Bekerja memang jadi salah satu cara untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi diri. Apalagi buat orang yang baru memasuki usia produktifnya. Akan tetapi, dalam situasi tertentu, banyak orang jadi terobsesi dengan pekerjaannya sehingga rela kerja lembur setiap malam, bahkan di hari libur sekalipun.
Orang seperti ini disebut gila kerja atau workaholic. Apakah kamu salah satunya? Jangan sampai semangat kerja membuat kesehatanmu terabaikan ya. Nah, buat kamu yang gila kerja tetapi ingin tetap sehat, ikuti tips berikut.
Baca juga: 6 Manfaat olahraga untuk pekerja kantoran yang sibuk
Apa itu workaholic?
Workaholic adalah kecenderungan seseorang untuk bekerja secara berlebihan (Sumber: Pexels)
Dilansir Forbes, seorang workaholic adalah orang yang bekerja secara berlebihan dan kompulsif serta tidak dapat melepaskan diri dari pekerjaan. Workaholic juga diartikan sebagai kecanduan kerja atau adanya dorongan keinginan untuk bekerja. Seorang workaholic umumnya bekerja dengan jam kerja berlebihan di luar tempat kerja maupun persyaratan keuangan tertentu. Indikasi seseorang workaholic adalah memikirkan pekerjaan secara terus-menerus dan kurang menikmati pekerjaan.
Secara perspektif umum, workaholic didefinisikan sebagai bentuk ekstrem dari keterlibatan kerja. Seorang workaholic menganggap pekerjaan mereka sebagai elemen kunci dalam hidup hingga tidak memedulikan batasan-batasan jam kerja dan hal-hal lainnya termasuk kesehatan mental dan fisik. Seorang workaholic dapat dipicu dengan motivasi tertentu atau secara psikis memang tidak bisa melepaskan diri dari pekerjaan.
Karyawan yang terlalu memaksakan diri melahirkan budaya workaholic di tempat kerja. The Vision Council, sebuah survei di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa 48 persen karyawan di Amerika percaya bahwa mereka adalah workaholic. Time Off dan GfK, sebuah survei lain, menjelaskan bahwa generasi Milenial berpotensi menjadi workaholic dibandingkan pekerja dari generasi yang lebih tua. Banyak karyawan Milenial yang menghabiskan lebih banyak waktu di tempat kerja daripada berlibur.
Budaya workaholic di Amerika sangat kuat, padahal banyak penelitian yang menyebutkan bahwa workaholic dapat merusak produktivitas, melahirkan stres, hingga menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental.
Dikutip dari Jurnal.id, ada 64% dari pegawai profesional di Indonesia yang mengaku bahwa dirinya adalah workaholic. Namun penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2007) menjelaskan bahwa masih ada budaya hari libur yang memaksa karyawan untuk menikmati waktu bersama keluarga dan perilaku workaholic masyarakat Indonesia masih dalam batas yang wajar.
Baca juga: 8 Penyakit akibat kerja berlebihan yang sering muncul
Meski kamu workaholic, luangkan waktu untuk berolahraga!
Dengan rutin berolahraga kamu tetap dapat menjaga stamina mesti harus banyak bekerja - EKRUT
Hal pertama yang harus diingat seorang workaholic adalah sesibuk apapun pekerjaan, tetap harus ingat untuk menjaga kesehatan dengan berolahraga. Olahraga tak hanya menjaga bentuk tubuh tetap ideal, tapi juga meringankan ketegangan otot dan merilekskan pikiran. Usahakan bangun lebih pagi untuk jogging atau lari. Sebaiknya kamu memiliki jadwal teratur untuk olahraga. Jadi, meskipun gila kerja, kamu akan tetap sehat dan bugar.
Berikut beberapa cara efektif untuk menjaga kesehatan untuk kamu yang merasa sebagai workaholic. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
1. Minum vitamin setiap hari
Penuhi kebutuhan nutrisi dengan mengonsumsi vitamin - EKRUT
Kesibukan seringkali membuatmu terlambat makan, sehingga tubuh mungkin kekurangan berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan. Mengonsumsi vitamin setiap harinya secara teratur dapat membantumu memenuhi kebutuhan nutrisi penting yang diperlukan tubuh. Berkonsultasilah dengan dokter mengenai suplemen multivitamin yang sebaiknya kamu konsumsi.
2. Minum air
Pasang reminder di handphone agar kesibukan tidak membuatmu lupa minum air yang cukup - EKRUT
Meskipun pekerjaan kantor menuntutmu untuk segera selesai, jangan sampai kamu melupakan asupan nutrisi yang harus masuk ke dalam tubuh. Caranya, dengan minum cukup air. Dengan demikian, tubuhmu akan dijauhkan dari berbagai gangguan kesehatan. Oleh sebab itu, paling tidak kita harus minum enam sampai delapan gelas air dalam satu hari.
3. Meditasi
Lakukan meditasi dengan rutin - EKRUT
Sudah pernah mencoba meditasi? Cobalah berhenti beberapa menit dari pekerjaan dan tarik napas dalam-dalam. Saat beban pikiran menghadang, pahami, dan lanjutkan dengan meditasi. Cara ini baik untuk para workaholic, karena membuat pikiran rileks dan membantu meningkatkan konsentrasi.
Baca juga: Ini pentingnya kesehatan mental karyawan bagi perusahaan
4. Beristirahat sejenak
Pastikan untuk tetap menyempatkan waktu untuk beristirahat - EKRUT
Kantor bukanlah tempat terbaik bagi tubuh dan pikiran. Keluarlah dari ruangan dan hiruplah udara segar di luar. Menikmati sinar matahari pagi juga bermanfaat bagi kesehatan kulit dan membantu proses pembentukan vitamin D di dalam tubuh. Namun, pastikan kamu tidak terpapar sinar matahari di antara pukul 10.00-16.00, karena bahaya radiasi sinar UV di jam-jam tersebut. Berjalan kaki di luar ruangan juga dapat membantu meningkatkan konsentrasimu dan membuat mood menjadi lebih baik.
5. Jadwalkan waktu liburan
Gunakan cuti untuk berlibur dengan keluarga - EKRUT
Jika kamu mulai merasa lelah dan jenuh karena terus bekerja, maka berliburlah. Lihatlah jadwal libur nasional atau cuti bersama dan rancang waktu terbaik untuk mengambil cuti dan berlibur. Kamu tidak perlu pergi ke luar negeri atau luar kota untuk berlibur. Kamu dapat melakukan berbagai kegiatan yang disukai di rumah atau berpergian bersama keluarga atau teman-teman.
Perbedaan workaholic dengan pekerja keras
Ketahui perbedaan umum antara kedua hal ini penting untuk dilakukan. (Sumber: Pexels)
Meski seringkali disamakan, namun kenyataannya seorang workaholic berbeda dengan seorang pekerja keras. Adapun perbedaan ini antara lain meliputi hal-hal utama seperti berikut ini,
Workaholic | Pekerja keras |
Motivasi kerja bersifat kompulsif (dorongan memaksa). | Motivasi kerja bersifat internal dan sukarela. |
Kecanduan fisik untuk bekerja. | Terikat dengan pekerjaan secara rileks. |
Mengabaikan kehidupan internal (keluarga). | Memahami keseimbangan kehidupan kerja dan internal dengan baik. |
Tidak menikmati pekerjaan tetapi menikmati kecanduan. | Menikmati pekerjaan. |
Problema menjadi workaholic
Menjadi seorang workaholic secara umum dapat merugikan diri sendiri dan orang lain (Sumber: Pexels)
Menjadi workaholic memang secara umum akan menyisakan permasalahan bagi individu dan orang lain. Di sisi individu, kecanduan kerja berarti diri kita tidak akan merasa nyaman jika tidak melakukan kegiatan atau suatu pekerjaan tertentu. Sedangkan di sisi eksternal, kecanduan kerja membuat orang-orang di sekitar kita terganggu oleh karena tidak adanya atensi terhadap mereka.
Seorang workaholic memiliki kecenderungan untuk lebih egois karena seluruh fisik dan pikirannya hanya berisi tentang pekerjaan. Hal ini memungkinkan seorang workaholic untuk kehilangan esensi bersosialisasi atau bahkan cenderung asosial. Bagi mereka yang memiliki rekan kerja workaholic tentunya sulit untuk mengajak rekan tersebut bekerja sama secara seimbang. Sebabnya, seorang workaholic umumnya memiliki dunianya sendiri terhadap pekerjaannya. Selain cukup susah dipisahkan dari sifat kompulsifnya dalam bekerja, seorang workaholic juga sulit untuk dapat membaur dalam kerja tim.
Baca juga: Pentingnya kesejahteraan karyawan bagi kualitas pekerja
Cara untuk terlepas dari work addiction
Salah satu cara untuk terlepas dari workaholic adalah banyak berdiskusi dan bersosialisasi di tempat kerja (Sumber: Pexels)
Beberapa cara dapat digunakan untuk menekan workaholic bagi diri sendiri. Salah satunya adalah memberi perhatian khusus pada jam kerja. Berikan tubuh untuk istirahat jika sudah bekerja dalam tujuh atau delapan jam secara berturut-turut. Hal ini tentunya baik untuk kesehatan fisik dan mental.
Selain itu, cara yang cukup ampuh adalah cobalah memahami bahwa kamu hidup bersama orang lain yang juga membutuhkan atensimu. Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan cara meletakkan foto keluarga di meja kerja, agar mengingatkan diri bahwa kehidupan tidak hanya menyoal kamu dan pekerjaanmu saja. Dan terakhir, berikan kesempatan bagi dirimu secara mental dan fisik untuk menikmati pekerjaan secara wajar. Hindari menekan atau memforsir diri secara berlebihan.
Baca juga: 9 Cara atasi stres di tempat kerja yang patut kamu coba
Itulah tadi apa dan bagaimana workaholic dan bagaimana cara untuk melepaskan diri dari kebiasaan workaholic ini. Nah, sekarang waktunya kamu menerapkan beberapa tips di atas. Dengan melakukan tips tersebut kamu akan menjadi workaholic yang tetap sehat.
Sumber:
- idntimes.com
- kompas.com
- merdeka.com
- dokter.id
- detik.com
- linisehat.com
- https://www.forbes.com/sites/amymorin/2014/09/18/7-signs-you-may-be-a-workaholic/?sh=dac4de370d70
- http://britannica.com/topic/workaholism
- https://www.managersorbit.com/workaholic-vs-hard-worker/