Sebelum memberikan investasi kepada sebuah proyek, investor perlu mengetahui kapan modal yang mereka tanamkan di awal proyek akan kembali atau dikenal juga sebagai payback period.
Apa itu payback period?
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan untuk mendapat pengembalian modal - EKRUT
Payback period adalah waktu atau jumlah tahun yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali investasi awal yang dibuat untuk sebuah proyek, atau lebih dikenal dengan sebutan periode pengembalian modal.
Pengertian payback period menurut Dian Wijayanto (2012:247) adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment). Sedangkan Bambang Riyanto (2004) menyebutkan bahwa payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows).
Payback period digunakan para investor untuk menentukan pengambilan keputusan atas investasi dari suatu proyek. Secara umum, investor tidak terlalu senang dengan investasi yang memiliki payback period terlalu lama.
Baca juga: Mayoritas milenial pilih properti untuk investasi
Kelebihan dan kekurangan payback period
Pentingnya mengetahui waktu payback period sebelum melakukan investasi - EKRUT
Payback period memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut:
Kelebihan payback period | Kekurangan payback period |
Rumus payback period mudah dipahami dan digunakan dengan perhitungan sederhana untuk mengukur risiko investasi sederhana. | Perhitungan payback period yang sangat cepat dan mudah mungkin dianggap terlalu sederhana. |
Payback period bisa membantu kamu menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal yang sudah digunakan. | Perhitungan yang sederhana ini memungkinkan investor untuk lupa menghitung biaya pendukung lainnya. |
Kamu juga dapat membandingkan dua proyek sekaligus menggunakan penghitungan payback period, dengan hasil proyek yang memiliki payback period lebih lama berarti bukan pilihan yang lebih baik. | Walaupun perhitungan payback period menunjukkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian investasi, namun tidak menunjukkan soal profit secara spesifik. Sehingga mungkin bisa merugikan investor ketika mereka membandingkan dua buah proyek. Salah satunya mungkin memiliki payback period yang lebih cepat namun dalam jangka panjang bukan berarti proyek tersebut punya profit yang lebih besar. |
Baca juga: Investasi bodong dan cara menghindarinya
Indikator payback period
Investor menggunakan metode payback period sebelum melakukan investasi - EKRUT
Berikut adalah beberapa indikator dari payback period, seperti:
- Memilih proyek dengan payback period tercepat di antara beberapa proyek lainnya.
- Proyek dengan payback period yang lebih cepat adalah proyek yang lebih menarik untuk dipilih menjadi sasaran suntikan dana.
- Investor menggunakan metode payback period untuk menentukan apakah mereka akan melakukan investasi atau tidak.
Baca juga: Mengenal sukuk lebih dalam, investasi obligasi berbasis syariah
Cara menghitung payback period dan 3 contoh perhitungannya
Payback period mempunyai rumus penghitungan yang sederhana - EKRUT
Setelah mengetahui dengan jelas mengenai pengertian payback period, kini saatnya kamu menghitung dan mempraktikkan rumus payback period dengan cara berikut ini. Rumus payback period adalah nilai investasi dibagi dengan kas masuk bersih. Dengan catatan bahwa nilai arus kas masuk bersih dinilai sama pada setiap waktu periode atau sama pada pertahunnya. Rumus tersebut yaitu:
Payback period = Nilai investasi : Kas masuk bersih
Berbeda dengan cara perhitungan payback period saat arus kas yang dimiliki perusahaan berbeda, maka rumusnya adalah:
PP = n + a : b x 1 tahun
keterangan:
PP = payback period
n = syarat periode pengembalian modal investasi
a = jumlah kumulatif arus kas pada tahun terakhir (n)
b = arus kas pada tahun setelah tahun kumulatif arus kas berjalan (n + 1)
Baca juga: Kenali Obligasi Ritel Indonesia (ORI) beserta cara pembeliannya
1. Contoh perhitungan payback period dengan arus kas yang sama
Sebuah manajemen pada perusahaan PT ABC sedang melakukan pertimbangan untuk membeli alat produksi pada komponen elektronika. Dengan adanya pembelian mesin produksi berharga Rp 250 jt, makan keuntungan bersih yang bisa diperoleh dari adanya tambahan mesin tersebut adalah Rp 70 per tahunnya. Lantas, berapakah payback period time untuk mesin tersebut?
Jawaban:
Nilai Investasi = Rp. 250.000.000,-
Kas Masuk Bersih = Rp. 70.000.000,-
periode pengembalian modal = ?
periode pengembalian modal = Nilai Investasi : Kas Masuk Bersih
periode pengembalian modal = Rp. 250.000.000,- : Rp. 70.000.000,-
periode pengembalian modal = 3,57 tahun
Berdasarkan perhitungan di atas, maka waktu payback period atau periode pengembalian modal untuk suatu mesin produksi adalah 3,57 tahun.
2. Contoh perhitungan payback period dengan arus kas yang berbeda
Terdapat suatu usulan proyek investasi senilai Rp 600.000.000 umur ekonomis 5 tahun, syarat periode pengembalian 2 tahun, dan arus kas per tahun adalah tahun 1 sebesar Rp 300.000.000, tahun 2 sebesar Rp 250.000.000, tahun 3 Rp 200.000.000, tahun 4 sebesar Rp 150.000.000, dan tahun 5 Rp 100.000.000.
Dalam contoh tersebut, diketahui bahwa arus kas setiap periode (pertahun) tidak sama, sehingga untuk menghitung payback period dari contoh tersebut bisa dilakukan dengan cara berikut ini:
Tahun 1 : Rp 300.000.000
Tahun 2 : Rp 250.000.000 menjadi Rp 550.000.000
Tahun 3 : Rp 200.000.000 menjadi Rp 750.000.000
Tahun 4 : Rp 150.000.000 menjadi Rp 900.000.000
Tahun 5 : Rp 100.000.000 menjadi Rp 1.000.000.000
PP = n + (a : b) x 1 tahun
PP = 2 + ((Rp 600.000.000 - Rp 550.000.000) : (Rp 750.000.000 - Rp 550.000.000)) x 1 tahun
PP = 2 + 0.25 tahun
PP = 2,25 tahun
Dari contoh perhitungan payback period di atas, dapat diketahui periode pengembalian modal yaitu sebesar 2,25 tahun atau tepatnya 2 tahun lebih 3 bulan.
3. Contoh perhitungan payback period dengan arus kas yang berbeda
PT. Jaya Mandiri melakukan sebuah investasi dengan besaran Rp 100.000.000 dalam aktiva tetap dengan ketentuan sejumlah proceed kumulatif sebagai berikut.
Tahun 1 : 50.000.000
Tahun 2 : 40.000.000 menjadi Rp 90.000.000
Tahun 3 : 30.000.000 menjadi Rp 120.000.000
Tahun 4 : 20.000.000 menjadi Rp 140.000.000
Maka perhitungan periode payback period adalah sebagai berikut.
PP = 2 + ((Rp 100.000.000 - Rp.90.000.000,00) : (Rp 120.000.000 - Rp90.000.000)) x 1 tahun
PP = 2 + (Rp 10.000.000) : (Rp 30.000.000) x 1 tahun
PP = 2,33 tahun
Sehingga hasil waktu payback period adalah 2 tahun 4 bulan.
Baca juga: SBN adalah: Jenis, cara kerja, keuntungan, hingga produk SBN 2021
Untuk kamu yang ingin mencoba bekerja di startup, coba daftarkan diri kamu untuk menjadi talent di EKRUT. Semua proses dan bantuan professional di talent marketplace EKRUT gratis. Kamu – sebagai talent atau employer – bisa langsung direkrut dan merekrut kandidat yang sesuai.
Itulah informasi mengenai payback period atau periode pengembalian modal. Simak juga video mengenai tips sukses berkarir di startup.
Sumber:
- investopedia
- corporate finance institute
- cleartax
- journal.ikopin.ac.id
- accurate.id
- qwords.com
- kumparan