Platform penjualan online JD.ID menambah daftar startup unicorn di Indonesia. Hal ini berdasarkan konfirmasi dari pihak manajemen perusahaan yang mengatakan bahwa nilai valuasi JD.ID kini telah mencapai lebih dari USD 1 miliar.
Sayangnya perusahaan tidak menjelaskan lebih lanjut terkait jumlah pendanaan baru yang diterima, serta nilai pasti dari valuasi perusahaan saat ini. Manajemen mengklaim bahwa status unicorn-nya telah dicapai sejak 2019 lalu.
Dalam istilah tahap pendanaan, perusahaan rintisan dengan status unicorn masuk dalam kategori startup yang sudah memiliki konsumen tetap yang banyak, profit yang stabil, serta memiliki nilai valuasi lebih dari USD 1 miliar.
Beberapa startup di Indonesia telah masuk dalam kategori unicorn seperti Tokopedia, Traveloka, BukaLapak, dan yang terbaru OVO. Sedangkan Gojek kini menyandang status decacorn.
Pemerintah melalui Bambang Brodjonegoro selaku Menteri Riset dan Teknologi sebelumnya menargetkan adanya penambahan daftar perusahaan yang akan masuk dalam kategori unicorn dengan jumlah antara 3 hingga 5 startup pada tahun 2020 ini.
Baca juga: Semakin maju, Gojek kini jadi Decacorn
Bambang juga menambahkan bila perusahaan rintisan yang mampu menjadi unicorn dan decacorn adalah perusahaan yang bisa melayani keperluan spesifik dari pelanggan, sebab keperluan yang berbentuk spesifik tersebut semakin besar peminatnya.
Melalui banyaknya startup yang berstatus unicorn dan decacorn ini, Bambang berharap akan membawa Indonesia menjadi negara maju.
Melihat ke belakang, JD.ID telah beroperasi sejak Oktober 2015 lampau di Indonesia. Perusahaan ini merupakan hasil kerja sama antara JD.com di Tiongkok dengan perusahaan investasi Provident Capital.
Perusahaan Provident Capital sendiri juga merupakan perusahaan yang sebelum turut membiayai startup Gojek, Tower Bersama Group, Merdeka Copper Gold, Provident Agro dan sebagainya.
Rekomendasi Bacaan: