Beban pekerjaan yang berat dan tekanan target terkadang menjadikan seseorang nekat melakukan bunuh diri. Keinginan ini banyak merasuki pekerja yang kebanyakan dari generasi milenial.
Adapun daftar pekerjaan yang rentan memutuskan untuk bunuh diri ada berbagai macam. Bila dilihat dari jenis kelaminnya, kalangan pria yang rentan memutuskan bunuh diri meliputi:
- Pekerja konstruksi dan ekstraksi seperti tukang kayu, listrik penambang
- Pekerja seni, desain hiburan, media, olahraga. Seperti pekerja ilustrator, orang yang mendesain tato, atlet
- Pekerja pemeliharaan, instalasi dan perbaikan. Pekerjaan itu seperti penyelam, mekanik, pemasang kabel
- Pekerja peternakan, petani, manajer pertanian
Sedangkan bila dari kalangan perempuan kebanyakan didominasi oleh:
- Pekerja profesional seniman,desain, olah raga, media, hiburan
- Pekerja layanan keamanan seperti polisi, pengacara, penyidik
- Pekerja pendukung layanan kesehatan, seperti dokter hewan, dokter umum, dan perawat
Adapun di antara pekerjaan di atas, jenis pekerjaan yang jarang sekali memicu stres dan keinginan bunuh diri datang dari jenis pekerjaan di bidang perpustakaan, pendidikan dan pelatih. Contoh pekerjaan tersebut seperti dosen, guru, pustakawan dan lain-lain.
Baca juga: Jangan stres, ini 4 cara berdamai menghadapi atasan super nyebelin
Catatan WHO kasus bunuh diri
WHO mencatat bahwa hampir ada 800 ribu orang meninggal karena bunuh diri- EKRUT
WHO mencatat bahwa hampir setiap tahun ada sekitar 800 ribu orang yang memutuskan untuk bunuh diri.
Kasus bunuh diri bisa terjadi disemua lini usia. Akan tetapi menjadi penyebab kematian ketiga terbesar di antara usia 15-19 tahun.
Dalam laporan selanjutnya, WHO juga menulis bahwa kasus bunuh diri tidak hanya terjadi di negara dengan penghasilan tinggi.
Namun 79 persennya terjadi di negara dengan penghasilan rendah dan menengah.
Negara paling banyak kasus bunuh diri
Korea Selatan menjadi negara yang paling banyak kasus bunuh diri- EKRUT
Adapun lima negara yang paling banyak terjadi kasus bunuh diri terdapat di negara Lituania, Rusia, Guyana, Korea Selatan dan Belarus.
Indonesia sendiri dalam kasus bunuh diri berada di peringkat ke 103, dari 183 negara yang telah dilakukan penelitian. Sementara bila di ASEAN kita ada di peringkat ke 9.
Dalam 10 tahun terakhir tingkat kasus bunuh diri di Tanah Air menurun, ada di angka 3,07 persen per 100 ribu orang Indonesia.
Meski begitu, dengan merebaknya kasus bunuh diri di berita, kita pun patut untuk menjadikannya sebagai perhatian.
Penyebab kasus bunuh diri
Sering mengonsumsi zat adiktif salah satu penyebab bunuh diri- EKRUT
Ada banyak penyebab yang melatar belakangi modus kasus bunuh diri, di antaranya karena tekanan pekerjaan yang tinggi, pelecehan di tempat kerja, cacat karena pekerjaan, hingga faktor bullying yang menjadi penyebab cukup besar.
Selain faktor di atas, ada juga faktor dari luar yang menjadi pemicu seperti adanya riwayat keluarga yang pernah bunuh diri, hubungan asmara, penyakit mental, masalah keuangan, sering mengonsumsi alkohol dan zat adiktif.
Baca juga: Bagaimana caranya dapat pekerjaan yang selalu bikin bahagia?
Tips mencegah kasus bunuh diri
Untuk mencegah kasus bunuh diri terjadi di lingkungan kita. Ada berbagai upaya yang bisa kamu lakukan di antaranya,
Tanggapi keinginan bunuh diri dengan serius
Jangan anggap enteng orang yang sempat mengutarakan ingin bunuh diri.
Sesungguhnya ucapan ingin bunuh diri dari seseorang sebagai bentuk permintaan tolong bahwa ada hal yang salah dengan dirinya.
Oleh karena itu, sebagai rekan kerja upayakan untuk membantunya keluar dari masalah tersebut. Melalui dukungan, kasih sayang, dan perhatian.
Bila diperlukan, beritahu orang yang lebih berwenang dan profesional untuk bisa membantu dirinya keluar dari masalah tersebut. Meski mungkin sempat ditolak olehnya.
Beri pelatihan
Penting bagi perusahaan untuk memiliki karyawan human resource yang peduli terhadap isu bunuh diri.
Apalagi bila tim manajemen SDM itu bisa memberikan pelatihan terkait isu ini. Di sana tim SDM bisa mengidentifikasi karyawan yang berniat melakukan modus itu. Lalu melakukan penangan profesional agar hal itu tidak terjadi.
Mengetahui tanda-tanda calon pelaku
Pelaku bunuh diri biasanya mereka yang awalnya memiliki tanda-tanda seperti: tidak semangat bekerja, performa menurun, depresi, kelelahan, selalu mengeluh, dan mengisolasi diri sendiri.
Memberikan bantuan untuk rekan kerja bila itu terjadi
Kasus bunuh diri akan menimbulkan trauma baik bagi keluarga yang ditinggalkan atau rekan kerja.
Agar pengaruh negatif itu tidak terus membayangi pekerja yang lainnnya, ada baiknya perusahaan menyediakan pakar kesehatan mental untuk membantu pekerja menghadapi trauma dan faktor kehilangan.
Menelpon Bantuan Darurat
Pemerintah lewat Kemenkes telah menyediakan layanan call center bagi mereka yang sedang depresi. Kamu bisa menghubungi layanan itu di nomor (021) 500-454.
Atau kamu juga bisa menghubungi LSM Jangan bunuh diri di no (021) 0696 9293 atau dengan email [email protected].
Semakin beratnya tekanan hidup terkadang dapat membuat seseorang depresi dan nekat mengambil langkah bunuh diri. Melakukan tindak pencegahan dari awal dan tahu apa penyebabnya merupakan hal yang penting.
Rekomendasi Bacaan:
- Stres di tempat kerja? Begini cara benar mengatasinya
- 6 Cara menghilangkan stres dengan cepat dan ampuh
- 7 Penyakit yang sering muncul akibat bekerja berlebihan
Sumber:
- CNN.com
- Forbes.com
- Suicideinfo.ca
- WHO.Int