Pendiri Lippo Group, Mochtar Riady dalam seminar di Indonesia Digital Conference (IDC) mengatakan, bahwa dirinya telah menjual sekitar 70 persen sahamnya di perusahaan e-wallet OVO.
Dirinya menyampaikan alasan terkait penjualan saham tersebut, dikarenakan tidak kuat untuk terus ‘membakar uang’ dalam layanan OVO.
Sebuah sumber menyebut, bila dalam sebulan perusahaan Lippo bisa mengucurkan dana senilai Rp 700 milyar kepada perusahaan OVO.
Baca juga: OVO gandeng Bareksa untuk memasuki bisnis investasi online
Tanggapan OVO
Menanggapi hal tersebut, Presiden OVO Karaniya Dharmasaputra mengatakan bahwa, dalam dunia startup menjadi hal wajar bila posisi investor digantikan. Tergantung kepemilikan saham yang dimiliki.
Karaniya juga menambahkan bahwa proses bakar uang dalam dunia teknologi merupakan hal biasa. Tujuannya adalah untuk mengedukasi konsumen agar paham menggunakan teknologi.
OVO sendiri berasal dari PT Visionet Internasional yang berdiri pada 2017 lalu. Visionet kemudian mencari mitra kuat dalam bisnis dan menggandeng Lippo Group.
Setelah itu, OVO menerima suntikan dana dari Grab yang didukung SoftBank dan Tokopedia.
Sebelum Bos Lippo mengatakan hal di atas, berhembus kabar bila OVO akan segera melakukan merger dengan DANA pada kuartal 2020 nanti. Akan tetapi hal ini masih dalam tahap pembicaraan.
Baca juga: OVO dan DANA dikabarkan akan bergabung pada 2020
Sejak berdiri hingga sekarang, layanan e-wallet OVO menjadi salah satu pemain dompet digital terbesar di Indonesia menduduki peringkat kedua setelah GoPay.
Rekomendasi Bacaan:
- CEO baru OVO Jason Thompson, siapa dia?
- Saingi Go-Pay, OVO juga sasar UMKM
- GoPay akan luncurkan GoPark sebagai metode pembayaran parkir
Sumber:
- Dealstreetasia.com
- TheJakartapost.com