Sebagian orang mungkin cukup beruntung bisa bekerja di lingkungan kerja yang positif dan perusahaan yang mengedepankan budaya kolaborasi satu sama lain. Sayangnya tidak semua seberuntung itu. Sebagian orang harus menghadapi lingkungan kerja tidak nyaman setiap harinya.
Jika kamu berada dalam posisi tersebut, pasti rasanya kerja selalu tidak betah dan tidak menyenangkan. Pekerjaan yang tadinya merupakan passion-mu mendadak menjadi menyebalkan dan kamu membencinya. Rasanya pasti sudah tidak ada lagi semangat kerja untuk berangkat ke kantor.
Namun, jangan sampai keterusan dan jangan biarkan kondisi ini merugikan dirimu sendiri, ya! Ada, lho, tips untuk menghadapi lingkungan kerja tidak nyaman yang dapat kamu terapkan agar tidak terkena dampak negatif dari lingkungan kerja yang tidak nyaman itu.
Statistik tentang lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang nyaman memberikan dampak positif bagi perusahaan. (Sumber: Pexels)
Dilansir dari teamstage.io, lingkungan kerja merupakan faktor penting bagi 46 persen pencari kerja. 94 Persen pengusaha dan 88 persen pencari kerja mengatakan bahwa kultur kerja yang sehat merupakan hal vital dalam kesuksesan. Saat ini, para milenial juga lebih memprioritaskan kolega dan kecocokan kultur dalam mencari pekerjaan. Nah, peran team leader-lah yang sangat penting untuk mempengaruhi kultur perusahaan yang nyaman dan kondusif.
Memiliki karyawan yang aktif dan terlibat dalam proses dapat meningkatkan performa hingga 202 persen. Menurut situs yang sama, 69 persen karyawan akan bekerja lebih keras apabila mereka mendapatkan pengakuan atau penghargaan. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa lingkungan dan kultur kerja sangat penting, tidak hanya untuk karyawan tapi juga perusahaan.
Jenis lingkungan kerja
Lingkungan kerja fleksibel memberi kebebasan pada karyawan untuk mengatur jam kerja. (Sumber: Pexels)
Lalu, apa saja sih jenis dari lingkungan kerja? Menurut wikijob.co.uk, berikut ini beberapa jenisnya yang bisa kamu ketahui:
1. Fleksibel
Lingkungan perusahaan ini mengizinkan karyawannya untuk beradaptasi dengan jam kerja, jadwal kerja, dan ruang kerja yang sesuai dengan preferensi masing-masing. Namun, karyawan harus menyelesaikan pekerjaan dengan standar yang tinggi dalam rentang waktu yang disepakati. Perusahaan yang menggunakan tipe ini percaya bahwa performa karyawan akan meningkat dengan membiarkan mereka memiliki cara sendiri dalam bekerja. Jika kamu tipe karyawan yang memiliki motivasi diri yang tinggi dan fokus, jenis lingkungan ini akan cocok. Sebaliknya, jika kamu kurang disiplin maka akan sulit bekerja dalam lingkungan tersebut.
2. Konvensional
Lingkungan konvensional dalam dunia kerja merupakan formal, konservatif, dan tidak fleksibel. Memiliki jam kerja tradisional, dari hari Senin hingga Jumat. Cenderung memiliki dress code dan peraturan yang jelas dalam mencapai target. Bagi kamu yang terorganisir dan menikmati bekerja dengan spesifik objek, akan sangat nyaman bekerja dalam lingkungan ini. Contoh profesi dari lingkungan tersebut adalah pegawai bank atau pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan administrasi.
3. Kompetitif
Lingkungan kerja kompetitif populer dengan tim sales, retail, hingga start-up. Lingkungan tersebut fokus pada kompetisi, dimana karyawan bekerja untuk mencapai target. Biasanya, rewards dalam bentuk uang atau keuntungan lainnya akan diberikan untuk karyawan yang mampu mencapai target. Untuk dapat berkembang pada lingkungan tersebut, karyawan harus memiliki tekad yang kuat dan fokus terhadap sukses.
4. Kreatif
Banyak perusahaan yang memiliki bidang seni menawarkan lingkungan kerja kreatif. Hal ini untuk meyakinkan pekerja bahwa mereka dapat bereksperimen dan mengekspresikan diri. Kultur dari perusahaan yang memiliki lingkungan kreatif adalah jam kerja yang fleksibel.
5. Kolaboratif
Profesi dalam lingkungan kerja kolaboratif berpusat di sekitar orang. Buat kamu yang menyukai interaksi sosial, bekerja di lingkungan ini cocok untukmu. Misalnya, mengajar, perawat, pekerja sosial, konsultan bisnis, dan lainnya. Kamu membutuhkan interpersonal skill dan empati yang tinggi untuk dapat bekerja di lingkungan ini. Keterlibatan emosional sangat penting untuk memastikan pekerja memiliki komitmen saat bekerja.
Faktor yang memengaruhi lingkungan kerja
Jam kerja yang ideal menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan kerja. (Sumber: Pexels)
Lingkungan kerja sendiri memiliki berbagai macam faktor. Lingkungan tersebut dapat membuat bisnis lebih berkembang atau sebaliknya. Hal itu dapat mempengaruhi setiap area pada perusahaan, dari kinerja karyawan hingga strategi kepemimpinan. Berikut ini beberapa faktor dalam membentuk lingkungan kerja yang baik:
- Jam kerja
- Kultur perusahaan
- Struktur pembayaran (gaji, bonus, dan lainnya)
- Hak karyawan (cuti)
- Interaksi sosial antar kolega
- Mekanisme feedback kinerja karyawan
Baca juga: Waspadai tanda micromanagement ini di tempat kerja
Contoh lingkungan kerja yang kondusif dan membangun
Lingkungan yang kondusif mendorong komunikasi terbuka antar level dalam perusahaan. (Sumber: Pexels)
Apapun industrinya, lingkungan kerja yang positif mendorong komunikasi yang terbuka di seluruh hirarki dalam perusahaan. Setiap orang akan saling menghormati dan memahami perannya masing-masing, juga peran orang lain dan batasannya. Manajemen dari perusahaan sendiri harus memiliki pendekatan yang adil, konsisten, dan ingin memenuhi kebutuhan karyawan. Mereka menghargai karyawan dan kontribusinya terhadap keberhasilan bisnis perusahaan. Terdapat evaluasi sistem yang adil dan seimbang, rewards yang berarti, dan peluang untuk berprogres.
Aspek fisik dari lingkungan kerja juga berpengaruh positif dan berhubungan dengan job role dan industri. Misalnya, untuk profesi berbasis kantor, perusahaan harus menyediakan tempat kerja yang bersih dan fungsional. Ruangan tersebut harus memiliki meja kerja yang cukup, tempat duduk yang nyaman, dan area yang memadai. Ruangan harus cukup untuk menampung peralatan yang diperlukan dan karyawan dapat bergerak tanpa merasa kesulitan. Lingkungan kerja yang kondusif dapat membangunn motivasi bagi tiap pekerja, yang pastinya akan berdampak positif pada perusahaan.
7 Tips menyikapi lingkungan kerja tidak nyaman
Berpikir positif akan membantumu menghadapi lingkungan kerja yang tidak nyaman. (Sumber: Pexels)
Ada, lho, tips untuk menghadapi lingkungan kerja tidak nyaman yang dapat kamu terapkan agar tidak terkena dampak negatif dari lingkungan kerja yang tidak nyaman itu. Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu terapkan jika kamu berada di lingkungan kerja yang kurang nyaman atau toxic.
1. Selalu berusaha berpikir positif
Berpikir positif akan membantumu menghadapi lingkungan kerja yang tidak nyaman - EKRUT
Guna mengurangi dan bahkan menghilangkan negativitas kamu perlu positivitas yang sama kuatnya untuk memerangi hal tersebut. Cobalah untuk terus berpikir positif saat kamu dihadapkan oleh lingkungan kerja yang tidak nyaman. Misalnya, ketika kolegamu di kantor terlalu sibuk berpikir negatif dan mengeluh mengenai buruknya manajemen perusahaan, sebaiknya kamu tidak ikut-ikutan. Cara ini akan membantumu dalam menghilangkan pikiran negatif di tempat kerja, serta berpikir yang jernih.
2. Jangan jadikan suasana kantor selalu serius
Cobalah untuk membuat guyonan agar meredakan lingkungan kerja yang tidak nyaman - EKRUT
Terkadang, bisa saja suasana tidak menyenangkan di lingkungan kerja terjadi bukan karena ada sesuatu hal yang negatif, tetapi karena kamu memiliki sudut pandang yang selalu negatif. Jadi, dibanding terus merasa tertekan dan banyak mengeluh, solusi tidak nyaman di tempat kerja yang bisa kamu coba adalah untuk menjadi orang yang menyenangkan yang dapat membuat suasana bekerja tidak selalu serius.
Cobalah buat guyonan dengan teman-teman dekatmu di kantor untuk melepaskan negativitas yang ada di pikiranmu. Sebab, dalam keadaan sesulit apapun, akan selalu ada hal yang bisa ditertawakan dari lingkungan kerja. Bahkan untuk keadaan-keadaan tidak menyenangkan sekalipun yang menjadi akar masalah, kamu tetap akan bisa menertawakannya.
Baca juga: 9 Cara membuat lingkungan kerja nyaman untuk meningkatkan produktivitas
3. Dokumentasikan segala pekerjaan dengan rapi dan terstruktur
Dokumentasikan pekerjaan sebagai alat pertahanan terhadap performa - EKRUT
Sekalipun lingkungan kerjamu tidak benar-benar ‘toxic’ atau penuh dengan negativitas, mendokumentasikan segala pekerjaan dengan rapi dah terstruktur sangatlah penting. Dokumentasi pekerjaan akan selalu bisa digunakan sebagai alat pertahanan dirimu ketika atasan atau kolega menyerang performa kerjamu.
Cobalah membuat jurnal harian tentang apa saja yang kamu lakukan di kantor. Selain itu, cobalah simpan segala email atau memo dari atasan dan kolega yang berkaitan dengan pekerjaan. Selain itu, cobalah mencatat pembicaraan dan diskusi saat meeting untuk memastikan apa yang kamu kerjakan sudah sesuai dengan kesepakatan dan kemauan mereka.
4. Jangan terlibat dalam gosip kantor
Bergosip akan menciptakan suasana kerja yang negatif - EKRUT
Setiap karyawan mungkin pernah bergosip dengan rekan kerja. Jika kamu juga sering melakukan hal tersebut, maka cobalah untuk membatasi kebiasaan ini. Jangan biasakan untuk melakukan kebiasaan ini secara terus menerus. Pasalnya kebiasaan terlibat dalam berbagai gosip kantor ini justru akan membuat kamu semakin terjebak pada lingkungan kerja yang negatif.
Baca juga: 6 Tips ini ampuh membuat karyawan betah di kantor
5. Alihkan fokus untuk mengembangkan diri
Fokuslah untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik - EKRUT
Alih-alih menutup diri dan kehilangan motivasi menjadi karyawan yang baik karena lingkungan kerja tidak nyaman, cobalah untuk mengalihkan fokus kamu. Pusatkan fokus kamu pada perkembangan dan peningkatan kualitas diri, misalnya dengan mengasah skill dan keterampilan baru yang menunjang pekerjaan. Dengan begitu secara tidak langsung kamu pun bisa menyiapkan diri dan lebih siap untuk kemungkinan-kemungkinan pekerjaan baru di masa depan.
6. Ambil waktu untuk beristirahat sesekali
Cari waktu untuk beristirahat dan mengelola stres saat menghadapi lingkungan kerja yang toxic - EKRUT
Mengambil waktu untuk beristirahat dan lepas dari pekerjaan sesekali sangat penting agar kamu bisa menghadapi lingkungan kerja yang toxic. Waktu beristirahat ini bisa jadi kamu lakukan dengan mengambil cuti dari kantor, atau sekedar berjalan kaki singkat di jam makan siang. Cobalah menyendiri sambil mendengarkan musik dan mengatur napas. Mendapatkan sedikit ruang untuk menenangkan diri dan beristirahat sejenak akan membantumu lebih tenang dan tidak stres saat harus menghadapi lingkungan kerja yang tidak nyaman.
7. Selalu jaga peluang kerjamu di tempat lain tetap terbuka
Cobalah mulai mencari pekerjaan baru jika situasi lingkungan kerja tidak tertahankan - EKRUT
Apapun pekerjaan yang kamu pilih, pastikan kamu masih terbuka dengan beberapa pilihan lain. Pertama, cobalah untuk melakukan penilaian mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ketidaknyamanan yang kamu rasakan apakah karena kamu terlalu sensitif, atau memang karena lingkungan kerja toxic. Jika hasilnya adalah, lingkungan kerjamu yang tidak sehat dan sudah tidak tertahankan lagi, cobalah mulai mencari pekerjaan baru untuk melepas dirimu.
Baca juga: 9 Kondisi ini bisa menjadi tanda kapan kamu harus resign
Pada akhirnya, kamu harus menyadari bahwa profesimu hanyalah pekerjaan yang kamu lakukan untuk bertahan hidup dan bukan sebaliknya. Jangan jadikan pekerjaanmu sebagai beban dan hal yang dapat mengganggu stabilitas mentalmu. Jika memang sudah tidak bisa dipertahankan, lepaskan saja pekerjaanmu.
Namun, jika kamu merasa masih ingin memiliki kesempatan dan hal-hal tidak menyenangkan di lingkungan kerja tidak nyaman masih dapat diperbaiki, cobalah hadapi dengan beberapa tips-tips yang dapat diterapkan di atas. Semoga bermanfaat, ya!
Last updated: 7 September 2021
Sumber:
- glassdoor.com
- inc.com
- lifehacker.com
- bustle.com
- teamstage.io
- wikijob.co.uk
- lifehacker.com