Jika kamu sering menghabiskan waktu untuk lembur, coba pertimbangkan kembali kebiasaan tersebut. Pasalnya, bekerja secara berlebihan akan membuatmu kelelahan, menurunkan daya tahan tubuh, serta mudah terserang penyakit. Penyakit akibat kerja berlebihan tidak hanya mengganggu kesehatan secara umum, tapi juga menurunkan produktivitas kerja. Kondisi tubuh yang menurun ditambah stres akibat pekerjaan akan membuat hasil kerja menjadi tidak optimal.
Berikut adalah beberapa penyakit yang sering muncul akibat bekerja berlebihan.
Dampak buruk kerja berlebihan
Dampak buruk kerja berlebihan menimbulkan berbagai penyakit akibat kerja. (Sumber: Pexels)
Bekerja terlalu keras membuat seseorang hampir tidak punya waktu untuk memikirkan apa yang sedang terjadi di sisa hidupnya. Bekerja terlalu keras secara teratur dapat berdampak negatif pada kesehatan, hubungan, kebahagiaan, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Ketika sering kerja berlebihan, maka ada kemungkinan besar seseorang tidak mengkonsumsi makanan sehat dan hal tersebut dapat menyebabkan kesehatan menjadi buruk. Beberapa karyawan begitu fokus pada pekerjaan mereka sampai terlalu membebani dan merasa kesulitan mengatasi stres. Akibatnya, pekerjaan menjadi tidak lagi menyenangkan.
Karyawan yang kerja berlebihan juga mungkin tidak banyak berolahraga dan istirahat yang cukup yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental dan fisik jangka panjang. Bekerja secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama akhirnya dapat menyebabkan segala macam masalah kesehatan seperti depresi, tingkat stres yang tinggi, tekanan darah tinggi, infertilitas, migrain, diabetes, alergi, hingga gangguan memori.
14 Penyakit akibat kerja berlebihan
Contoh penyakit akibat kerja sangat beragam. (Sumber: Pexels)
Berikut adalah beberapa penyakit yang sering muncul akibat bekerja berlebihan dan bisa menjadi tanda bahwa seseorang sudah harus mulai memperhatikan kesehatan kerjanya
1. Sakit punggung
Duduk yang lama berjam-jam di depan komputer bisa menimbulkan sakit punggung - EKRUT
Sakit punggung dapat disebabkan oleh banyak hal. Di antaranya postur duduk yang buruk, saraf terjepit, salah gerak saat membungkuk, serta kebiasaan mengangkat bebab berat dengan cara yang keliru.Risiko sakit punggung bertambah besar jika pekerjaanmu membuat kamu harus duduk di depan komputer selama berjam-jam. Kamu bisa mencegah sakit punggung dengan menjaga postur duduk yang baik, berolahraga, dan menjaga berat badan ideal.
2. Sakit kepala
Bekerja berjam-jam di depan komputer juga bisa memicu sakit kepala - EKRUT
Bekerja selama berjam-jam di depan komputer juga dapat memicu penyakit akibat kerja yakni sakit kepala. Ini disebabkan karena otot-otot di area leher, rahang, kepala, dan wajah menjadi tegang akibat kurang bergerak. Sakit kepala biasanya dapat diatasi dengan mengonsumsi obat pereda nyeri. Namun, cara terbaik mengatasi sakit kepala adalah dengan mencegahnya. Beristirahatlah selama 5 menit setiap satu jam sekali agar otot tubuh kembali rileks.
3. Gangguan jantung dan sistem peredaran darah
Orang yang bekerja lebih dari 10 jam sehari memiliki risiko penyakit kardiovaskular - EKRUT
Bekerja lembur meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan serangan jantung. Sebuah penelitian pada tahun 2010 bahkan menunjukkan bahwa orang yang bekerja lebih dari 10 jam sehari memiliki risiko 60 persen lebih besar terkena penyakit kardiovaskular. Stres dan pola makan yang buruk merupakan pemicu utamanya. Selain mengelola stres kerja dengan baik, kamu juga perlu mengonsumsi makanan yang menyehatkan bagi jantung. Misalnya ikan, daging tanpa lemak, serta sayur dan buah.
4. Mata tegang
Orang yang sering melihat komputer berpotensi mengalami mata tegang - EKRUT
Sekitar 64-90 persen pekerja yang menggunakan komputer mengalami mata tegang, sakit kepala, mata kering, dan penglihatan kabur. Penyebabnya tidak lain adalah kurangnya waktu istirahat bagi mata setelah lama menatap layar komputer. Kamu sebenarnya dapat mencegah kondisi ini dengan menerapkan aturan 20/20/20. Setiap 20 menit, tataplah suatu objek dengan jarak 20 kaki (6 meter) selama 20 detik. Cara ini amat bermanfaat untuk mengistirahatkan mata yang lelah.
5. Flu dan pilek
Coba batasi kontak dengan orang yang terkena flu agar tidak mudah menular - EKRUT
Kantor merupakan lingkungan tertutup yang memungkinkan virus berpindah antara satu sama lain. Ruang kantor yang menggunakan pendingin udara bahkan membuat penyakit semakin mudah menular. Jika rekan kerjamu mengalami flu dan pilek, batasilah kontak dengannya sebelum ia benar-benar pulih. Kamu juga harus sering mencuci tangan, terlebih setelah memegang barang yang digunakan bersama.
Selain itu, bila kamu mulai mengalami gejala flu dan pilek maka sebaiknya perbanyak minum air putih, beristirahat tepat waktu dan mengkonsumsi makanan yang sehat serta vitamin. Dengan begitu gejala flu kamu akan mereda.
Baca juga: Mengenal virus Corona dan cara mencegahnya di kantor
6. Kondisi terkait stres
Tekanan kerja yang tinggi bisa memicu stres - EKRUT
Tekanan kerja yang tinggi adalah pemicu utama stres di lingkungan kerja. Jika tidak dikelola dengan baik, stres dapat menyebabkan sakit kepala, masalah pencernaan, gangguan jantung, hingga menurunkan konsentrasi dan produktivitas kerja. Stres berlarut-larut yang tidak ditangani dengan baik juga dapat mengganggu kondisi psikologis. Tak jarang, karyawan yang mengalami stres berat menjadi lebih rentan terhadap depresi dan gangguan mental sejenisnya.
Kamu sebenarnya bisa mengatasi stres ini dengan menceritakan kesulitan kamu kepada rekan kerja atau keluarga untuk meringankan bebanmu mengatasi perasaan ini. Mintalah kepada mereka saran untuk solusi terbaik menghadapi masalah tersebut. Di sisi lain, beristirahat dengan cukup dan tepat waktu juga bisa membantumu meredakan stres.
7. Kanker usus besar
Menurut riset hampir 44 persen orang yang bekerja selama 10 tahun berpotensi alami kanker usus besar - EKRUT
Menurut sebuah riset bahwa orang yang bekerja selama 10 tahun dan menghabiskan sebagian waktunya di meja memiliki kemungkinan menderita risiko kanker usus besar 44 persen. Untuk mencegah agar penyakit akibat kerja berlebihan ini tidak muncul, kamu sebaiknya membiasakan diri untuk dapat bergerak dan tidak duduk seharian. Selain itu, kamu juga dapat mencegahnya dengan melakukan diet sehat serta banyak mengonsumsi sayuran hijau salah satunya brokoli yang bagus bagi usus.
8. Kelelahan
Rasa lelah terkadang tidak bisa tergantikan akibat beban kerja yang berat - EKRUT
Pekerja kantoran cenderung memiliki waktu istirahat yang kurang. Ditambah stres, tekanan pekerjaan tanpa habis, dan gaya hidup tidak sehat, kondisi ini dapat mengakibatkan kelelahan kronis. Rasa lelah tersebut biasanya tidak dapat hilang dengan mudah. Walaupun kamu telah memiliki waktu tidur yang cukup pada hari libur, kamu justru terbangun dengan keadaan yang lelah. Produktivitas kerja pun terkena imbasnya.
Beberapa upaya yang dapat kamu lakukan untuk mencegah kelelahan tersebut adalah dengan bekerja dengan pencahayaan yang pas, membuat ruang kerja senyaman mungkin serta kurangi kafein, kurangi alkohol dan minum air putih, buah dan vitamin lebih banyak untuk meningkatkan energi.
Baca juga: 7 Jenis vitamin untuk pekerja keras yang wajib kamu konsumsi
9. Asma
Contoh penyakit akibat kerja adalah asma. (Sumber: Pexels)
Penyakit akibat kerja berlebihan selanjutnya adalah asma. Penyakit ini gejalanya bisa dirasakan tiba-tiba akibat adanya paparan berkelanjutan dari beberapa bahan iritan misalnya klorin, debu, dan asap. Penyakit asma ini rentan menyerang karyawan yang bekerja di industri pengolahan kertas, pemadam kebakaran, dan konstruksi. Sementara yang bisa dideteksi setelah terpapar selama dua tahun lamanya dan mengakibatkan asma kronis biasanya disebabkan oleh lateks, bioaerosol, bahan kimia, dll. Biasanya dialami oleh petugas kesehatan, pelukis, karyawan pabrik cat, petani, dll.
10. Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Contoh penyakit akibat kerja adalah Carpal Tunnel Syndrome. (Sumber: Pexels)
Penyakit akibat kerja yang selanjutnya adalah CTS atau Carpal Tunnel Syndrome. CTS adalah penyakit akibat saraf median di telapak tangan mengalami tekanan berlebih. Akibatnya, tangan akan terasa lemah, kesemutan, hingga kebas. Jika kamu terbiasa kerja dalam jangka waktu lama pada satu tempat untuk mengerjakan pekerjaanmu maka kamu harus waspada. Penyakit ini biasanya menyerang pekerja kantoran yang duduk dan mengetik dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, dokter gigi juga rentan karena harus memegang benda yang bergetar dalam waktu yang lama.
11. Dermatitis kontak
Contoh penyakit akibat kerja adalah dermatitis kontak. (Sumber: iStock)
Penyakit akibat kerja satu ini banyak diderita oleh karyawan yang bersinggungan dengan bahan-bahan kimia dan juga metal. Dermatitis kontak ini secara umum dibedakan menjadi dua, pertama karena iritan dan kedua karena alergi. Beberapa bahan kimia yang menyebabkan dermatitis kontak iritan adalah bahan kimia seperti zat asam, detergen, atau juga bisa air yang kotor. Sedangkan bahan yang menyebabkan dermatitis kontak alergi yaitu karet, besi, baja, atau juga bisa zat kimia.
Dermatitis kontak akan menyebabkan kulit penderitanya menjadi kemerahan, kering, mengelupas, dan gatal.
12. Gangguan tulang dan otot
Contoh penyakit akibat kerja adalah gangguan tulang dan otot. (Sumber: Pexels)
Jika posisi dalam kerja kurang baik atau ergonomis, seseorang menjadi rentan dengan penyakit akibat kerja satu ini, yaitu gangguan pada tulang, otot, sendi, tendon, dan tulang rawan. Penyakit ini timbul akibat adanya tekanan pada tulang dan sendiri secara terus menerus atau juga bisa diakibatkan oleh getaran hebat dari peralatan yang digunakan. Penyakit ini biasanya diderita oleh karyawan-karyawan yang bekerja di bidang jasa dan manufaktur.
13. Penyakit paru kronis
Contoh penyakit akibat kerja adalah penyakit paru kronis. (Sumber: Pexels)
Penyakit akibat kerja ini sering menyerang karyawan yang bekerja di tambang batu bara, pabrik batu, tanah liat, atau bahan bangunan. Contoh penyakit paru kronis ini adalah asbestosis. Asbestosis adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh paparan serat asbes dalam jangka panjang. Gejalanya biasanya baru muncul bertahun-tahun setelah seseorang terpapar serat asbes. Asbes adalah salah satu jenis mineral yang umumnya digunakan untuk atap bangunan. Nantinya, meskipun sudah tidak terpapar pemicu, penderita akan tetap mengalami keluhan seperti batuk, sesak nafas, hingga nyeri pada bagian dada.
14. Psychiatric disorder
Contoh penyakit akibat kerja adalah psychiatric disorder. (Sumber: Pexels)
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari University of Bergen di Norwegia, yang melibatkan 16.426 orang dewasa yang bekerja dari berbagai latar belakang sosial, ada perbedaan yang signifikan antara workaholic dan orang yang lebih santai tentang pekerjaan.
Perbedaan-perbedaan ini, khususnya, berkaitan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Obsessive Compulsive Disorder (OCD), serangan kecemasan dan depresi. Studi ini menemukan bahwa 32,7 persen workaholic memenuhi kriteria ADHD, 25,6 persen memenuhi kriteria OCD, 33,8 persen memenuhi kriteria kecemasan, dan 8,9 persen memenuhi kriteria depresi.
Baca juga: 7 Jenis vitamin untuk pekerja keras yang wajib kamu konsumsi
Perlu kamu tahu bahwa penyakit akibat kerja berlebihan sebenarnya dapat dicegah dengan memperbaiki gaya hidup dan mengelola stres dengan baik. Selain itu, pola makan sehat juga sama pentingnya untuk menjaga tubuh tetap bugar. Memaksakan diri bekerja dalam kondisi tidak fit malah akan mengganggu produktivitas dan hasil kerja. Jadi, mulailah gaya hidup sehat dari sekarang agar tubuhmu lebih kuat menangkal penyakit.
Namun, jika kamu memutuskan berpindah kerja untuk mencapai tujuan yang lebih sehat dalam hidupmu, kamu bisa mendaftarkan diri melalui EKRUT karena terdapat berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu. Dapatkan juga berbagai tips & insight menarik untuk pengembangan karier kamu melalui YouTube EKRUTtv.
Sumber:
- healthline.com
- linkedin.com
- health24.com
- cdc.gov
- pacificprime