Perkembangan bisnis skala kecil, menengah, dan startup di Indonesia mau tak mau juga berperan dalam bertumbuhnya inkubator bisnis yang digagas berbagai pihak, baik dari swasta, bagian dari BUMN, maupun dari pemerintah.
Hal ini lantas membuat berbagai bisnis rintisan berbondong-bondong ingin mengembangkan bisnis mereka lewat program inkubasi bisnis yang ada di berbagai inkubator bisnis di tanah air. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan inkubator bisnis ini? Mari kita simak ulasannya berikut ini.
Apa itu inkubator bisnis?
Inkubator bisnis merupakan ruang tumbuh dan berkembang bagi pengusaha rintisan (Sumber: Pexels)
Dalam modul yang dirilis oleh InfoDev, inkubasi bisnis sendiri diartikan sebagai pengembangan publik dan/atau swasta lewat kewirausahaan, ekonomi, dan proses sosial yang dirancang untuk memelihara bisnis dari ide hingga menjadi perusahaan rintisan (startup). Inkubasi bisnis dapat dilakukan dengan program dukungan bisnis yang komprehensif.
Tujuan utama dari inkubasi bisnis adalah membangun dan mempercepat pertumbuhan suatu ide usaha untuk meraih kesuksesan secara mandiri.
Secara fisik, inkubator bisnis berarti ruang dan fasilitas untuk proses inkubasi bisnis atau mewadahinya. Inkubator bisnis memberikan pengusaha sebuah lingkungan yang mendukung tahap awal pengembangan perusahaan. Lingkungan ini diharapkan dapat membantu dan mengurangi biaya peluncuran perusahaan serta meningkatkan kepercayaan dan kapasitas pengusaha itu sendiri.
Secara definitif, inkubator bisnis menerima pengusaha ke dalam sebuah lingkungan tempat inkubasi bisnis lewat kesepakatan tertentu seperti capaian pendapatan penjualan atau profitabilitas. Selain itu, inkubator bisnis juga diposisikan sebagai kendaraan bagi para perintis usaha untuk mendorong penciptaan dan pertumbuhan perusahaan yang inovatif.
Secara umum, inkubator bisnis dapat diartikan sebagai tempat di mana pengusaha rintisan dapat memelihara dan mengembangkan wirausaha mereka untuk bertahan hidup dan tumbuh selama periode awal bisnis dibangun. Program inkubasi dalam inkubator bisnis menyediakan layanan dukungan bisnis dan sumber daya yang disesuaikan untuk para pengusaha rintisan ini.
Pembentukan komunitas dan iklim kewirausahaan menjadi fondasi dari inkubator bisnis itu sendiri.
Baca juga: Contoh Business Plan dan Poin Penting yang Harus Diperhatikan
Sistem kerja inkubator bisnis
Seorang pengusaha rintisan yang telah lulus dari inkubator bisnis diharapkan dapat mengimplementasikan pengetahuan dan idenya (Sumber: Pexels)
Seperti halnya sebuah laboratorium praktik, inkubator bisnis juga memiliki sistem kerja di mana subjeknya adalah para pengusaha rintisan dan ide usahanya. Dalam prosesnya, terdapat beberapa langkah kerja atau fase yang harus dilalui seorang wirausaha dalam sebuah inkubator bisnis ini. Adapun fase sistem kerja tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1. Pra-inkubasi
Masa pra-inkubasi ini merupakan titik tersulit bagi pengusaha rintisan. Hal ini disebabkan karena seorang wirausaha rintisan harus memiliki perencanaan ide bisnis yang matang sebelum mendaftar ke dalam sebuah inkubator bisnis.
Proses pendaftaran ini pun memakan waktu yang cukup lama karena selain urusan administrasi seperti dokumen, proposal berisi deskripsi usaha rintisan atau business plan, juga lengkap dengan bagaimana rincian usaha tersebut akan dijalankan.
Setelah itu, terdapat pula proses wawancara dan pengambilan keputusan dari pihak inkubator bisnis tentang layak tidaknya seorang pengusaha rintisan masuk dalam inkubator bisnis tersebut.
2. Inkubasi
Jika telah lolos dari masa pra-inkubasi dan diterima dalam sebuah inkubator bisnis, maka seorang wirausaha mendapat berbagai fasilitas penunjang bisnis yang baik bagi ide bisnisnya.
Adapun fasilitas dalam inkubator bisnis umumnya meliputi berbagai hal seperti:
- Penghematan biaya sewa dan operasional
- Meningkatkan fokus bisnis
- Relasi
- Mendapatkan pembiayaan bisnis/usaha
- Mendapatkan pelajaran dan pengetahuan untuk mengembangkan bisnis atau ide usaha
Baca juga: Business Plan: Tujuan dan 6 Panduan Terlengkapnya
3. Pasca-inkubasi
Seorang wirausaha diharuskan mampu berkembang setelah masa inkubasi. Berbagai pengalaman dan pelajaran selama berada dalam inkubator bisnis seyogianya menghasilkan perkembangan bagi suatu usaha rintisan dan pengusaha rintisan itu sendiri.
Hal ini dikarenakan tidak semua inkubator bisnis menerima setiap bisnis yang mendaftar di awal. Sehingga, jika seorang pengusaha rintisan diterima dalam suatu program inkubator bisnis maka ia adalah penerima “investasi” dari lembaga penyelenggara inkubator bisnis tersebut.
Umumnya, lembaga atau perusahaan penyedia inkubator bisnis akan mengambil saham ekuitas dalam bisnis rintisan seseorang tadi sebagai imbalan dari program inkubator bisnis tersebut. Dan tentu, secara relasi bisnis pun perusahaan dan usaha rintisan akan saling terkait, meski dalam sektor bisnis yang berbeda.
Baca juga: 9 Segmen Business Model Canvas Untuk Merancang Bisnis
Keuntungan dan kerugian inkubator bisnis
Salah satu keuntungan mengikuti program inkubator bisnis adalah perkembangan ilmu dan koneksi (Sumber: Pexels)
Meski nampaknya amat berpotensi dan bersifat positif, namun tidak serta-merta program inkubator bisnis menguntungkan bagi pengusaha rintisan. Adapun beberapa keuntungan dan kerugian dari program inkubator bisnis antara lain adalah sebagai berikut.
Keuntungan inkubator bisnis | Kerugian inkubator bisnis |
Inkubator bisnis dapat meminimalisasi biaya dalam urusan perintisan usaha | Inkubator bisnis bersifat kompetitif dan tentu menghasilkan “pemenang” dan yang “kalah”, hal ini tidak melulu baik bagi mental persaingan pengusaha rintisan |
Inkubator bisnis menjadi tempat belajar dan bertumbuh secara lebih terarah | Inkubator bisnis secara umum memiliki komitmen waktu tertentu bagi pengusaha rintisan untuk menghasilkan sesuatu dalam tempo tertentu |
Inkubator bisnis menjadi ruang di mana pengusaha rintisan mendapatkan pembiayaan untuk usaha rintisannya | Akses terbatas untuk masuk dalam program inkubator bisnis juga menjadi persoalan bagi para pelamar, sehingga waktu mereka bisa habis hanya untuk menyiapkan dokumen atau proposal bisnis terbaik, tanpa sempat memulai langkah mereka sendiri |
Inkubator bisnis umumnya menggaet berbagai pengusaha rintisan, hal ini tentunya menjadi lahan relasi bagi mereka untuk saling memberi koneksi bisnis | Inkubator bisnis memiliki jadwal yang rigid karena tuntutan perkembangan bisnis dari penyelenggara inkubator bisnis itu sendiri |
Inkubator bisnis sebagai sebuah program tentunya menunjang peningkatan fokus pada bisnis atau usaha yang tengah dikembangkan seseorang | Adanya kegiatan mentorship dalam inkubator bisnis bukan tidak mungkin membuat pengusaha rintisan terpaku pada strategi dan motivasi bisnis para mentor tersebut saja |
Baca juga: Panduan Membuat Marketing Plan Beserta Contohnya
Perbedaan inkubator bisnis dengan akselerator bisnis
Inkubator bisnis berbeda dengan akselerasi bisnis khususnya pada aspek waktu program (Sumber: Pexels)
Dalam proses rintisan usaha, terdapat dua ruang bertumbuh bernama inkubator bisnis dan akselerator bisnis. Keduanya memang sama-sama bersifat membangun dan mempercepat langkah seorang pengusaha rintisan dalam membangun usahanya. Namun, secara umum keduanya memiliki perbedaan mendasar. Adapun beberapa perbedaan itu antara lain adalah sebagai berikut.
Inkubator bisnis | Akselerator bisnis |
Umumnya diinisiasi oleh universitas, lembaga independen atau perusahaan dengan cakupan pengusaha rintisan yang memiliki ide bisnis | Umumnya didanai oleh perusahaan mapan dan mencakup pada usaha yang sudah terbangun dan berjalan namun perlu percepatan |
Memiliki koneksi ke perusahan modal ventura | Memiliki koneksi secara bisnis antar perusahaan atau anak perusahaan |
Ditujukan untuk merangsang inovasi dan menetaskan ide-ide bisnis | Ditujukan untuk mempercepat perusahaan dan meningkatkannya |
Bersifat jangka panjang dan memiliki kerangka waktu lebih panjang serta terbuka | Bersifat jangka pendek dalam kerangka waktu beberapa bulan dengan penetapan capaian yang jelas |
Inkubator bisnis di Indonesia
Salah satu inkubator bisnis di Indonesia adalah GEPI Ciputra (Sumber: dewaweb.com)
Bagi kamu yang masih penasaran apa saja inkubator bisnis di Indonesia tentunya tidak usah khawatir, sebabnya inkubator bisnis di Indonesia telah bertambah dari waktu ke waktu. Berikut ini adalah beberapa inkubator bisnis baik swasta maupun berbasis universitas yang ada di Indonesia.
- Inkubator Inovasi Bisnis Teknologi (I2BT) ERIS Indonesia
- Inkubator Startup CUBIC
- Indigo Incubator (PT Telkom)
- Mandiri Inkubator Bisnis (PT Bank Mandiri)
- Ciputra GEPI Incubator (Ciputra Group)
- Skystar Ventures
- Inkubator Teknologi LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
- Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan - Institut Teknologi Bandung
- Jakarta Founder Institute
Baca juga: Business Development Manager: Ruang Lingkup, Peran, dan Tugasnya
Berbagai macam inkubator bisnis ini memiliki fasilitas dan tingkat seleksi yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya beberapa inkubator memiliki lokus bisnis khusus seperti teknologi, e-commerce, media, publishing, dan berbagai lokus lain yang disesuaikan dengan ide pengusaha rintisan.
Itulah tadi perihal inkubator bisnis yang perlu kita ketahui. Mungkin beberapa dari kita memiliki ide bisnis rintisan atau justru usaha yang hendak dikembangkan, maka inkubator bisnis bisa menjadi jalur pilihan tepat buat kamu para pengusaha rintisan.
Namun, bagi kamu yang masih ingin membangun karier dan mengumpulkan ide dari berbagai perusahaan, maka kamu mungkin perlu segera melamar pekerjaan di waktu dekat. Dengan bekerja di berbagai perusahaan, kamu berpotensi mendapatkan masukan dan ide terkait usaha mandiri.
EKRUT hadir bagi kamu yang ingin membangun karier sesuai relevansi kualifikasimu. Dengan mendaftar lewat EKRUT, kamu berpotensi direkrut oleh berbagai perusahaan bonafide yang membutuhkan kandidat baru bagi perusahaan mereka.
Kamu hanya perlu menyiapkan CV terbaikmu dan mendaftar lewat EKRUT dengan klik tautan di bawah ini.
Sumber:
- infodev.org
- corporatefinanceinstitute.com
- draperuniversity.com