Generasi milenial adalah mereka yang memiliki semangat intrapreneurship dalam bekerja. Sebab, mereka selalu ingin pekerjaan yang mampu memberi makna, mengaplikasikan kreativitas, dan memberikan otoritas untuk mengembangkan ide.
Namun apa itu intrapreneurship dan bagaimana karakternya? Yuk cari tahu lebih jawabannya di sini.
Pemakaian istilah intrapreneurship
Istilah intrapreneurship muncul di tahun 70 an di Amerika - EKRUT
Mungkin banyak orang berpikir bila istilah intrapreneurship ini sama seperti entrepreneur yang memiliki arti seorang pengusaha.
Sekilas artinya mungkin sama, namun dibalik itu ada cerita yang melatarbelakangi hingga munculnya kata intrapreneurship ini. Dikutip dari businessmanagementideas kata ini bermula di Amerika.
Pada sekitar tahun 1970 an, banyak eksekutif senior di perusahaan Amerika meninggalkan pekerjaannya untuk memulai bisnis kecil. Itu karena atasan mereka tidak memberi ruang untuk mengembangkan ide dan berinovasi.
Ternyata bisnis kecil ini berkembang menjadi besar dan mampu menyaingi perusahaan yang mereka tinggalkan.
Seorang penulis pebisnis bernama Gifford Pinchot yang melihat fenomena ini menyarankan kepada perusahaan untuk membuat sistem yang memungkinkan eksekutif terpilih untuk mengembangkan ide-idenya di perusahaan seperti pengusaha.
Dari sana muncul istilah intra-corporate entrepreneurs atau disingkat menjadi intrapreneurs. Pada tahun 1985 Pinchot pun mulai membuat buku yang diberi judul Intrapreneuring dan kata intrapreneurship pun dikenalkan dalam bukunya tersebut.
Baca juga: 5 Kisah pengusaha sukses di bidang teknologi yang menginspirasi
Apa itu intrapreneurship?
Dengan budaya intrapreneurship perusahaan mendorong karyawan memiliki karakter wirausaha - EKRUT
Dari latar belakang cerita di atas mungkin kamu sudah memiliki gambaran apa itu intrapreneurship.
Intrapreneurship adalah berbicara tentang proses pemberdayaan karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi, dengan menilai ide-ide karyawan dan mengubahnya menjadi pencarian laba atau bisnis baru bagi perusahaan.
Melalui budaya intrapreneurship ini perusahaan menumbuhkan kewirausahaan dan memungkinkan karyawan menggunakan keterampilan itu sebagai tempat mengembangkan ide-ide dan peluang untuk kemajuan bisnis.
Walaupun begitu apa yang mereka kembangkan baik itu resiko dan kerugiannya menjadi tanggungan perusahaan.
Karakteristik karyawan yang memiliki jiwa intraprenuership
Karakter sosok intrapreneurship yakni mereka yang mampu memberi nilai bagi bisnis - EKRUT
Tidak mudah menemukan karyawan yang memiliki karakter intrapreneurship, apalagi bila tidak didukung dengan budaya perusahaan yang baik. Bisa jadi karakter intrapreneurship itu tidak akan muncul ke permukaan.
Umumnya para intrapreneurship adalah mereka yang memiliki karakter proaktif, berorientasi pada tindakan, dan memiliki semangat untuk menciptakan produk atau layanan yang lebih inovatif. Di luar itu, karakter karyawan intrapreneurship adalah:
- Pribadi yang fokus. Menghargai waktu yang mereka miliki di kantor dan menjauhi segala macam gangguan seperti bergosip atau bermain handphone. Mereka fokus meningkatkan kreativitas dan produktivitas.
- Karyawan intrapreneur merupakan sosok mentor, yang selalu ingin berbagi pengetahuan kepada orang lain.
Walaupun begitu mereka juga tetap membutuhkan seorang mentor yang dapat memberi arahan terkait ide-ide yang dikembangkan.
- Karyawan dengan karakter intrapreneurship adalah pekerja profesional. Ini bisa dilihat dari cara mereka mengesampingkan emosi pribadi, objektif dalam menilai dan mau mengakui serta mendorong orang lain untuk kontribusinya bagi bisnis.
- Karyawan intrapreneur memberi nilai bagi bisnis. Mereka memberikan hasil yang terukur dan menjalankan fungsinya sebagai karyawan yang berintegritas tinggi
- Mereka seorang pembelajar yang tekun, mau untuk meningkatkan kemampuan agar lebih kreatif dan inovatif. Mereka juga tidak keberatan untuk mengidentifikasi setiap masalah demi menemukan hal yang berharga.
Baca juga: Cari tahu pentingnya mentor bagi perkembangan karier, yuk!
Cara mendorong karyawan menjadi intrapreneurship
Cara mendorong karyawan untuk menjadi intrapreneurship adalah dengan melakukan brainstorming - EKRUT
Tidak mudah menemukan sosok karyawan yang memiliki karakter intrapreneurship, perlu sedikit usaha yang dilakukan oleh manajemen supaya karyawan dapat berkembang melalui ide-idenya.
Berikut beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan oleh perusahaan.
1. Mendorong kerja tim
Lewat kolaborasi yang baik dan menyebarluaskan antusiasme ke seluruh kantor, perusahaan bisa mendorong ide-ide bagus bermunculan.
Hal ini karena karyawan mudah terinspirasi dari rekan kerja mereka dalam bekerja sehingga merangsang ide-ide baru.
2. Ajari karyawan melakukan sesi brainstorming
Sebuah penelitian dari University of Phoenix menyebutkan bahwa sesi brainstorming bisa digunakan oleh perusahaan untuk mendorong karyawan lebih kreatif dan menemukan solusi terhadap tantangan yang dihadapi oleh organisasi.
Teknik brainstorming adalah teknik yang digunakan untuk menemukan solusi terhadap masalah tertentu dengan mengumpulkan ide-ide secara spontan. Ada berbagai macam cara untuk melakukan brainstorming beberapa bisa kamu lihat lewat tulisan ini.
3. Dorong karyawan untuk keluar dari lingkup pekerjaannya
Tahukah kamu bahwa karyawan yang setiap harinya melakukan tugas yang sama, mereka terjebak dengan kegiatan rutin tersebut membuatnya sulit merangsang ide dan kreativitas.
Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk mendorong karyawan tersebut aktif dalam proyek lintas divisi, bahkan jika memungkinkan belajar tentang pekerjaan tim lain untuk merangsang daya nalar mereka.
4. Beri kebebasan kepada karyawan
Cara lain mendorong karyawan menjadi intrapreneurship adalah dengan memberikan kebebasan bagi mereka dalam bekerja. Contohnya yakni membiarkan mereka untuk mengecat ruangan kerja mereka dengan kreatif.
Melalui cara itu biasanya ide-ide dan inspirasi baru mereka akan keluar dan mungkin dapat diaplikasikan.
5. Berdayakan karyawan
Memberdayakan karyawan dipercaya akan memberikan efek langsung pada prestasi kerja. Manajemen bisa memberdayakan karyawan dengan membiarkan mereka membuat keputusan, bertanggung jawab atas proyek dan memecahkan masalahnya.
Bila perlu, dukung mereka untuk mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan skill yang ingin dikembangkan.
Dengan pengaplikasian beberapa upaya di atas, perusahaan akan lebih mudah menemukan bibit-bibit karyawan yang memiliki karakter intrapreneurship.
Baca juga; 9 Cara membuat lingkungan kerja nyaman untuk meningkatkan produktivitas
Karyawan pun akan semakin bersemangat dan dihargai kemampuannya oleh perusahaan. Jangan lupa bahwa perusahaan juga harus memberikan bonus bagi program mereka yang sukses.
Sumber:
- investopedia.com
- businessmanagementideas.com
- theinvestorsbook.com
- entrepreneur.com