Perusahaan investasi Softbank dari Jepang mengumumkan bahwa, Jack Ma Founder dari Alibaba Group telah mengajukan pengunduran diri sebagai Dewan Direksi Softbank pada 25 Juni nanti.
Sayangnya Softbank tidak merinci alasan Jack Ma meninggalkan perusahaan. Namun, bila melihat kembali alasan Jack Ma meninggalkan Alibaba di tahun kemarin, itu adalah karena Jack Ma ingin fokus pada kegiatan filantropi.
Perlu diketahui bahwa Jack Ma telah menghabiskan waktu dengan menjabat sebagai salah satu dewan direksi di Softbank selama 13 tahun terakhir.
Sebelumnya pada tahun 2000 an, Softbank telah menjadi investor awal Alibaba dengan menyuntikkan dana senilai USD 20 juta pada saat itu, hingga akhirnya Alibaba bisa menjadi perusahaan besar seperti sekarang.
Kepergian Jack Ma menyusul Tadashi Yanai selaku Founder dan Presiden Uniqlo, yang juga merupakan teman lama Mayoshi Son dan dipandang sebagai sosok yang memberi pengaruh besar pada Softbank.
Baca juga: Minat investasi di ibu kota baru, Softbank sumbang USD 100 M
Walaupun begitu, Softbank telah menyiapkan tiga pengganti Jack Ma yaitu CEO Cadence dan Founder Walden International Lip-Bu Tan, Professor Waseda Business School Yuko Kawamoto dan CFO Softbank Yoshimitsu Goto.
Dua nama tokoh di awal adalah calon independen, sedangkan Yuko Kawamoto akan jadi satu-satunya calon direktur perempuan. Mereka kemudian akan dipilih pada 25 Juni nanti saat Softbank melakukan pertemuan pemegang saham.
Kerugian besar Softbank selama pandemi
Jack Ma mengumumkan kerugian pada 2019 sebanyak USD 8.9 miliar- EKRUT
Bersamaan dengan perginya Jack Ma, investor dari Tokopedia ini mengumumkan telah mengalami kerugian bersih tahun fiskal pada 2019 sebanyak USD 8.9 miliar atau setara dengan Rp 132 triliun.
Faktor dari kerugian ini adalah karena kinerja investasi yang terus merosot selama pandemi terjadi dari beberapa perusahaan yang mereka danai.
Baca juga: Berada di ambang kehancuran, WeWork diselamatkan SoftBank
Beberapa contoh perusahaan tersebut yakni One Web, perusahaan penyedia jasa internet yang pailit pada Maret lalu dimana Softbank sebelumnya telah menyuntikkan dana senilai USD 2 miliar pada 2016 kepada perusahaan.
Belum lagi tragedi penurunan dari bisnis WeWork, OYO, dan yang paling baru adalah Uber dimana perusahaan telah merumahkan sebanyak 3.000 karyawannya dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu serta menutup 45 kantor di seluruh dunia.
Alasan dari PHK ini tidak lain untuk membuat perusahaan bertahan selama Covid-19 berlangsung.
Sumber:
- TechinAsia
- Straitstimes
- Kr-Asia