Expert's Corner

HRD harus bagaimana menghadapi "perang harga" kandidat?

Published on
Min read
7 min read
time-icon
Maria Yuniar

Experienced Content Editor with a demonstrated history of working in the information technology and services industry. Skilled in News Writing, Headline Writing, Breaking News, Editing, and Feature Writing. Strong media and communication professional with a Graduate focused in Applied English Linguistics from Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

HRD.jpg
Q:

Bagaimana strateginya agar perusahaan bisa mendapatkan kandidat terbaik yang sesuai kualifikasi, di tengah "perang harga" di bursa tenaga kerja?

Terima kasih, Mas Coby.

 
Andreas William
 
A:

Selama bertahun-tahun menjalani karier sebagai konsultan dalam bidang HRD, saya sudah bertemu banyak HR Director dan Manager dari berbagai macam industri. Satu benang merah yang saya temukan di antara para praktisi HR dalam hal rekrutmen adalah mereka selalu diminta untuk mencari talenta terbaik dengan salary yang paling bersaing.

Bukankah memang demikian prinsip jual beli dalam ekonomi?
Untuk mendapatkan kualitas terbaik dengan harga termurah. Ya. Itulah yang terjadi. Meski tidak salah, hal tersebut kurang bijak.

Saya berani bilang kurang bijak karena memang kondisi pasar di Indonesia yang tidak memungkinkan setiap perusahaan selalu bisa mendapatkan kandidat-kandidat terbaik dengan salary terendah.

Prinsip ekonomi yang demikian hanya akan menguntungkan para "pembeli" jika supply di pasar lebih banyak dari (atau setidaknya sesuai dengan) Demand. Prinsip ekonomi yang demikian hanya akan memberikan hasil maksimal jika ada regulasi yang membatasi nilai transaksi untuk tetap berada dalam koridor normal.

Namun faktanya tidak demikian. Supply talenta terbaik di Indonesia masih jauh di bawah demand. Negara kita masih sangat kekurangan kandidat terbaik yang memenuhi standar kualifikasi banyak perusahaan besar. Dengan kata lain, talenta-talenta terbaik itu terbatas, dan akan selalu diperebutkan oleh banyak perusahaan besar.

Keadaan ini menyebabkan terjadinya "perang harga", di mana talenta-talenta terbaik akan menjadi sangat mahal, yang akhirnya membuat rusaknya proporsi kualitas atas harga (Value for Money). Akan ada banyak sekali kandidat yang over-priced.
Akhirnya persaingan seperti ini pun tidak bisa memenuhi prinsip dasar ekonomi yang kita setujui di awal tadi, di mana kualitas terbaik hanya bisa didapatkan dengan harga yang mahal. Harga mahal pun belum tentu menjamin kualitas.

Tidak adanya regulasi yang membatasi nilai transaksi untuk tetap berada dalam koridor normal pun membuat persaingan harga menjadi semakin jahat. Banyak perusahaan akhirnya rela menggelontorkan sejumlah besar uang untuk bisa mendapatkan talenta terbaik dari para pesaingnya. Sehingga hanya perusahaan-perusahaan dengan modal besar yang bisa mendapatkan talenta-talenta terbaik. Sementara itu, perusahaan lain hanya bisa gigit jari melihat banyaknya kandidat terbaik mereka "dibajak" dengan iming-iming gaji serta fasilitas lebih banyak.

Perusahaan dengan modal besar menjadi lebih besar dengan lebih cepat. Sebaliknya, perusahaan dengan modal pas-pasan hanya bisa mensyukuri keberadaan mereka yang setidaknya masih bisa bertahan.

Melihat keadaan ini, saya bisa menarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. HR akan selalu kesulitan untuk mencari kandidat terbaik dengan gaji terjangkau. Walaupun ada, jumlahnya terbatas. Kalaupun sekarang murah, nantinya gaji kandidat terbaik itu pun suatu saat akan meroket.
  2. Perusahaan perlu untuk melakukan program-program Retention & Development untuk menjamin para kandidat tidak akan dibajak dengan mudahnya oleh pesaing.
  3. Para kandidat terbaik akan berpindah-pindah kerja mengikuti arah mata uang. Di mana ada uang, di situ ada peluang.

Sementara ini, hanya ada satu cara yang menurut saya paling efektif untuk dapat menghentikan siklus "perang harga" tersebut, yaitu setiap perusahaan mau tidak mau harus mulai meningkatkan kualitas pekerja. Training & Development harus menjadi fokus utama HR, setidaknya sampai kondisi pasar talenta di Indonesia sudah mencapai titik ekuilibrium.

Seperti pepatah orang bijak, "Segala sesuatu ada harganya". Mau punya talenta bagus, ada harganya: develop sendiri, atau beli dengan rupiah.

Cobysot Avego

Praktisi HR

About the Expert

Cobysot Avego adalah praktisi human resources, lulusan Nanyang Technological University (NTU), Singapura. Ia memiliki sederetan pengalaman di bidang rekrutmen.

0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    peran_dan_tugas_vp_business_development_EKRUT.jpg

    Expert's Corner

    Mengulik peran dan tugas VP Business Development dari Bahaso

    Nur Lella Junaedi

    30 September 2022
    4 min read
    kisah-pengusaha-sukses-EKRUT.jpg

    Expert's Corner

    5 Kisah pengusaha sukses di bidang teknologi yang menginspirasi

    Nur Lella Junaedi

    30 September 2022
    5 min read
    perusahaan-yang-bergabung-dengan-EKRUT-minggu-ini.jpg

    Expert's Corner

    Catat, ini 3 perusahaan yang bergabung dengan EKRUT minggu ini

    Tsalis Annisa

    28 September 2022
    4 min read

    Video