Kamu kenal dengan Adolf Hitler, Benito Mussolini, dan Kim Jong-un? Mereka adalah pemimpin yang dikenal karena gaya kepemimpinannya yang otoriter. Apa sebenarnya kepemimpinan otoriter? Mari kita bahas selengkapnya di artikel berikut ini.
Baca juga: Mengenal Gaya Kepemimpinan Otokratis beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Apa itu kepemimpinan otoriter?
Gaya kepemimpinan otoriter adalah seseorang yang ingin semua orang patuh tanpa syarat kepada dia sebagai pemimpin - Pexels
Dalam KBBI, otoriter adalah berkuasa sendiri atau bertindak sewenang-wenang. Gaya kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan oleh seorang individu yang memiliki kekuatan penuh dalam pengambilan keputusan dan kontrol mutlak atas bawahannya.
Authoritarian leadership atau kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang absolut dan menginginkan semua orang patuh tanpa syarat kepada sang pemimpin.
Pemimpin otoriter cenderung merasa bahwa dirinyalah yang paling pintar. Sehingga mereka beranggapan bahwa semua kesuksesan yang terjadi adalah karena hasil dari kepemimpinan mereka. Mereka pun tidak suka mendapat kritik dan saran dari orang lain.
Gaya kepemimpinan ini sering dipandang negatif karena tidak adanya kebebasan berpendapat untuk orang lain selain sang pemimpin itu sendiri.
Baca juga: Tips memahami gaya kepemimpinan yang efektif
Karakteristik kepemimpinan otoriter
Salah satu karakter pemimpin otoriter adalah sangat dominan dalam pengambilan setiap keputusan - Pexels
Karakteristik dari kepemimpinan otoriter adalah sebagai berikut.
- Pemimpin merasa bahwa keputusannya adalah yang paling benar, sehingga seringkali pemimpin membuat keputusan atau pilihan hanya dengan pemikiran dan idenya sendiri, tanpa mendengarkan masukan dari bawahan atau anggotanya. Hal ini membuat hasil setiap inovasi dan kreativitas yang lahir dari pemimpin otoriter tidak dapat dikembangkan dengan baik.
- Pemimpin otoriter sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan, kebijakan, peraturan, dan prosedur apapun terkait perusahaan atau organisasi.
- Keputusan pemimpin otoriter bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
- Pemimpin enggan menerima kritik, saran dan pendapat orang lain, sehingga para bawahan atau anggota tidak diberikan kebebasan untuk berpendapat.
- Semua kekuasaan penuh terpusat pada pemimpin.
- Seringkali organisasi atau perusahaan dianggap sebagai milik pribadi dan pemimpin memiliki hak penuh atas hal tersebut.
- Pemimpin sangat berorientasi pada hasil dan tugas sehingga bawahan selalu diawasi langsung oleh pemimpin setiap mereka melakukan pekerjaan. Pemimpin tidak mentoleransi adanya kesalahan atau penyimpangan dan mereka tidak segan-segan untuk memberikan hukuman keras pada setiap ketidakpatuhan dan menggunakan kekuasaan untuk mengancam sanksi seperti pemecatan, terutama untuk anggota yang dianggap membangkang.
- Pemimpin otoriter beranggapan bahwa bawahan adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi semata. Sehingga para bawahan atau anggota pun tidak diberikan kebebasan untuk menentukan tujuan mereka sendiri dan harus menjalankan semua tugas tanpa ragu.
- Di bawah pemimpin otoriter, banyak bawahan yang merasa kurang termotivasi dan cara mereka menjalankan tugas hanya berdasarkan pada ketakutan dan ancaman.
Baca juga: Ini 7 kriteria pemimpin yang baik, apakah bosmu salah satunya?
Sisi positif dan negatif gaya kepemimpinan otoriter
Salah satu sisi positif gaya kepemimpinan otoriter adalah efektif di lingkungan tekanan tingkat tinggi seperti perang - Pexels
Gaya kepemimpinan otoriter tentu memiliki sisi positif dan juga negatif, berikut penjelasannya.
1. Sisi positif gaya kepemimpinan otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter tidak selamanya negatif, kepemimpinan dengan cara ini juga memiliki sisi positif seperti.
- Efektif di lingkungan tekanan tingkat tinggi atau darurat seperti konflik atau perang.
- Memiliki sosok pemimpin yang tegas dan cepat dalam mengambil keputusan.
- Hasil dari kepemimpinan ini selalu tampak sempurna karena pemimpin tidak mentoleransi adanya kesalahan sekecil apapun. Berguna untuk pekerjaan seperti manufaktur, konstruksi juga rumah sakit.
- Pemimpin otoriter mengambil tanggung jawab penuh atas semua keputusan, tujuan dan jalur strategis menuju kesuksesan dengan memaksakan kepatuhan mutlak dari bawahan mereka.
- Organisasi sangat terstruktur karena pemimpin memaksa bawahan untuk patuh secara mutlak dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Namun meski begitu, pelaksanaannya cenderung kaku.
2. Sisi negatif gaya kepemimpinan otoriter
Di sisi lain, ada banyak kekurangan dan sisi negatif dari gaya kepemimpinan otoriter adalah sebagai berikut.
- Penggunaan gaya kepemimpinan otoriter yang berlebihan dapat menyebabkan pemimpin dipandang sebagai orang yang mendominasi dan keras kepala.
- Hal tersebut dapat menimbulkan kebencian di antara anggota kelompok.
- Akibatnya anggota enggan untuk menyumbangkan keahlian atau pendapat mereka dalam sebuah diskusi.
- Tingkat turnover karyawan tinggi karena mereka merasa tidak nyaman dalam bekerja di bawah tekanan pemimpin otoriter.
- Pemimpin yang otoriter biasanya kurang terampil dalam pemecahan masalah kreatif sehingga dapat merugikan hasil kelompok.
Baca juga: Jangan stres, ini 4 cara berdamai menghadapi atasan super nyebelin
Perbedaan gaya kepemimpinan otoriter dan kepemimpinan otoritatif
Pemimpin otoritatif bertindak seperti mentor, sangat bertolak belakang dengan pemimpin otoriter - Pexels
Kedua gaya kepemimpinan berikut ini sangat bertolak belakang. Perbedaan pemimpin otoritatif dan otoriter adalah sebagai berikut.
Perbedaan | Pemimpin Otoriter | Pemimpin Otoritatif |
Gaya Kepemimpinan | Gaya memimpin yang cenderung memaksakan kehendak | Gaya memimpin yang mau membimbing dan mengarahkan bawahannya |
Pemimpin bertindak sebagai | Bertindak layaknya seorang pemilik dari organisasi | Bertindak layaknya seorang mentor |
Tujuan penggunaan kekuasaan | Untuk memaksakan kepatuhan anggota | Untuk membimbing dan memotivasi anggota |
Tujuan penggunaan kekuasaan | Menggunakan ancaman dan sanksi dalam memperlakukan anggota | Menawarkan arahan dan umpan balik untuk menjaga antusiasme anggota |
Menciptakan perasaan berikut terhadap anggota | Menciptakan rasa takut, terancam dan tidak termotivasi di antara anggota | Menciptakan rasa pencapaian di antara anggota |
Keinginan anggota untuk mengikuti pemimpin | Anggota secara terpaksa mengikuti arahan pemimpin | Anggota secara sukarela mengikuti arahan pemimpin |
Pemaksaan kehendak oleh pemimpin | Lebih memaksakan kehendaknya terhadap anggota dan organisasi | Tidak memaksakan kehendaknya terhadap anggota dan organisasi |
Mengedepankan hal berikut terhadap anggota | Mengedepankan kepatuhan mutlak dari anggota | Mengedepankan pencapaian dari anggota |
Komunikasi antara pemimpin dan anggota | Tidak adanya komunikasi antara pemimpin dan anggota karena anggota harus melaksanakan tugas tanpa pertanyaan | Masih adanya komunikasi antara pemimpin dan anggota, mereka pun dapat mengajukan pertanyaan dan mendapatkan bimbingan dari pemimpin |
Peluang anggota untuk menyampaikan sesuatu kepada pemimpin | Anggota hampir tidak memiliki peluang untuk memberikan ide dan inisiatif kepada pemimpin | Anggota memiliki peluang untuk memberikan ide dan inisiatif kepada pemimpin |
Baca juga: 8 Cara menjadi pemimpin yang baik beserta karakter yang harus dimiliki
Macam-macam gaya kepemimpinan lainnya
Salah satu contoh pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan karismatik adalah Abraham Lincoln - Pexels
Selain gaya kepemimpinan otoriter, berikut beberapa macam gaya kepemimpinan lainnya.
1. Gaya kepemimpinan otoritatif
Pemimpin otoritatif ingin menggerakkan anggota dengan motivasi untuk menuju suatu visi atau tujuan yang telah ditetapkan.
2. Gaya kepemimpinan birokratis
Pemimpin birokratis tidak hanya menjadi atasan tapi juga memastikan bahwa semua peraturan dipatuhi oleh anggota sehingga gaya kepemimpinan ini cukup efektif untuk memantau hasil kerja rutin.
3. Gaya kepemimpinan karismatik
Pemimpin karismatik memiliki kekuatan energi dan daya tarik yang bisa mempengaruhi orang lain sehingga mempunyai pengikut yang jumlahnya besar.
4. Gaya kepemimpinan partisipatif
Pemimpin partisipatif mengikutsertakan anggota dalam pengambilan keputusan mencakup konsultasi, pengambilan keputusan bersama, membagi kekuasaan, desentralisasi dan manajemen yang demokratis.
5. Gaya kepemimpinan inovatif
Pemimpin yang inovatif dapat mengarahkan perusahaan untuk memproduksi inovasi untuk produk, layanan atau jasa yang dibuat perusahaan.
6. Gaya kepemimpinan demokratis
Pemimpin demokratis membangun rasa hormat dan tanggung jawab dari anggota dengan mendengarkan pendapat mereka. Pemimpin juga menetapkan kebijakan melalui konsensus dengan mengikutsertakan partisipasi dari anggota.
7. Gaya kepemimpinan autokratis
Kebalikan dari pemimpin demokratis, pemimpin autokratis adalah pemimpin yang membuat keputusan dari pilihannya sendiri tanpa mengambil masukan dari anggota.
8. Gaya kepemimpinan delegatif
Pemimpin delegatif memberikan kepercayaan kepada tim yang dipimpinnya. Pemimpin juga berusaha meningkatkan kerjasama antara dirinya dengan anggota tim dalam menyelesaikan tugas.
9. Gaya kepemimpinan situasional
Gaya kepemimpinan situasional ini menekankan pada pengaruh lingkungan dan situasi.
10. Gaya kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan ini mengubah dan mentransformasikan setiap anggota untuk menuju perubahan agar kualitas para anggota akan semakin meningkat.
11. Gaya kepemimpinan transaksional
Pemimpin transaksional mengutamakan kesepakatan antara dirinya dengan para anggota berupa hadiah dan hukuman.
12. Gaya kepemimpinan afiliatif
Pemimpin afiliatif menilai individu dan emosi anggota sebagai hal yang lebih penting daripada tugas dan tujuan. Pemimpin berusaha menciptakan hubungan harmonis antara dirinya dengan anggota dan membangun ikatan emosional yang kuat agar meningkatkan kesetiaan tinggi dari anggota.
13. Gaya kepemimpinan paternalistik
Pemimpin paternalistik menjunjung nilai-nilai budaya dan moralitas di dalam organisasi dengan cara melindungi, mengayomi, dan menolong anggota organisasi yang dipimpinnya.
14. Gaya kepemimpinan koersif
Pemimpin koersif menuntut perintahnya dipenuhi sesegera mungkin dan tidak segan untuk membuat kebijakan ekstrem tanpa adanya fleksibilitas kepada anggota. Gaya kepemimpinan ini membuahkan hasil yang maksimal saat organisasi ada dalam situasi krisis dan membutuhkan perbaikan secepatnya.
15. Gaya kepemimpinan pacesetting
Gaya kepemimpinan ini memiliki pemimpin yang menunjukkan tujuan dan arahan yang jelas mengenai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota, sehingga pemimpin ini sangat ambisius dan menuntut keberhasilan serta kesempurnaan dari setiap tugas yang diberikannya kepada anggota.
16. Gaya kepemimpinan coaching
Pemimpin ini bertindak seperti seorang penasehat atau pelatih bagi anggotanya. Pemimpin akan membantu anggota untuk menemukan kekuatan dan kelemahan mereka.
Baca juga: 10 Tipe kepemimpinan dalam tim, kamu termasuk yang mana?
Jika kamu saat ini masih belum memiliki pekerjaan, coba daftarkan diri kamu untuk menjadi talent di EKRUT. Semua proses dan bantuan professional di talent marketplace EKRUT gratis. Kamu – sebagai talent atau employer – bisa langsung direkrut dan merekrut kandidat yang sesuai. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, daftar sekarang di EKRUT!
Itu tadi informasi mengenai gaya kepemimpinan yang otoriter, tonton juga video mengenai tipe kepemimpinan berdasarkan MBTI berikut ini. Semoga berhasil!
Sumber:
- cerdas co
- liputan6
- elibrary.unikom.ac.id