Tentunya beberapa dari kita akrab dengan istilah mindset atau pola pikir. Namun, mindset ternyata tidak sesederhana itu, sebabnya mindset pun perlu kita kelola dan juga kembangkan seiring waktu. Hal ini tentu berhubungan dengan bagaimana kita secara individu berkembang, memiliki capaian hidup baru, pengetahuan baru, hingga relasi baru.
Nah, dalam proses perkembangan tersebut pula mindset ikut berkembang. Dalam prosesnya, mindset dikenal dengan dua jenis yaitu fixed mindset dan growth mindset. Lantas, apa yang dimaksud dengan kedua hal tersebut? Mari kita simak ulasannya berikut ini.
Apa itu mindset?
Mindset merupakan pola pikir seseorang dalam melihat dan menanggapi sesuatu (Sumber: Pexels)
Seperti telah disebut di atas, secara sederhana mindset diartikan sebagai pola pikir. Namun, dalam beberapa sumber seperti dalam Mindset Theory of Action Phases yang ditulis Gollwitzer, mindset diartikan sebagai jumlah total dari prosedur kognitif seseorang yang diaktifkan. Di sisi lain, mindset juga dapat diartikan sebagai sikap mental yang membentuk tindakan dan pikiran seseorang.
Menurut Psychology Today, mindset diartikan sebagai keyakinan yang mengarahkan cara seseorang menangani situasi. Mindset secara garis besar merupakan acuan yang menuntun cara seseorang memilah berbagai hal dan berbagai aksi atau tindakan. Pola pikir atau mindset dapat membantu seseorang menemukan peluang, namun hal tersebut juga dapat menjebak seseorang dalam suatu siklus yang merugikan diri sendiri.
Tchiki Davis, seorang pakar psikologi personal dari UC Berkeley dalam artikelnya menyebut mindset sebagai seperangkat sikap atau keyakinan yang dipegang oleh seseorang. Mindset memiliki peran penting karena dapat berpengaruh pada perilaku, perasaan, pikiran, dan naluri seseorang dalam kehidupan.
Secara umum, seorang individu memiliki satu mindset umum dalam dirinya, namun di dalam mindset tersebut terdapat banyak mindset yang lebih kecil. Beberapa mindset ini dapat mendukung pengembangan diri dan kemampuan seseorang melakukan berbagai hal sesuai keinginannya.
Baca juga: 12 Mindset Orang Sukses yang Menginspirasi dan Perlu Kamu Contoh
Fixed mindset vs growth mindset
Mindset dibagi dua berdasarkan sifatnya, yaitu fixed mindset dan growth mindset (Sumber: Pexels)
Dilansir dari American Psychological Association, berdasarkan tulisan Carol Dweck, seorang profesor psikologi dari Stanford University, berjudul “Mindset: The New Psychology of Success” disebutkan bahwa mindset atau pola pikir adalah hal yang dinamis dan dapat digunakan untuk mengejar perkembangan atau transformasi.
Dalam penelitiannya, Dweck melakukan eksplorasi tentang mindset seseorang yang meliputi asal-usul dan kemampuan mengubah bakat, kecerdasan, dan tindakan mereka. Menurut temuan Dweck, terdapat apa yang disebut pola pikir tetap atau fixed mindset yang berarti seseorang percaya bahwa kualitas mereka, meliputi kecerdasan atau bakat, tidak bisa diubah.
Namun, di sisi lain Dweck juga menemukan adanya pola pikir yang berkembang atau growth mindset. Mindset jenis ini ditemukan pada mereka yang percaya bahwa kemampuan dapat dikembangkan melalui dedikasi dan kerja keras. Riset yang dilakukan Dweck secara umum menemukan bahwa mindset dipengaruhi oleh interaksi pola pikir seseorang dengan pengembangan pribadinya.
Berikut ini adalah beberapa perbedaan umum antara fixed mindset dengan growth mindset.
Fixed mindset | Growth mindset |
Cenderung memiliki batasan antara hal yang bisa dilakukan dan tidak | Memiliki kecenderungan untuk belajar melakukan apa saja yang diinginkan |
Melakukan justifikasi terhadap diri sendiri dan merasa tidak bisa mengubah suatu hal tentang dirinya, serta adanya perspektif bahwa sifat personalnya telah berhenti pada satu titik tertentu | Merasa bahwa dirinya terus berkembang dan menganggap diri dan personalnya akan terus berproses tanpa henti |
Merasa bahwa ketika dirinya harus bekerja keras untuk sesuatu, maka ia tidak memiliki bakat di bidang itu | Merasa bahwa ketika ia tidak berbakat maka ia tertantang untuk berlatih dan percaya bahwa dirinya akan berkembang |
Meyakini bahwa jika tidak mencoba maka tidak akan gagal | Merasa bahwa dirinya gagal ketika berhenti mencoba |
1. Fixed mindset
Fixed mindset adalah jenis mindset stagnan dan enggan berkembang (Sumber: Pexels)
Masih mengacu pada paparan Dweck, fixed mindset merupakan pola pikir tetap yang diyakini oleh seseorang bahwa dirinya memiliki keterbatasan baku menyoal kemampuan dan bakat. Hal ini bisa dicontohkan bahwa seseorang yang merasa diri tidak berbakat bermain sepak bola akan cenderung berhenti berlatih dan menganggap dirinya memiliki kemampuan atau bakat di bidang lain.
Orang-orang dengan fixed mindset percaya bahwa kemampuan, bakat, sifat, dan kecerdasan itu bersifat permanen. Adanya perspektif stagnasi dalam diri individu dengan fixed mindset ini nantinya menimbulkan berbagai keyakinan kecil yang membuat seseorang membatasi diri terhadap hal-hal tertentu. Individu dengan fixed mindset umumnya lebih selektif terhadap berbagai hal yang dianggap dapat dikuasai dan tidak.
2. Growth mindset
Growth mindset adalah mindset yang terus dikembangkan (Sumber: Pexels)
Berdasarkan riset Dweck, individu dengan growth mindset umumnya disebut sebagai orang yang “tidak tahu diri” dengan konotasi positif. Hal ini dikarenakan ia terus mencoba berbagai hal secara ambisius dan tak mengenal batas tertentu. Berbeda dengan individu dengan fixed mindset yang seolah lebih “sadar diri” akan kemampuannya, individu dengan growth mindset adalah pribadi yang suka tantangan.
Growth mindset membawa seseorang untuk percaya diri dalam mengejar tujuan dan tidak mudah berkecil hati dengan kemunduran. Jika seseorang dianggap tidak bisa bermain sepak bola, maka ia akan terus berlatih hingga memakan waktu yang tidak sedikit untuk mengembangkan dirinya di bidang tersebut. Itulah orang dengan growth mindset.
Individu dengan growth mindset juga memiliki kesiapan untuk berkolaborasi dan percaya bahwa tidak hanya mereka yang bisa berkembang dan berubah, tetapi juga orang lain. Ciri dari seseorang dengan growth mindset adalah mampu memanfaatkan peluang untuk pengembangan diri dan menghargai perjuangan serta kegagalan.
Baca juga: Growth Mindset VS Fixed Mindset, Mana yang Baik Untuk Karier?
Apakah mindset dapat diubah?
Mindset dapat diubah tergantung pada individu dan kemauannya untuk berkembang (Sumber: Pexels)
Jika merujuk pada bahasan sebelumnya, maka tentu saja mindset dapat diubah. Namun, hal ini tergantung pada individu itu sendiri. Jika seseorang dengan yakin dan taklid pada suatu mindset tertentu dan merasa itu yang terbaik baginya, maka bisa dipastikan mindset-nya tidak bisa diubah. Namun, jika seseorang merasa ingin mengembangkan mindset-nya terus-menerus, maka tidak ada batasan untuk seseorang itu mengubah mindset-nya.
Mungkin secara sepintas seseorang dengan perubahan mindset dianggap tidak memiliki pendirian dan semacamnya, Namun, jika dikaji ulang secara psikologis hal tersebut justru bersifat alamiah. Sebabnya, setiap orang memiliki perkembangan pengetahuan dan relasi yang terus berkembang. Kecuali, seseorang tersebut tertutup akan perubahan dan menutup mata pada hal-hal di sekitarnya.
Sehingga, pada dasarnya mindset memang dapat diubah seiring waktu dan perkembangan seseorang dalam lingkungan sosial dan pribadinya.
Baca juga: 12 Cara Berpikir Positif di Tempat Kerja
Hal-hal yang dapat memengaruhi mindset
Mindset dapat dipengaruhi oleh beberapa hal (Sumber: Pexels)
Selain pengaruh personal atau internal, mindset juga dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di luar diri seorang individu. Pengaruh tersebut bisa datang dari berbagai hal sebagai berikut.
1. Lingkungan sekitar
Pengaruh utama dari pembentukan mindset seseorang adalah lingkungan sekitar. Seseorang dapat dengan mudah dipengaruhi oleh lingkungan ketika berada di fase labil seperti saat remaja dan seusianya. Lingkungan dapat membentuk mindset dan pengembangan karakter seseorang sebelum dia memiliki basis mindset tertentu.
Baik untuk fixed mindset dan growth mindset, lingkungan sekitar memberikan implikasi tertentu bagi seorang individu. Seorang yang tinggal dalam sebuah keluarga harmonis dan suportif bisa dibilang akan memiliki mindset dengan pemahaman tertentu, dibandingkan seseorang yang berkembang di lingkungan keluarga tidak suportif dan cenderung mencari jati dirinya sendiri.
Mindset dari kedua latar belakang ini tentu akan berbeda. Seseorang akan merasa dirinya terus berkembang karena bagian dari strategi hidupnya, sedangkan bisa jadi seseorang lebih santai menghadapi hidup ketika ia memiliki privilese tertentu. Sehingga mindset dari keduanya sulit bertemu atau sepaham.
2. Informasi yang diterima
Tidak semua dari kita mendapatkan akses informasi yang sama. Hal ini tentunya akan mempengaruhi mindset seseorang dengan seseorang lainnya. Meski dalam satu sisi usia dan strata pendidikan sama, namun informasi yang diterima bisa jadi berbeda. Hal ini lantas membentuk mindset berbeda pula bagi kedua individu tersebut.
Misalnya, seorang di daerah A berkuliah di kampus A dengan informasi cepat karena akses internet dapat diakses mudah dengan berbagai saluran operator. Sedangkan, seorang di daerah G berkuliah di kampus G dengan keterbatasan operator seluler tunggal penyedia internet.
Dari latar belakang ini saja bisa ditarik kesimpulan bahwa informasi di daerah A dan di daerah G akan diterima dalam waktu berbeda, belum lagi ketika individu tersebut memproses informasi tersebut.
Baca juga: 7 Contoh Perilaku Jujur yang Penting untuk Diterapkan dalam Karier
3. Pengalaman masa lalu
Seseorang yang memiliki trauma akan sesuatu akan memiliki kecenderungan untuk sulit beradaptasi atau mencoba sesuatu dengan singgungan tertentu terhadap subjek trauma tersebut.
Hal ini dapat dicontohkan pada seseorang yang pernah mengalami kejadian tenggelam saat masih kanak-kanak, lalu di usia dewasa ia diharuskan untuk belajar berenang karena pekerjaan dan sebagainya. Tentunya mindset yang terbentuk adalah rasa takut yang cukup menekan kemampuannya untuk berenang.
Meski tidak menutup kemungkinan seseorang tadi bisa berlatih, namun waktu yang dibutuhkan akan lebih panjang daripada seseorang tanpa trauma akan air.
Cara membangun mindset yang baik
Berikut ini adalah cara membangun mindset yang baik (Sumber: Pexels)
Setelah melihat beberapa hal yang bisa mempengaruhi mindset tadi kita jadi sedikit memahami bagaimana seharusnya seorang individu mengelola mindset atau pola pikirnya untuk berkembang. Adapun beberapa cara yang dapat diacu untuk membangun mindset antara lain adalah sebagai berikut.
1. Refleksi diri
Hal pertama dan utama dari mengelola dan membangun mindset adalah berdiskusi dan mengenal diri sendiri. Cara ini dapat dilakukan dengan melakukan refleksi diri. Refleksi adalah proses melihat diri sendiri dan merenungkan sikap, perilaku, dan pemikiran individu.
Dengan mengenal diri sendiri inilah nantinya mindset dapat dibentuk atau dikembangkan sesuai kebutuhan atau keinginan diri. Refleksi juga membuat seseorang lebih mengenal dirinya, sehingga ia tahu mindset mana yang lebih tepat baginya dan kehidupannya.
Baca juga: Panduan Menjaga Disiplin Kerja dan Manfaatnya
2. Membangun relasi dan meminta umpan balik dari kolega
Hal yang cukup penting untuk membangun mindset adalah peran orang lain. Peran orang lain bisa muncul ketika mereka memberikan umpan balik terhadap pola pikir kita. Diskusi antar kolega atau sahabat diperlukan untuk cara ini, sebabnya tidak semua orang dapat mengenal kita lebih jauh dari orang-orang terdekat.
Membangun relasi dalam tingkat tertentu amat berguna bagi pengembangan diri dan juga dapat menjadi tempat bagi seseorang menerima kritik atau masukan. Sama halnya dengan pengembangan diri, mindset juga perlu dikembangkan lewat hal semacam ini.
Baca juga: 4 Cara Hadapi rekan Kerja yang Tak Kooperatif
Itulah tadi perihal mindset dan hal-hal apa saja yang dapat memengaruhinya. Mindset sejatinya adalah bagaimana seseorang menanamkan suatu pemikiran pada dirinya dalam menghadapi apa saja yang ada di luar dirinya. Dengan adanya mindset inilah seseorang dapat menentukan perilaku atau tata kelola emosi terhadap orang lain dan lingkungan di sekitarnya.
Bagi kamu yang ingin membangun mindset di ranah profesi dan ingin berkarier, mungkin EKRUT adalah jalan tepat buatmu. Kamu bisa membangun mindset dengan mulai membangun karier lewat berbagai lowongan yang ada di EKRUT. Dengan mendaftar lewat EKRUT, kamu berpotensi direkrut oleh berbagai perusahaan bonafide yang mungkin tertarik dengan kualifikasimu.
Kamu hanya perlu membuat CV terbaikmu dan klik tautan di bawah ini untuk mendaftar lewat EKRUT.
Rekomendasi Bacaan:
- Informasi Lengkap Rapid Application Development Dan Tahapannya
- 9 Strategi Belajar Investasi Saham Untuk Pemula Yang Efektif
- Cara Mudah Membuat Sitemap Di Wordpress Dan Blogger
- Mengenal Pengertian Google Snippet Dan Jenisnya
- MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN): Latar Belakang, Tujuan, Dan Blueprint
Sumber:
- researchgate.net
- psychologytoday.com
- apa.org