Hakim adalah profesi yang terhormat dan mulia. Seseorang bisa dihukum atau dibebaskan atas keputusan hakim. Karena itu, profesi hakim harus dijalankan oleh mereka yang punya latar belakang pendidikan yang baik, berintegritas, jujur, dan juga adil.
Apa itu hakim?
Nama hakim berasal dari kata bahasa Arab – Pexels
Kata hakim berasal dari bahasa Arab “hakima” yang berarti peraturan, kekuasaan, aturan, atau pemerintah. Dalam bahasa Inggris, hakim disebut Judge, dan Recher dalam bahasa Belanda. Secara umum, hakim adalah pejabat yang bertugas memimpin jalanya persidangan.
Sementara bila merujuk pada UU Kekuasaan Kehakiman, hakim adalah sebutan untuk Hakim pada Mahkamah Agung atau pada badan peradilan yang berada di bawahnya. Termasuk pada lingkungan peradilan umum, peradilan militer, peradilan agama, peradilan tata usaha ataupun peradilan khusus lainnya.
Baca juga: Komisaris: Pengertian, 7 Tugas dan Tanggung Jawab, Beserta Besaran Gajinya
9 Peran dan tanggung jawab hakim
Tugas dan tanggung jawab hakim tertera dalam Undang-Undang – Pexels
Dalam UU Kekuasaan Kehakiman dijelaskan secara rinci apa saja tugas hakim. Beberapa di antaranya adalah:
1. Menjaga kemandirian peradilan
Baik hakim maupun hakim konstitusi memiliki tanggung jawab untuk menjaga kemandirian peradilan. Artinya, segala campur tangan dari pihak luar dalam urusan peradilan dilarang. Lembaga eksekutif sekelas Presiden atau lembaga legislatif juga tidak boleh dan tidak bisa ikut campur dalam urusan peradilan, kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang. Jika ketentuan ini dilanggar, maka bisa dipidana.
2. Membantu mencari keadilan
Pengadilan adalah tempat seseorang mencari keadilan, dan tugas memutuskan keadilan ada di tangan hakim. Pengadilan tidak boleh membeda-bedakan seseorang yang mencari keadilan. Selain itu, hakim juga bertugas agar proses peradilan bisa tercipta dengan proses cepat, sederhana dan biaya ringan.
3. Memahami nilai-nilai hukum dan berintegritas
Tugas dan tanggung jawab berikutnya bagi seorang hakim adalah memiliki pemahaman yang baik soal hukum dan juga berintegritas. Tugas ini tertuang dalam UU Pokok Kehakiman dimana hakim wajib menggali, mengikuti, serta memahami hukum dan rasa keadilan yang ada dalam masyarakat. Hukum tidak hanya yang tertulis, melainkan yang hidup dalam masyarakat. Bahkan rasa keadilan biasanya bisa dicapai jika hakim memahami hukum yang hidup di masyarakat. Selain itu, hakim juga harus berintegritas, jujur, adil, dan juga profesional.
4. Menjaga kode etik dan pedoman perilaku hakim
Sama seperti profesi lainnya, hakim juga memiliki kode etik dan pedoman perilaku hakim yang harus dijunjung tinggi. Kode etik ini mencakup perilaku hakim baik di dalam maupun luar pengadilan.
5. Memutuskan perkara di pengadilan
Hakim adalah seseorang yang bertugas memutuskan perkara di dalam pengadilan. Tidak boleh seseorang dihukum tanpa proses pengadilan terlebih dahulu. Bahkan jika hakim keliru dalam menerapkan hukum, maka seseorang yang diputus tersebut berhak untuk meminta ganti rugi dan rehabilitasi.
6. Wajib memeriksa, mengadili, dan memutus perkara
Tertulis dalam Undang-Undang, hakim dilarang untuk menolak sebuah perkara yang diajukan ke pengadilan hanya karena tidak ada hukum. Melainkan hakim harus terlebih dahulu memeriksa, mengadili, dan juga memutuskan perkara tersebut. Pada kasus yang disidangkan di pengadilan, maka dalam memeriksa, mengadili, dan memutuskan sebuah perkara, harus ada minimal 3 orang hakim, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang. Misalnya, dalam tindak pidana ringan berkaitan dengan lalu lintas.
7. Memimpin jalanya sidang
Hakim adalah petugas yang memimpin jalannya persidangan. Persidangan tersebut harus terbuka untuk umum. Bahkan setiap putusan yang dibacakan hakim hanya sah dan memiliki kekuatan hukum jika diucapkan dalam sidang terbuka.
8. Menyampaikan pertimbangan
Sidang di pengadilan dalam berbagai perkara dipimpin oleh minimal 3 hakim kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. Masing-masing hakim harus memberikan pertimbangan dalam setiap putusan yang diambil. Putusan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari putusan. Jika ada pendapat hakim yang berbeda, juga harus dimuat dalam putusan.
9. Menetapkan hasil sidang
Selain memimpin jalannya persidangan, tugas berikutnya bagi hakim adalah menetapkan hasil sidang. Ketetapan ini bisa berupa jadwal sidang berikutnya, agenda sidang berikutnya, dan ketetapan sidang lainnya. Selain itu, tugas dan tanggungjawab lainnya bagi hakim adalah membuat catatan pinggir mengenai hukum yang dianggap penting pada berita acara putusan pengadilan, melakukan pemeriksaan tambahan, mengemukakan pendapat, dan menandatangani setiap putusan yang diucapkan.
Baca juga: Social Media Specialist: Tugas, skill-set, dan proyeksi karier 2022
Jenjang karier hakim
Hakim memiliki jenjang karier dari terendah hingga tertinggi – Pexels
Sama seperti profesi lainnya, hakim juga memiliki jenjang karier. Di Indonesia, hakim masuk dalam jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jenjang karier sebagai berikut:
- Hakim Pratama
- Hakim Pratama Muda
- Hakim Pratama Madya
- Hakim Pratama Utama
- Hakim Madya Pratama
- Hakim Madya Muda
- Hakim Madya Utama
- Hakim Utama Muda
- Hakim Utama
Baca juga: 8 Cara meningkatkan jenjang karier yang efektif
Hakim adalah kepanjangan tangan Tuhan yang memberikan berbagai pertimbang hukum sebelum menjatuhkan sebuah keputusan. Tentu kita semua berharap bahwa hakim memiliki integritas tinggi dan mampu menggali rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat, sehingga setiap keputusan yang ditetapkannya tidak mencederai rasa keadilan.
Selain melalui artikel dari EKRUT Media, kamu juga bisa memperoleh berbagai informasi dan tips menarik seputar karier melalui YouTube EKRUT Official. Tak hanya itu, jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.
Sumber:
- dpr.go.id
- pa-bandung.go.id
- campus.quipper.com
- mh.uma.ac.id
- law.uii.ac.id
