Berdasarkan laman NapoleonCat.com yang selalu merilis data bulanan pengguna Instagram di Indonesia, di November 2022, pengguna Instagram mencapai 97.071.400. Kemudian, bila dibandingkan dengan data pengguna internet di Indonesia saat ini yang mencapai lebih dari 210 juta orang, itu berarti lebih dari 46 persen di antaranya adalah pengguna aktif Instagram juga.
Nggak heran jika Instagram Ads masih menjadi salah satu platform yang efektif dan sering digunakan oleh digital marketer, khususnya jika segmentasi market secara usia berada di angka 18-24 dan 25-34. Nah, di artikel kali ini, kita akan membahas mengenai metrik untama untuk oprimasi Instagram Ads yang penting atau berpengaruh besar pada digital marketing campaign kamu. Let’s get started!
Baca juga: Intip Cara Beriklan di Instagram yang Efektif dan Mudah
1. Cost per result
Cost per result adalah metrik utama yang harus diukur karena langsung memengaruhi business revenue secara langsung. (Sumber: Pexels.com)
Cost per result atau biaya per hasil sering digunakan sebagai tolak ukur utama dari performa digital marketing campaign di dashboard Instagram Ads. Cost per result tergantung pada marketing objective atau business goal yang dirancang sebelumnya. Berikut rincian marketing objective yang bisa digunakan pada Instagram Ads:
Awareness
- Reach
- Brand awareness
Consideration
- Website clicks atau traffic
- Video views
- Engagement
- Lead generation
- Messages
Conversion
- Website conversions
- Dynamic ads on Instagram
- Mobile app installs
- Mobile app engagement
2. Landing page views dan outbound clicks
Kedua metrik ini berkaitan dengan perjalanan konsumen dari awal melihat iklan hingga berkunjung ke website kamu. (Sumber: Pexels.com)
Kedua metrik ini cukup berpengaruh pada tinggi-rendahnya cost per result yang akan dihasilkan nantinya. Landing page views adalah banyaknya jumlah orang atau audiens yang berhasil mendarat ke website atau homepage kamu. Sedangkan outbound clicks adalah jumlah klik pada url iklan yang membawanya keluar dari Instagram Ads tersebut. In other words, outbound clicks need one step closer to landing page views.
Perhatikan rasio perbandingan outbound clicks dengan landing page views untuk mengukur performa digital marketing campaign kamu. Misal, ada 1.000 landing page views dan 450 outbound clicks, itu berarti rasionya di angka 45 persen atau dengan kata lain, audiens iklan yang betul-betul sampai atau mendarat ke homepage sebanyak 550.
Perhatikan dan ukur selalu dan coba untuk tingkatkan persentase dari metrik tersebut. Biasanya angka outbound clicks yang besar dipengaruhi oleh loading website yang lama. Coba komunikasikan issue ini ke bagian web developer untuk meningkatkan kedua angka metrik ini.
Baca juga: Google Ads: Pengertian, Jenis Campaign, Keuntungan, dan Cara Menggunakan
3. Click through rate
Click through rate dapat menentukan kualitas kreatif iklan yang dibuat. (Sumber: Pexels.com)
Click through rate atau click through ratio (CTR) adalah persentase dari banyaknya audiens yang melakukan klik dengan total audiens yang melihat iklan. Terdapat 2 macam CTR yaitu, link click-through rate dan CTR all. Perbedaannya adalah terletak pada variabel pembaginya, jika CTR all menghitung jumlah impressions dibagi semua klik (apapun dan dimanapun) yang berada di iklan tersebut. Sedangkan link click-through rate, hanya menghitung klik pada url yang berada di CTA (Call to action) iklan.
Seperti yang telah dijelaskan pada video ini “Kreatif iklan yang efektif dalam meningkatkan conversion”, mengenai angka CTR yang baik atau bisa dikatakan sukses dan hal-hal yang dapat mempengaruhi CTR seperti format kreatif iklan, copywriting, CTA button, dan lain sebagainya.
Baca juga: 8 Tren Digital Marketing 2022 yang Patut Pemilik Brand Ketahui
4. Conversion rate
Conversion rate dipengaruhi berbagai faktor seperti waktu, calendar event, dan kualitas audiens terhadap iklan yang dilihat. (Sumber: Pexels.com)
Conversion rate atau rasio konversi adalah persentase audiens yang terkonversi (sesuai dengan objektif atau tujuan yang ditetapkan) dibandingkan dengan angka result (potential user/consumer) yang didapatkan di dashboard Instagram Ads. Metrik conversion rate ini tidak bisa ditemukan di dashboard, melainkan kamu perlu menghitungnya sendiri sesuai dengan harga produk atau jasa yang dijual.
Berikut beberapa contoh objektif dari conversion rate, pembelian atau transaksi, pengisian formulir registrasi, dan kontak via WhatsApp. Nah, jumlah result yang ada di dashboard perlu kamu hitung dengan total konversi yang didapatkan. Analisa hasil tersebut dan buat strateginya untuk memperbaiki atau meningkatkan angka conversion rate ini. Seperti yang diketahui, ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi konversi kamu mulai dari pengaturan audiens iklan, kreatif iklan, produk/jasa yang dijual (penawaran atau promosi yang menarik atau tidak), infrastruktur website, dan lain sebagainya.
Baca juga: Facebook Ads: Cara Kerja, Benefit, Jenis Iklan, dan Cara Membuat Akunnya
Untuk lebih memahami berbagai metrik yang ada di dashboard iklan kamu, berikut daftar metrik yang dikelompokan berdasarkan hasilnya:
- Performance: Results, Reach, Impression, Cost Per Result, Amount Spent, Ends, Relevancy Score, Frequency, etc.
- Delivery: Reach, Frequency, Cost per 1,000 people reached, Impressions, CPM.
- Engagement: People Taking Action, Reactions, Comments, Shares, Link Clicks, Page Likes, CPC etc.
- Video Engagement: Impressions, 2s Continuous Video Views, Cost per 2s views, 3s Video Views, Cost per 3s Video Views, 10s video views, Cost per 10s views, etc.
- App Engagement: Mobile App Installs, Mobile App Actions, Cost per Mobile App Install, etc.
- Carousel Engagement: Reach, Frequency, Impressions, Clicks, etc.
- Performance and Clicks: Results, Reach, Frequency, Cost Per Result, etc.
- Cross-Device: Reporting Starts, Reporting Ends, Website Conversions, Mobile App Installs, etc