Jika kamu seorang investor saham atau pemilik bisnis dalam sebuah perusahaan, maka penting untuk kamu memahami apa itu margin of safety. Tujuan mengetahui dan menghitung margin of safety adalah untuk meminimalisir risiko yang ditanggung baik oleh seorang investor yang sedang mempertimbangkan membeli saham dan membantu pemilik bisnis yang ingin tahu seberapa jauh realisasi penjualan dapat turun dari rencana penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian.
Yuk, kenali lebih jauh apa itu margin of safety, pentingnya margin of safety, cara meningkatkan margin of safety, rumus margin of safety, dan contoh perhitungan margin of safety di bawah ini!
Baca juga: Mengenal margin dalam dunia bisnis dan panduan cara menghitungnya
Apa itu margin of safety?
Margin of safety adalah perbedaan antara harga pasar dan nilai intrinsiknya. (Sumber: iStock)
Bersumber dari laman Capital, margin of safety adalah perbedaan antara harga pasar sekuritas dan nilai intrinsiknya. Istilah ini ditemukan oleh pendiri nilai investasi (value investing), yaitu Benjamin Graham dan David Dodd. Margin of safety biasa digunakan untuk menentukan kapan harus membeli sekuritas. Semakin mahal nilai intrinsik dibandingkan dengan nilai pasarnya, maka semakin baik dan semakin tinggi nilai margin of safety.
Tujuan dari margin of safety adalah untuk memastikan kamu meminimalkan risiko yang terkait dengan kerugian atau dikenal sebagai risiko penurunan (downside risk). Nilai wajar (fair value) biasanya sulit untuk dihitung, jadi margin of safety memastikan kamu berinvestasi pada sesuatu yang masuk akal, dan dengan risiko yang lebih rendah.
Margin of safety yang ideal bervariasi. Investor umumnya mau membayar 90% dari nilai intrinsik sekuritas untuk saham berkualitas tinggi, sedangkan sekitar 50% atau kurang untuk investasi yang lebih bersifat spekulatif. Margin of safety juga digunakan sebagai metrik keuangan oleh pemilik bisnis dalam analisis break even point. Dalam akuntansi, margin of safety adalah perbedaan antara proyeksi penjualan perusahaan dan break even point, yang merupakan tingkat penjualan yang harus dicapai agar tidak merugi.
Dalam hal ini, fungsi margin of safety adalah untuk menghitung berapa banyak penjualan yang bisa turun sebelum bisnis mencapai break even point. Setiap penjualan di atas break even point dianggap sebagai keuntungan. Ketika sebuah perusahaan memiliki margin of safety yang tinggi, ia dapat menahan pengurangan pendapatan yang lebih besar sebelum perusahaan mulai mengalami kerugian.
Baca juga: Rasio profitabilitas: Pengertian, fungsi, 8 jenis hingga contoh kasusnya
Pentingnya margin of safety
Pentingnya margin of safety adalah mengetahui untung atau ruginya seseorang saat berinvestasi. (Sumber: iStock)
Margin of safety penting bukan hanya bagi pemilik perusahaan atau bisnis, namun juga calon investor yang sedang mempertimbangkan untuk membeli sebuah saham pada suatu bisnis. Untuk calon investor, pentingnya margin of safety adalah untuk mengetahui untung atau ruginya seseorang saat berinvestasi. Konsep ini diterapkan oleh Warren Buffet saat berinvestasi sehingga pada akhirnya ia terlatih dengan mahir dalam menentukan nilai intrinsik suatu saham.
Warren Buffet menyarankan bahwa lebih baik berinvestasi pada perusahaan yang memiliki value yang sangat tinggi dengan harga saham yang masih masuk akal, meskipun tidak termasuk murah, dibanding berinvestasi pada perusahaan yang nilainya biasa saja meskipun harganya sangat murah. Sedangkan bagi suatu bisnis atau perusahaan, pentingnya margin of safety adalah untuk mengukur kesehatan suatu bisnis.
Margin of safety yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan bisnis yang baik, yaitu titik impasnya jauh di bawah penjualan yang sebenarnya sehingga walaupun terjadi penurunan penjualan tetap ada keuntungan. Sebaliknya, margin of safety yang rendah, menunjukkan posisi yang tidak terlalu baik.
Jika margin of safety yang rendah disertai dengan biaya tetap yang tinggi dan rasio margin kontribusi yang tinggi, diperlukan tindakan untuk mengurangi biaya tetap atau meningkatkan volume penjualan. Tetapi jika margin of safety serta rasio kontribusinya rendah (biaya tetapnya wajar), situasinya memerlukan upaya untuk mengurangi biaya variabel, atau kenaikan harga jual harus dilakukan.
Baca juga: EBITDA: Pengertian, fungsi, 4 faktor, dan rumus perhitungannya
Cara meningkatkan margin of safety
Salah satu cara meningkatkan margin of safety adalah meningkatkan volume penjualan. (Sumber: iStock)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa nilai margin of safety yang tinggi menunjukkan kesehatan bisnis yang baik. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan margin of safety adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kontribusi per unit
Pertama, cara meningkatkan margin of safety adalah dengan meningkatkan kontribusi per unit. Cara yang memungkinkan adalah dengan meningkatkan harga jual (jika kondisi pasar menguntungkan) dan menurunkan biaya variabel per unit produk. Selain itu, perubahan dalam bauran produk juga dapat membantu meningkatkan kontribusi.
2. Menurunkan break-even output
Kedua, cara meningkatkan margin of safety adalah dengan menurunkan break-even output, dan ini hanya dapat dimungkinkan jika overhead tetap dikurangi.
3. Meningkatkan volume penjualan
Ketiga, cara meningkatkan margin of safety adalah dengan meningkatkan volume penjualan, yaitu menjual sebanyak mungkin yang dapat dilakukan perusahaan jika kapasitas kurang dimanfaatkan.
Baca juga: BEP (Break Event Point): Pengertian, konsep, tujuan, 3 komponen, dan cara perhitungannya
Rumus margin of safety
Rumus margin of safety adalah mengurangkan break even point dari penjualan aktual atau yang dianggarkan. (Sumber: iStock)
Margin of safety dihitung dengan mengurangkan break even point dari penjualan aktual atau yang dianggarkan dan kemudian membaginya dengan penjualan, hasilnya dinyatakan sebagai persentase. Sehingga rumus dari margin of safety adalah sebagai berikut:
Margin of safety = (Current Sales Level - Breakeven Point) / Current Sales Level x 100 |
Atau dalam investasi, rumus margin of safety adalah selisih value dan price per total value dikali 100%. Di mana semakin tinggi margin of safety, maka semakin rendah risiko yang didapat saat berinvestasi pada saham perusahaan tersebut, dan berlaku sebaliknya.
Contoh perhitungan margin of safety
Tujuan menghitung margin of safety adalah untuk mempertimbangkan suatu pembelian dalam investasi atau bisnis. (Sumber: iStock)
Dalam bisnis atau bidang akuntansi, contoh perhitungan margin of safety adalah sebagai berikut:
Perusahaan X sedang mempertimbangkan pembelian peralatan baru untuk memperluas kapasitas produksi lini salah satu produknya. Penambahan tersebut akan meningkatkan biaya operasional perusahaan X sebesar Rp100.000,- per tahun, meskipun penjualan juga akan meningkat. Berikut ini informasi perbandingan selengkapnya sebelum dan sesudah pembelian peralatan baru:
Keterangan | Sebelum pembelian peralatan baru | Setelah pembelian peralatan baru |
Sales | Rp4.000.000,- | Rp4.200.000,- |
Gross margin percentage | 48% | 48% |
Fixed expenses | Rp1.800.000,- | Rp1.900.000,- |
Breakeven point | Rp3.750.000,- | Rp3.958.000,- |
Profits | Rp120.000,- | Rp116.000,- |
Margin of safety | 6,3% | 5,8% |
Tabel tersebut menunjukkan bahwa margin of safety dan profit sedikit memburuk sebagai akibat dari pembelian peralatan baru, sehingga memperluas kapasitas produksi mungkin bukan ide yang baik untuk perusahaan X.
Sedangkan dalam investasi saham, contoh perhitungan margin of safety adalah sebagai berikut:
Diketahui bahwa harga saham X hari ini adalah Rp192, sedangkan nilai intrinsiknya adalah Rp162,-. Dengan begitu, maka diketahui bahwa harga saham X pada hari ini lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, sehingga jika kamu membeli saham tersebut pada harga Rp192,- hari ini maka kamu akan menanggung risiko yang lebih tinggi, meskipun kamu mungkin merasa saham X memiliki nilai wajar pada Rp192,-.
Untuk meminimalkan risiko atau membatasi kerugian secara substansial, maka kamu bisa menerapkan margin of safety, misalnya sebesar 20%, sehingga target harga pembeliannya adalah Rp130,-. Detail perhitungannya adalah sebagai berikut:
20 | = | (162-X)/162 x 100 |
20/100*162 | = | 162 - X |
X | = | 162 - 32,4 |
= | 129,6 atau 130 |
Untuk benar-benar membatasi risiko penurunan, maka kamu menetapkan harga pembelian pada Rp130,-. Dengan menggunakan metode ini, jika harga saham turun ke Rp130,- kamu bisa membelinya dengan percaya diri.
Baca juga: Pentingnya brand equity dan 4 cara efektif membangunnya
Nah, itulah beberapa penjelasan mengenai margin of safety mulai dari pengertian hingga contoh perhitungan margin of safety. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya!
Selain dari artikel EKRUT Media ini, kamu masih bisa memperoleh informasi dan berbagai tips bermanfaat lainnya melalui YouTube EKRUT Official. Nah, kalau kamu ingin mengembangkan karier dan mencari pekerjaan baru, yuk sign up di EKRUT sekarang juga karena banyak peluang kerja dari perusahaan dan startup ternama menantimu!
Sumber:
- The Balance
- Capital
- Investopedia
- Financial Express