. Sebab, tidak menutup kemungkinan kesehatan mental yang terganggu ini dapat mempengaruhi produktivitas kerja kamu di pekerjaan nanti.
Cara menyikapi rekan kerja yang perfeksionis
Mengajak diskusi dan mengobrol adalah salah satu cara menyikapi rekan kerja yang perfeksionis (Sumber: Pexels)
Meski terkesan tidak nyaman, namun memiliki rekan kerja perfeksionis amat mungkin terjadi pada beberapa dari kita. Kita tidak perlu antipati terhadap sosok perfeksionis macam ini karena memang orang tersebut adalah bagian dari tim dan juga kolega sekantor. Lantas, bagaimana menyikapi rekan kerja yang perfeksionis macam ini?
- Pertama, beranikan diri kita untuk menegur jika seorang perfeksionis ini seolah menguasai seluruh pekerjaan tim.
- Kedua, ajak berdiskusi. Seorang yang perfeksionis umumnya sudah memiliki rencana sempurna di dalam pikiran mereka, ajak dia untuk terbuka kepada anggota tim tentang rencananya itu dan mulailah membagi pekerjaan sesuai kemampuan masing-masing anggota tim di kantor.
- Ketiga, sering mengajak rekan perfeksionis untuk mengobrol agar ia tak bergelut dengan dunianya sendiri.
Baca juga: Mengenal perencanaan SDM dan 3 faktor penting untuk dipertimbangkan
Itulah beberapa cara untuk menyikapi rekan kerja perfeksionis di kantor maupun tempat kerja lainnya. Tak hanya di tempat kerja, rekan perfeksionis tentunya mudah ditemui di berbagai tempat lain seperti sekolah atau kampus.
Dengan memahami bagaimana seorang yang perfeksionis dan apa tanda-tandanya, maka kita bisa lebih beradaptasi dengan baik dengan mereka tanpa membuat tersinggung.
Bagi kamu yang penasaran dengan bagaimana kondisi kantor atau tempat kerja dengan berbagai latar belakang atau sifat rekan-rekan di tempat kerja, tentunya gunakan waktumu untuk membuat lamaran pekerjaan yang baik. Setelah itu, mendaftarlah lewat EKRUT agar kamu bisa ditemukan oleh berbagai perusahaan yang mencari kandidat baru bagi kantor mereka.
Silakan klik tautan di bawah ini untuk mulai mendaftar lewat EKRUT.
Sumber:
- hbr.org
- psychologytoday.com
- inc.com
- forbes.com
- https://hbr.org/2018/12/the-pros-and-cons-of-perfectionism-according-to-research
- https://www.apa.org/pubs/books/431669A
- https://www.inc.com/marla-tabaka/8-signs-youre-a-perfectionist-and-why-its-toxic-to-your-mental-health.html