Dalam sebuah organisasi atau tempat kerja, persaingan dan iklim kerja yang kompetitif acapkali ditemukan sebagai bagian dari dinamika kerja. Namun, sikap kompetitif antar individu dalam tempat kerja ini belum tentu berpengaruh positif bagi rekan atau kolega, bahkan bagi diri sendiri.
Sikap kompetitif pada dasarnya memang diperlukan untuk beberapa hal seperti mendongkrak semangat atau kinerja seseorang. Namun, di sisi lain sikap seperti kompetitif yang berlebih dapat menimbulkan aspek negatif lainnya. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu sikap kompetitif beserta kelebihan dan kekurangannya, mari kita simak ulasan berikut ini.
Apa itu kompetitif?
Sikap kompetitif merupakan sikap yang berupa perasaan ingin lebih sukses dari orang lain (Sumber: Pexels)
Dilansir Merriam-Webster Dictionary dan Cambridge Dictionary, kompetitif merupakan sikap yang berkaitan dan dicirikan dengan adanya persaingan atau perasaan ingin menang atau ingin lebih sukses dari orang lain. Menurut Good Therapy, secara psikologis sikap kompetitif digambarkan sebagai salah satu ciri kepribadian yang kurang stabil jika dibandingkan dengan sifat ekstraversi dan impulsivitas tertentu terhadap hal-hal baru. Beberapa orang yang cenderung kompetitif secara otomatis ingin memanfaatkan situasi tertentu dalam meningkatkan daya saingnya terhadap orang lain.
Secara umum, kompetitif adalah sikap yang terbentuk dari ukuran keinginan seseorang untuk mengungguli orang lain. Seorang individu yang sangat kompetitif memiliki potensi untuk melihat situasi tertentu sebagai kompetisi, bahkan ketika situasi itu tidak membutuhkan pemenang secara jelas. Persaingan membuat individu dengan sikap kompetitif menekan dirinya secara tidak sadar untuk berkompetisi.
Baca juga: 4 Indikator kinerja karyawan untuk penilaian evaluasi
Memiliki sikap kompetitif dalam dunia kerja
Sikap kompetitif di dunia kerja diperlukan namun dalam porsi yang tepat (Sumber: Pexels)
Dilansir riset dari The Muse, hampir 43% karyawan atau pegawai akan pergi dari sebuah perusahaan jika tempat kerjanya tersebut terlalu kompetitif. Hal ini tentu saja menunjukkan bahwa kompetitif tidak selalu berdampak baik bagi keberlangsungan sebuah kerja sama di sebuah institusi seperti perusahaan.
Harvard Business Review juga menulis bahwa iklim kompetitif dalam sebuah perusahaan dapat membuat karyawan mengalami kecemasan tentang persaingan. Dalam hal ini, peran pemimpin tim atau divisi perlu ditingkatkan. Misalnya, hal ini dilakukan dengan mengembangkan komunikasi yang menyeluruh dan egaliter untuk menahan laju kompetisi agar tidak merusak kerja sama tim.
Adanya penghargaan dan pengakuan terhadap karyawan yang memiliki prestasi tertentu perlu dilakukan di tempat kerja. Namun, kesan dari tindakan ini juga perlu dikelola agar berdampak positif dan tidak tampak sebagai penciptaan kecemasan dan kecemburuan pada karyawan berkinerja rendah.
Hal utama untuk menengahi persoalan sikap kompetitif dalam suatu perusahaan bisa dilakukan dengan mengadakan pelatihan atau kegiatan dengan tujuan memperkuat kerja tim. Meskipun, secara realita terdapat beberapa jarak antara kinerja satu individu dengan individu lainnya.
Baca juga: Mengetahui pentingnya manajemen kinerja perusahaan
5 Tanda seseorang yang kompetitif
Berikut merupakan tanda seseorang yang kompetitif. (Sumber: Pexels)
Masih berdasarkan risalah dari Good Therapy, seseorang dengan sikap kompetitif memiliki beberapa ciri atau tanda umum yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mengukur harga diri
Harga diri merupakan aspek penting bagi seorang yang kompetitif (Sumber: Pexels)
Seorang yang memiliki sikap kompetitif umumnya kerap mengukur harga diri mereka dengan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal ini dapat dicontohkan dengan seorang karyawan membandingkan capaian tiap periode kerja dengan rekan-rekan terdekatnya untuk menemukan kepuasan tersendiri atas capaiannya. Seorang yang kompetitif cenderung memiliki harga diri yang tinggi atau merasa tidak ingin kalah dengan orang lain.
2. Menganggap kompetisi amat penting
Orang dengan sikap kompetitif cenderung menyukai persaingan (Sumber: Pexels)
Pernahkah kamu merasa amat tertarik pada hal-hal yang bersifat kompetitif seperti lomba atau persaingan tertentu demi mendapat prestasi? Nah, jika iya maka kamu bisa jadi memiliki sikap kompetitif sedari dini. Sebabnya, hal-hal semacam itu telah dialami oleh individu sejak kecil.
Seseorang yang menganggap setiap kompetisi adalah hal penting memiliki sifat kompetitif. Misalnya, seseorang yang bangga dengan kecerdasannya terdorong untuk berkompetisi dalam lomba cerdas cermat, tetapi tidak tertarik untuk ikut lomba menyanyi karena ia tahu suaranya tidak bagus. Seseorang yang menganggap kompetisi amat penting akan menimbang kemampuannya untuk menyalurkan sifat kompetitif di ruang relevan.
Baca juga: Begini cara lakukan penilaian kinerja karyawan di saat pandemi
3. Menganalisis kemampuan orang lain
Menganalisis kemampuan orang lain merupakan kebiasaan umum seorang yang bersikap kompetitif (Sumber: Pexels)
Di masa sekolah dasar, sikap kompetitif dari seseorang umumnya mudah terlihat dari kebiasaan menanyakan nilai hasil ujian atau nilai rapor. Hal ini tanpa disadari juga akan terbawa ketika seseorang lulus kuliah dengan indeks prestasi kumulatif tertentu. Seorang dengan sikap kompetitif akan cenderung menanyakan hasil atau capaian orang lain sebagai bagian dari analisisnya terhadap para “pesaing”.
Seorang yang kompetitif umumnya memiliki kebiasaan untuk menganalisis para pesaingnya dengan berbagai cara. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh masukan terhadap kemampuan apa yang mungkin perlu ditingkatkan untuk menyaingi orang lain tersebut.
4. Melihat segala sesuatu sebagai persaingan
Persaingan merupakan ruang yang bisa dibuat kapan pun dan di mana pun oleh seseorang dengan sikap kompetitif tinggi (Sumber: Pexels)
Beberapa orang dengan sikap kompetitif yang berlebihan umumnya melihat segala sesuatu sebagai kompetisi. Bahkan, ketika suatu keadaan atau situasi di mana tidak ada prestasi sebagai capaian akhir, seperti masa kelulusan kuliah, atau bahkan tingkat kerajinan ibadah.
Seorang dengan sikap kompetitif akan melihat segala sesuatu yang dilakukan bersama orang lain sebagai sebuah kejuaraan, sekalipun hal itu tidak perlu. Individu dengan tipe kompetitif berlebihan ini secara umum hampir melihat segala sesuatu sebagai ruang berkompetisi, di mana ia harus menjadi yang terbaik dengan ukuran atau standar buatan sendiri.
5. Merasa memiliki keterbatasan dan ingin menunjukkan diri
Rasa ingin eksis dan diakui menjadi hal utama bagi seseorang dengan sifat kompetitif tinggi (Sumber: Pexels)
Sikap kompetitif yang paling umum biasanya ditandai dengan adanya kesadaran diri terhadap keterbatasan individu. Hal ini kemudian didorong dengan rasa ingin menunjukkan diri pada sekitar bahwa individu tersebut bisa mencapai sesuatu dengan keterbatasan tersebut.
Sikap kompetitif dalam hal ini memiliki kesan positif jika dilakukan dengan baik dan tepat guna. Sebabnya, dorongan untuk mengembangkan diri dalam keterbatasan akan membuat kepercayaan diri meningkat untuk kemudian mencapai sikap kompetitif dengan efektif.
Baca juga: Performance appraisal: Pengertian, fungsi, dan metodenya
Kelebihan dan kekurangan dari sikap kompetitif
Stres oleh karena tekanan merupakan kekurangan dari sikap kompetitif (Sumber: Pexels)
Sikap kompetitif memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat memengaruhi individu dalam kinerja maupun kehidupan sosial di tempat kerja. Adapun kelebihan dan kekurangan dari sikap kompetitif ini adalah sebagai berikut:
Kelebihan Kompetitif | Kekurangan Kompetitif |
Memotivasi diri untuk bekerja lebih keras | Menambah tekanan pada diri sendiri |
Kompetisi umumnya teramat seru untuk dijalani | Dapat merusak hubungan atau relasi |
Dapat membuat atau menambah fokus pada pekerjaan | Menambah potensi kekecewaan dan stres ketika tujuan tak tercapai |
Meningkatkan kepercayaan diri jika berhasil mencapai prestasi tertentu | Menimbulkan kecemasan dari waktu ke waktu saat sedang melakukan pekerjaan tertentu |
Meningkatkan produktivitas individu | Dapat membuat kualitas team engagement turun atau renggang |
Sikap kompetitif secara umum memiliki dampak baik bagi kinerja individu, dengan catatan sikap kompetitif ini dikelola dengan baik agar tidak terkesan berlebihan. Untuk mengelola sikap kompetitif ini perlu dilakukan observasi diri sehingga dapat menentukan kapan dan bagaimana sikap kompetitif perlu dilakukan.
Tidak setiap situasi memerlukan sikap kompetitif yang ketat, sebabnya beberapa situasi justru memerlukan kerja tim atau kolaborasi. Dalam hal ini, sikap kompetitif perlu ditekan agar dapat meminimalisasi potensi kecemasan atau konflik dari rekan kerja atau kolega dalam satu tim.
Baca juga: Tingkatkan kinerja dengan 7 cara bekerja efektif dan efisien
Itulah tadi beberapa hal penting yang perlu kita pahami tentang sikap kompetitif di dunia kerja. Kamu perlu merefleksikan dirimu agar tidak terjerumus pada sikap kompetitif berlebihan. Bagi kamu yang tertarik atau penasaran dengan bagaimana suasana kompetisi di dunia kerja, tentunya tepat bagi kamu untuk lekas mencari lowongan pekerjaan sesuai dengan kemampuanmu.
Untuk mewadahi langkah tersebut, kamu dapat mendaftarkan dirimu lewat EKRUT. Sebabnya, EKRUT dapat membantu kamu untuk ditemukan oleh berbagai perusahaan yang tengah mencari kandidat pegawai. Tunggu apalagi, silakan klik tautan di bawah ini untuk mulai mendaftar lewat EKRUT.
Sumber:
- https://www.goodtherapy.org/blog/psychpedia/competitiveness
- https://www.themuse.com/advice/true-story-coworkers-are-only-getting-more-competitive-with-each-other
- https://hbr.org/2017/03/the-pros-and-cons-of-competition-among-employees