Jaringan hotel asal India OYO, dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menghentikan salah satu unit bisnis perusahaan yang fokus dalam menyediakan layanan co-living space, OYO Life, di Indonesia.
Beberapa alasan yang disebut-sebut menjadi penyebabnya adalah karena biaya operasional yang tinggi, segmen pelanggan yang terbatas, dan kesulitan dalam mempertahankan biaya operasional tersebut.
Padahal, unit bisnis OYO Life ini terbilang masih anyar, baru diresmikan pada Oktober 2019 lalu di Indonesia.
OYO Life sendiri merupakan unit bisnis yang bergerak di bidang hunian indekos, dengan menyediakan sewa kamar bulanan yang sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti AC, mesin cuci, kulkas, tv kabel, pemanas air dan pembersihan kamar.
Baca juga: Kontroversi manajemen bisnis OYO, akankah seperti WeWork?
Dikabarkan PHK karyawan
Selain menutup salah satu jaringan bisnisnya, OYO juga dikabarkan melakukan PHK di Indonesia-EKRUT
Selain penutupan unit bisnis OYO Life, kabar lain menyebutkan bahwa OYO baru-baru ini juga telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 200 orang karyawannya di Indonesia. Namun, pihak OYO Indonesia belum memberikan konfirmasi atas kabar tersebut.
Sebelumnya, OYO memang sudah merumahkan karyawannya di berbagai negara.
OYO telah memutuskan hubungan kerja sebanyak 5 persen dengan karyawannya di Cina, 12 persen karyawan di India, dan sekitar sepertiga jumlah karyawan OYO di Amerika.
Di Indonesia sendiri, OYO pertama kali muncul pada 2018 dan telah melakukan ekpansi di 100 kota di Indonesia.
OYO dikenal sebagai jaringan hotel terbesar di dunia yang telah tersebar di 80 negara dengan memiliki jumlah kamar sebanyak 1.2 juta dan jumlah awal pegawai mencapai 20.000 orang.
Dengan adanya pemutusan hubungan kerja ini, tentu jumlah total karyawan tersebut saat ini semakin menyusut.
Update:
Berdasarkan kabar terbaru mengenai penutupan layanan OYO Life di Indonesia, Juru Bicara OYO Indonesia telah membantah kabar tersebut.
Pihak perusahaan menyangkal bahwa OYO akan menutup layanan OYO LIFE, justru OYO ingin menumbuhkan bisnisnya di Indonesia lantaran berada di jalur bisnis yang positif dalam merebut potensi pasar dan skalabilitas.
Sementara terkait isu PHK yang melanda OYO Indonesia, pihak perusahaan tidak ingin berkomentar lebih jauh terkait hal itu. Mereka merasa bahwa OYO Indonesia lebih kuat dan relevan saat ini.
Pasalnya, perjalanannya di Indonesia telah membuat OYO banyak belajar untuk memperkuat pondasi dalam menggunakan sumber daya dan teknologi yang dimilikinya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi partner dan pelanggan.
Rekomendasi Bacaan:
- Situs tanya jawab Quora PHK karyawan
- Belajar dari kegagalan perusahaan Unicorn WeWork
- Awas, ini 9 tanda kamu akan mengalami PHK
Sumber:
- DealstreetAsia.com