Prinsip Pareto adalah salah satu teori yang dikembangkan oleh ekonomis Italia, Vilfredo Pareto. Prinsip ini cukup penting dalam membantu mengembangkan ekonomi modern serta pengembangan bisnis perusahaan. Untuk lebih memahami mengenai prinsip Pareto secara mendalam, simak rangkuman dalam pembahasan singkat berikut ini!
Apa itu prinsip Pareto?
Prinsip Pareto adalah aturan yang dikenal juga sebagai aturan 80/20 (sumber: chrisjacksoncoaching)
Prinsip Pareto adalah teori yang menyatakan bahwa 80 persen keluaran dari situasi atau sistem tertentu ditentukan oleh 20 persen masukan. Dengan kata lain, prinsip ini menjelaskan bahwa 80% suatu kinerja merupakan hasil dari 20% usaha yang telah dilakukan, sehingga juga dikenal sebagai "aturan 80/20". Aturan 80/20 awalnya dikembangkan oleh V. Pareto, kemudian dipopulerkan oleh Joseph M. Juran. Yang menarik dari prinsip Pareto adalah dapat diterapkan pada semua aspek perusahaan, terutama kegiatan bisnis.
Prinsip Pareto merupakan konsep yang dapat digambarkan dalam diagram serta grafik komparatif dengan nama lain analisis Pareto. Panjang batang mewakili frekuensi atau biaya (waktu atau uang), dan disusun dengan batang terpanjang di kiri dan terpendek di kanan. Dengan cara ini, bagan secara visual dapat menggambarkan situasi mana yang lebih signifikan. Prinsip Pareto adalah alat analisis untuk membantu mengatur pemikiran dan mengembangkan solusi untuk masalah bisnis dan konsumen.
Baca juga: Random Sampling Adalah: Definisi, Cara dan 4 Tipe Metodenya
3 Manfaat prinsip Pareto
Prinsip Pareto dapat dimanfaatkan dalam bidang manajemen (sumber: pexels)
Prinsip Pareto dapat diterapkan di berbagai bidang, seperti manufaktur, manajemen, dan sumber daya manusia. Misalnya, upaya 20% staf perusahaan dapat mendorong 80% keuntungan perusahaan. Prinsip Pareto juga dapat diterapkan terutama bisnis yang berbasis layanan klien. Misal, penerapan dalam berbagai program perangkat lunak pelatihan dan manajemen hubungan pelanggan (CRM). Dalam praktiknya, prinsip Pareto memiliki beberapa manfaat. Adapun beberapa manfaat prinsip Pareto adalah sebagai berikut.
1. Efisiensi organisasi
Adanya analisis Pareto mengharuskan individu membuat daftar perubahan yang diperlukan. Setelah daftar perubahan atau masalah teridentifikasi, maka daftar dapat diurutkan dari yang terbesar hingga yang paling tidak parah. Masalah utama yang memiliki tingkat keparahan tinggi harus menjadi prioritas penyelesaian. Berfokus pada masalah, penyebab, dan penyelesaian masalah akan berkontribusi pada efisiensi organisasi.
Dengan demikian, perusahaan dapat beroperasi secara efisien ketika karyawan mengidentifikasi akar penyebab masalah. Selain itu, karyawan dapat menghabiskan waktu menyelesaikan masalah terbesar sehingga dapat menghasilkan manfaat organisasi yang lebih optimal.
2. Meningkatkan kemampuan problem solving
Analisis Pareto memungkinkan seseorang untuk mengatur masalah yang berhubungan dengan pekerjaan menjadi fakta yang kohesif. Setelah kamu mengumpulkan beberapa fakta dan data yang dibutuhkan, kamu dapat memulai perencanaan yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
3. Pengambilan keputusan yang lebih baik
Analisis Pareto adalah suatu konsep yang mengharuskan seseorang untuk dapat mengukur dan membandingkan dampak perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi. Selama analisis Pareto, penyelesaian masalah, prosedur, serta proses yang diperlukan harus didokumentasikan.
Dokumentasi tersebut memungkinkan persiapan dan perbaikan yang lebih baik dalam pengambilan keputusan yang perubahan di masa mendatang. Aturan 80/20 dapat membantu menganalisis metrik pengukuran dalam waktu yang lebih singkat, cukup dengan memprioritaskan inisiatif dalam urutan yang benar.
Manfaat lain menggunakan prinsip Pareto, yaitu:
- Prioritas yang jelas baik untuk individu maupun tim
- Produktivitas harian meningkat
- Kemampuan untuk membagi pekerjaan ke dalam segmen yang lebih terorganisasi
- Strategi lebih fokus
Baca juga: Jangan Panik! Begini 5 Cara Menghapus Email yang Sudah Terkirim!
Jenis-jenis prinsip Pareto
Jenis-jenis prinsip Pareto didasarkan pada penyebab dan fenomenanya (sumber: pexels)
Jenis prinsip Pareto dikaitkan mengenai kegiatan analisis data yang dilakukan sehingga diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Prinsip Pareto mengenai penyebab
Prinsip Pareto jenis ini digunakan untuk menganalisis penyebab suatu proses serta bagaimana implementasi dari penyebab masalah tersebut. Misal, dalam perusahaan, prinsip Pareto ini dimanfaatkan untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan:
- Metode operasi, berkaitan dengan kondisi, metode kerja, sistem pengaturan, dan lain sebagainya.
- Operator, berkaitan dengan pengalaman, keterampilan, sifat serta umur individu (sumber daya manusia).
- Bahan baku, berkaitan dengan sumber dan pembuatannya.
- Mesin, berkaitan dengan peralatan dan instrumen.
2. Prinsip Pareto mengenai fenomena
Prinsip Pareto jenis ini digunakan untuk analisis hasil-hasil yang tidak dikehendaki dan dapat digunakan untuk mengetahui masalah utama yang muncul. Dalam perusahaan, prinsip ini digunakan untuk analisis berbagai hal yang berkaitan dengan biaya, kualitas, distribusi hingga keamanan seperti:
- Kualitas ini berkaitan dengan kegagalan, keluhan, perbaikan, serta kerusakan.
- Biaya dapat berhubungan dengan jumlah kerugian yang mungkin muncul, ongkos, serta pengeluaran lain-lain.
- Distribusi di sini dapat berhubungan dengan penundaan pengiriman, keterlambatan pembayaran, dan sebagainya.
- Keamanan berhubungan dengan kecelakaan atau mungkin gangguan dari berbagai hal lain.
Baca juga: MVP (Minimum Viable Product): Pengertian, 3 tahapan, tujuan, karakteristik, dan contohnya
Penerapan prinsip Pareto
Aturan 80/20 digambarkan untuk memetakan frekuensi dampak terhadap hasil (sumber: pexels)
Prinsip Pareto umumnya digambarkan melalui bagan dengan memetakan frekuensi, dengan asumsi bahwa semakin sering sesuatu terjadi, semakin besar dampaknya terhadap hasil. Umumnya, penerapannya digunakan untuk berbagai aplikasi biasanya dilakukan analisis dan interpretasi prinsip Pareto adalah sebagai berikut.
- Pertama, tentukan klasifikasi yang akan digunakan untuk menyusun item dalam grafik batang.
- Pilih pengukuran yang sesuai seperti frekuensi, kuantitas, biaya, dan waktu.
- Tentukan periode waktu bagan Pareto yang akan dibuat grafik batangnya. Misalnya, selama seminggu, sebulan, atau setahun.
- Merakit data baru dan data yang sudah ada sesuai kategori dan periode waktu.
- Lakukan total pengukuran untuk semua kategori.
- Pilih skala yang tepat untuk pengukuran yang telah dikumpulkan. Total yang dibuat pada langkah di atas akan menjadi nilai maksimum.
- Sekarang untuk setiap kategori, buat batang-batang tersebut beserta pelabelannya. Bilah terpanjang harus ditempatkan di tempat paling kiri dan terpendek di paling kanan.
Efisiensi Pareto adalah keseimbangan distribusi sumber daya sedemikian rupa sehingga lot satu individu tidak dapat ditingkatkan tanpa merusak lot individu lain. Peningkatan Pareto adalah bagian yang menguntungkan satu individu tanpa menyebabkan kerugian bagi orang lain. Penerapan lain dari prinsip Pareto adalah aturan 96 menit, yang menyatakan bahwa pekerja pengetahuan harus mengabdikan diri mereka untuk tugas terpenting mereka selama periode waktu itu setiap hari untuk meningkatkan produktivitas.
Baca juga: Konsultan Pajak: Definisi, Peran dan Tanggung Jawab Beserta 4 Skill yang Harus Dimilikinya
Pentingnya diagram Pareto
Diagram Pareto penting dalam menganalisis alokasi sumber daya (sumber: mytimemanagement)
Prinsip Pareto adalah aturan praktis yang berguna ketika mencoba mengoptimalkan alokasi sumber daya. Distribusi sumber daya yang tepat akan menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam efisiensi dan profitabilitas bisnis. Misalnya, dalam suatu perusahaan, apakah CEO baru dipekerjakan dapat meningkatkan retensi klien untuk bisnis kecil. Jika 80% dari alasan klien mereka pergi disebabkan oleh 20% dari kemungkinan masalah, tidak ada salahnya untuk fokus pada 20% pertama.
Selain itu, pentingnya diagram yang mengimplementasikan Prinsip Pareto adalah membuat alat pengambilan keputusan yang bagus untuk membantu mengoptimalkan alokasi sumber daya untuk bisnis. Aturan 80/20 ini membantu mengatur proses berpikir dan membuat keputusan yang jauh lebih matang.
Baca juga: Panduan Cara Lapor SPT Tahunan / Pajak Tahunan Online 2022
Contoh diagram Pareto
Contoh penerapan prinsip Pareto antara akurasi dengan kegagalan (sumber: asq)
Penasihat keuangan (business consultant) biasanya menggunakan prinsip Pareto untuk membantu menyelesaikan permasalahan klien. Bisnis ini bergantung pada kemampuan si penasihat dalam memberikan layanan yang sangat baik, karena biaya bergantung pada kepuasan pelanggannya. Namun, tidak setiap klien memberikan jumlah biaya yang sama kepada penasihat. Jika praktik penasihat memiliki 100 klien, maka menurut Prinsip Pareto, 80 persen pendapatan penasihat keuangan harus berasal dari 20 klien teratas. 20 klien ini memiliki jumlah aset tertinggi dan biaya tertinggi yang dibebankan.
Praktik penasihat yang telah mengadopsi Prinsip Pareto memperlihatkan peningkatan dalam manajemen waktu, produktivitas, dan kepuasan klien secara keseluruhan. Prinsip Pareto memang tampak sederhana, tetapi sulit diterapkan untuk penasihat keuangan biasa. Pada prinsipnya, 20 klien membayar 80 persen dari total biaya, maka setidaknya klien ini harus menerima 80% dari layanan yang diberikan.
Oleh karena itu, para penasihat harus menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk membina hubungan dengan 20 klien teratas mereka. Namun, hal ini umumnya tidak terjadi karena sebagian besar penasihat cenderung membagi waktu dan layanan mereka tanpa memperhatikan status klien. Jika klien menelepon dan memiliki masalah, penasihat langsung menanganinya, terlepas dari berapa banyak biaya yang diberikan klien untuk penasihat.
Selain contoh tersebut, dijabarkan pula beberapa contoh lain penerapan prinsip Pareto adalah sebagai berikut:
- 20 persen karyawan menghasilkan 80 persen hasil perusahaan.
- 20 persen dari waktu karyawan tertentu menghasilkan 80 persen dari output mereka.
- 20 persen bug perangkat lunak menyebabkan 80 persen kegagalan perangkat lunak.
- 20 persen dari investasi perusahaan menghasilkan 80 persen dari keuntungan investasinya.
Contoh prinsip Pareto juga dapat digambarkan sebagai bagan untuk mempermudah analisis dan interpretasi. Itulah beberapa informasi seputar prinsip Pareto beserta contoh, penerapan, dan jenis-jenisnya. Pada dasarnya, prinsip ini memang cukup penting dalam mengembangkan bisnis karena berkaitan dengan analisis input serta output yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan.
Baca juga: Mengenal ISO Mulai dari Pengertian, 7 Jenis, dan Manfaatnya dalam Bisnis Perusahaan
Bagi kamu yang memiliki mimpi untuk dapat berkarier di startup ternama, yuk, sign up EKRUT sekarang! Jangan khawatir, karena semua proses dan bantuan profesional di talent marketplace EKRUT bisa kamu dapatkan secara gratis. Selain artikel-artikel di EKRUT Media, kamu juga bisa mendapatkan informasi seputar pekerjaan, career insight, serta tips bermanfaat seputar dunia kerja melalui YouTube Official EKRUT.
Sumber:
- asq.org
- techtarget.com
- corporatefinanceinstitute.com