Sembilan dari sepuluh orang pengguna internet di Indonesia yang berusia sekitar 25 hingga 35 tahun merupakan pengguna aktif dompet digital. Tidak heran sejak kemunculannya beberapa tahun silam, penggunaan dompet digital semakin diminati oleh masyarakat.
Selain karena mudah digunakan, kini platform yang menawarkan fitur dompet digital pun semakin banyak. Lalu bagaimana kira-kira tren penggunaan dompet digital di tahun 2020? Bila kamu penasaran simak penjelasannya di bawah ini.
Alasan kenapa masyarakat lebih menyukai dompet digital
Salah satu alasan kenapa banyak masyarakat memilih dompet digital adalah karena kemudahan digunakan - EKRUT
Lembaga Jajak Pendapat alias Jakpat telah melakukan riset tentang tren dompet digital di Indonesia pada tahun 2020.
Dari riset yang dilakukan kepada 2.496 responden sejak pertengahan April hingga Juni lalu diketahui beberapa alasan kenapa masyarakat banyak memilih menggunakan dompet digital di antaranya:
- Dompet digital atau e-wallet mudah digunakan
- Menawarkan banyak promosi
- Tidak perlu menggunakan uang tunai
- Mengurangi penyebaran virus Corona
- Keamanan terjamin
- Mudah untuk mengecek history pemakaiannya
- Menghindari tidak adanya uang kembalian
Baca juga: Facebook luncurkan dompet digital Facebook Pay
Tipe pembayaran yang banyak menggunakan e-wallet
Sekitar 56 persen pengguna dompet digital banyak menggunakan platform ini untuk berbelanja online - EKRUT
Dalam riset yang sama diketahui juga beberapa tipe pembayaran yang banyak digunakan oleh masyarakat melalui dompet digital seperti,
- Sekitar 76 persen responden menggunakan e-wallet untuk melakukan top up dan pembelian paket data
- 56 persen digunakan untuk online shopping
- 42 persen digunakan untuk mengirimkan uang
- 41 persen digunakan untuk pembayaran produk utilitas
- 36 persen dompet digital banyak digunakan untuk pembelian makanan pesan antar
Selain itu, masih banyak lagi tipe-tipe pembayaran lainnya yang dilakukan melalui penggunaan dompet digital contohnya untuk pembayaran BPJS, berdonasi, transportasi, berinvestasi, makan, hiburan, pembelian produk retail dan kartu kredit.
Baca juga: Lagi, tarif iuran BPJS Kesehatan naik
Siapa pengguna dompet digital?
Sementara itu dari sisi pengguna kebanyakan yang memakai e-wallet adalah dari kalangan milenial - EKRUT
Dengan banyaknya ragam transaksi yang dilakukan, mungkin kamu sudah bisa mengira siapa pengguna yang paling banyak menggunakan dompet digital ini. Bila melihat dari riset Jakpat hampir 38 persen pengguna e-wallet berasal dari usia 25 hingga 35 tahun.
Lalu disusul oleh sekitar 34 persennya berasal dari usia di bawah 25 tahun dan sisanya 28 persen pengguna berasal dari usia di atas 35 tahun.
Sementara itu untuk wilayah penggunaan dompet digital sendiri, kebanyakan hampir 52 persen user e-wallet berasal dari wilayah Jawa, khususnya sekitar 28 persen berasal dari wilayah DKI Jakarta. Sementara di luar Jawa hanya sekitar 20 persen saja yang menggunakan dompet digital.
Hampir sama dengan riset Jakpat, Lembaga Ipsos juga sempat melakukan penelitian serupa terkait penggunaan dompet digital ini.
Mereka menemukan bahwa sekitar 68 persen user e-wallet berasal dari kalangan milenial. Faktor yang banyak mempengaruhi kenapa milenial banyak menggunakan dompet digital adalah karena produktivitasnya yang lebih aktif dibanding usia lain.
Dalam seminggu saja setidaknya milenial bisa menggunakan dompet digital sebanyak 2 kali dengan rata-rata nilai transaksi top up bisa mencapai Rp 140.663 per minggu.
Baca juga: GoPay dikabarkan segera berstatus unicorn
Penggunaan dompet digital di tengah pandemi
Penggunaan dompet digital ditengah pandemi mengalami peningkatan hingga 80 persen - EKRUT
Siapa yang menyangka bahwa di tengah situasi pandemi dan new normal ini, ternyata berdasarkan data BPS sektor jasa keuangan mengalami kenaikan sekitar 1,03 persen termasuk di dalamnya transaksi dompet digital.
Hal ini sejalan dengan hasil riset yang dilakukan oleh Jakpat bahwa ada kenaikan sekitar 80 persen penggunaan dompet digital selama masa PSBB sebab ini juga dilakukan untuk menekan penyebaran virus melalui uang tunai.
Pasalnya, masyarakat merasa aman menggunakan dompet digital tanpa harus bersentuhan secara langsung.
Platform dompet digital paling banyak digunakan
Beberapa platform yang banyak dipakai untuk dompet digital yakni Gopay, OVO, Dana, dan lain-lain - EKRUT
Dengan semakin ramainya penggunaan dompet digital di Indonesia, tentunya semakin banyak pihak yang melihat bahwa ini adalah sebuah peluang yang besar.
Pada tahun 2020 saja, Bank Indonesia sudah mencatat ada sekitar 51 penyelenggara Uang Elektronik yang telah memperoleh izin resmi dari Bank Indonesia. Kemudian siapa yang paling unggul di antara 51 platform tersebut?
Jawabannya berbeda-beda tergantung hasil riset yang dilakukan. Misanya pada Februari lalu, Ipsos telah mengeluarkan hasil risetnya yang menyatakan bahwa Gopay menjadi platform yang paling banyak dipakai oleh masyarakat khususnya milenial. Lalu disusul di posisi kedua oleh OVO, kemudian DANA dan terakhir LinkAja.
Sedangkan laporan Asia Pacific E-commerce and Payment Guide 2020, menunjukkan bila OVO menjadi e-wallet yang banyak digunakan di Indonesia selama kurun waktu Maret dan April. Lalu disusul oleh Kartu Kredit, transfer ATM dan e-wallet Gopay.
Baca juga: Bank Indonesia akan tetapkan biaya transaksi dompet digital
Sementara menurut hasil dari Jakpat selama periode riset April hingga Juni 2020, diketahui bahwa platform dompet digital yang paling banyak digunakan adalah DANA, kemudian Gopay, OVO, ShopeePay dan terakhir LinkAja.
Tentunya ada banyak faktor yang memengaruhi perbedaan hasil riset ini. Kamu sendiri lebih sering menggunakan platform dompet digital yang mana?
Rekomendasi video:
Sumber:
- jakpat
- ipsos
- thejakartapost.com
- kompas.com