Job hopping adalah istilah yang belakangan kerap diidentikkan pada generasi milenial karena kebiasaan mereka yang sering pindah kerja.
Kebiasaan pindah-pindah kerja ini oleh sebagian orang dianggap berdampak buruk pada karier. Namun, tak sedikit pula yang melihat cara ini sebagai alternatif yang perlu dilakukan agar kamu dapat membuka peluang karier yang lebih baik lagi.
Lantas, manakah yang benar? Simak ulasan mengenai job hopping dan pengaruhnya bagi karier di bawah ini.
Apa sebenarnya itu job hopping?
Job hopper seringkali hanya bertahan kerja di satu perusahaan selama kurang dari satu atau dua tahun - EKRUT
Job hopping adalah kebiasaan seseorang pindah-pindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya dalam durasi waktu singkat secara sering dengan alasan selain PHK atau karena penutupan perusahaan.
Tidak ada definisi baku mengenai kriteria job hopping. Namun umumnya orang mengkategorikan seseorang sebagai job hopper atau melakukan job hopping bila mereka pindah kerja dalam waktu kurang dari satu atau dua tahun secara sering atas kemauan diri sendiri.
Baca juga: Intip 5 ide alasan resign yang masuk akal dan kuat berikut ini
Alasan melakukan job hopping
Seringkali orang pindah kerja dalam durasi cepat karena merasa tidak mendapatkan apa yang dia cari - EKRUT
Istilah job hopper sendiri sering dilekatkan pada generasi milenial. Ini disebabkan karena beberapa survei melihat kecenderungan generasi yang lahir antara tahun 1980 hingga 1990an lebih sering pindah kerja dari perusahaan ke perusahaan daripada generasi lainnya.
Survei yang pernah dilakukan Deloitte pada 10.000 milenial menyebut bahwa 43% generasi milenial berencana meninggalkan pekerjaan mereka dalam kurun waktu 2 tahun, sementara hanya 28% milenial yang memiliki kecenderungan bertahan di perusahaan dalam jangka waktu yang lama.
Lantas, mengapa milenial atau karyawan pada umumnya melakukan job hopping?
Dalam survei yang diadakan Gallup, diketahui bahwa beberapa alasan milenial melakukan job hopping adalah:
- Mencari kesempatan untuk belajar dan tumbuh
59% dari pencari kerja milenial menganggap kesempatan untuk belajar dan berkembang adalah hal yang penting ketika mereka mencari pekerjaan. Bila di perusahaan sekarang mereka tidak mendapatkan hal itu, maka mereka pun tidak ragu untuk pindah kerja.
- Sense of purpose
Motivasi milenial untuk bekerja dipengaruhi dari misi dan tujuan. Bila mereka tidak mengetahui apa tujuan organisasi dan keunikan yang membuatnya berbeda maka 30% milenial mengaku mereka hanya akan bertahan di posisi tersebut setidaknya satu tahun lagi.
- Kualitas manajeman
58% milenial mengatakan bahwa kualitas manajer atau manajemen sangat penting bagi mereka ketika melamar pekerjaan baru. Bagi mereka, pekerjaan adalah bagian dari hidup sehingga bila mereka menemukan manajer yang buruk, maka mereka pun tak ragu untuk segera pindah kantor.
- Peluang naik gaji
50% milenial mengatakan peluang mendapat kenaikan gaji turut mempengaruhi mereka mencari pekerjaan baru.
Pro kontra job hopping pada perkembangan karier
Job hopping bisa membawa dampak yang baik bila dilakukan dengan cara yang tepat - EKRUT
Dahulu job hopping memang identik akan stigma yang negatif. Beberapa orang menganggap fenomena pindah-pindah kerja ini menunjukkan karakter kamu sebagai karyawan yang tidak loyal dengan perusahaan. Namun, beberapa waktu terakhir hal ini tidak lagi sama.
Orang-orang mulai menyadari bahwa job hopping tak selamanya buruk. Baik perusahaan maupun recruiter mulai melihat fenomena job hopping dari sisi kaca mata yang berbeda.
Meski begitu masih ada pro kontra akan job hopping yang tidak dapat dipungkiri masih bisa kamu temukan di dunia kerja sampai saat ini.
Beberapa alasan orang pro dengan fenomena job hopping adalah:
- Latar belakang yang beragam
Kamu dapat menunjukkan pengalaman di sejumlah industri dan perusahaan dengan ukuran dan tantangan yang berbeda. Seseorang yang memiliki latar belakang beragam seringkali menarik bagi calon atasan karena dianggap berpotensi membawa ide dan cara baru dalam melakukan sesuatu
- Memiliki pengetahuan yang lebih luas
Penting bagi kamu untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mengikuti perubahan, dinamis dan terus berkembang.
Dengan memiliki banyak pengalaman kerja di perusahaan yang berbeda karena job hopping, kamu pun bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lebih luas dan beragam serta mengasah kemampuan sesuai kebutuhan pasar.
- Networking yang luas
Job hopping memberikan kesempatan kamu untuk memperluas pengalaman dan relasi kamu di dunia profesional. Memiliki networking yang luas tentu menjadi nilai tambah tersendiri bagi employer karena kamu dapat membuka akses bagi perluasan relasi bagi perusahaan di suatu hari.
- Kesempatan untuk menemukan karier yang tepat
Job hopping memberi kamu banyak peluang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya kamu sukai dan tidak sukai. Kamu juga akan semakin mengerti apa yang menurutmu penting atau tidak dalam mencari pekerjaan di sebuah perusahaan.
Dengan begitu, ketika kamu siap untuk menetap di perusahaan dalam jangka waktu yang panjang, kamu sudah tahu standar lingkungan kerja, gaji, dan benefit seperti apa yang kamu inginkan.
- Kesempatan untuk menonjolkan soft skill
Job hopping memungkinkan kamu untuk menunjukan kepada calon atasan bahwa kamu adalah pribadi yang fleksibel, mudah beradaptasi, cepat belajar serta tidak takut akan perubahan atau mengambil resiko. Bagi beberapa industri dan perusahaan, skill ini menjadi salah satu yang dicari dari kandidat.
- Menaikkan gaji
Berpindah kerja terkadang menjadi cara yang efektif efektif untuk menaikkan standar gaji yang kamu miliki daripada menunggu kenaikan gaji rutin yang diberikan perusahaan.
Baca juga: 6 Pertimbangan memilih pekerjaan baru atau promosi kerja
Sementara itu, beberapa alasan yang membuat sebagian orang kontra akan fenomena job hopping adalah:
- Perusahaan mungkin ragu untuk mempekerjakan kamu
Ketika kamu dikenal sering melakukan job hopping, kamu menunjukkan bahwa kemungkinan besar kamu juga akan melakukan hal yang sama pada perusahaan kamu selanjutnya. Ini membuat beberapa perusahaan mungkin akan mempertimbangkan untuk mempekerjakan kamu.
Pasalnya, ketika karyawan yang ia pekerjaan dengan cepat pergi mereka harus mengeluarkan biaya lagi untuk melakukan rekrutmen demi mencari pengganti kamu.
- Pekerjaan kamu mungkin kurang aman
Ketika perusahan terpaksa melakukan PHK karyawan, kamu mungkin akan menjadi kandiat yang terpilih mengingat track record kamu sering meninggalkan perusahaan dengan cepat.
- Penilaian kamu akan dipertanyakan
Atasan mungkin bertanya-tanya apakah kamu cenderung membuat keputusan yang buruk karena pengalaman job hopping kamu. Mereka mungkin menanggap kamu adalah orang yang tidak memiliki penilaian yang baik.
- Kurangnya kepuasan kerja
Beberapa orang menanggap job hopping akan menurunkan kepuasan kerja kamu. Pasalnya seorang job hopper mungkin tidak akan pernah merasakan kepuasan tersendiri saat menjadi bagian dari perjalanan sebuah perusahaan dalam jangka waktu yang panjang.
Selain beberapa pro kontra di atas, kamu juga bisa melihat pembahasan mengenai fenomena job hopping pada karier di dalam video berikut.
Tentu dari pro kontra yang ada kita bisa melihat bahwa ada kelemahan dan kelebihan masing-masing dari fenomena job hopping. Itu sebabnya pilihan untuk sering pindah kerja atau tidak kembali pada pribadi masing-masing. Jadi, apakah kamu juga termasuk seorang job hopper?
Jika kamu memang sering pindah- pindah kerja dalam durasi yang cepat, yang jelas pertimbangkanlah setiap keputusan pindah kerja tersebut dengan matang dan lakukan proses pindah kerja dengan alasan dan cara resign yang tepat, ya.
Sumber:
- forbes.com
- gallup.com
- careersidekick.com