Strategi pemasaran memang tidak ada habisnya. Perkembangan teknologi dan budaya membuat strategi pemasaran juga ikut berubah. Penyesuaian ini sering kali disebut sebagai strategi pemasaran modern. Ada begitu banyak strategi marketing yang bisa digunakan untuk meningkatkan penjualan. Mulai dari social media marketing, content marketing, email marketing, hingga guerilla marketing. Ketika perusahaan sedang membutuhkan strategi pemasaran dengan biaya yang cukup murah, guerilla marketing adalah solusi terbaik untuk permasalahan ini. Strategi marketing ini hanya memakan biaya yang sedikit, hasilnya pun dianggap mengejutkan.
Strategi guerilla marketing ini sebenarnya membutuhkan banyak kreativitas agar dapat audiens terima dengan baik. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan guerilla marketing tersebut? Guerilla marketing pertama kali teridentifikasi oleh Jay Conrad Levinson dalam bukunya yang berjudul “Guerrilla Advertising”. Dalam tulisannya tersebut, Jay Conrad Levinson mengusulkan cara-cara unik untuk menggeser strategi marketing yang tradisional.
Pada praktiknya, guerilla marketing bukanlah sebuah strategi pemasaran dalam bentuk yang agresif. Ini hanya sebuah strategi pemasaran modern untuk meningkatkan kesadaran merek atau brand awareness kepada audiens tanpa mengganggu mereka. Nah, artikel ini akan mengulas pengertian guerilla marketing dan contohnya dalam strategi pemasaran. Untuk itu, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Baca juga: Apa itu Marketing? Berikut Informasi Terlengkap yang Penting untuk Kamu Ketahui!
Apa itu guerilla marketing?
Guerilla marketing adalah strategi marketing modern yang menggunakan elemen surprise dalam praktiknya (sumber: pexels)
Guerilla marketing adalah istilah yang diciptakan di awal tahun 80-an oleh Jay Conrad Levinson yang merupakan seorang penulis strategi bisnis. Ia menuliskan beberapa buku tentang guerilla marketing dalam beberapa bidang profesional, termasuk pemasaran. Guerilla marketing adalah strategi marketing modern yang menggunakan elemen surprise dalam praktiknya. Tujuannya, untuk dapat menarik perhatian audiens dengan lebih baik. Pasalnya, guerilla marketing sangat bergantung pada interaksi perusahaan dan audiens, anggaran yang minim, serta kelompok promotor yang bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi produk di lokasi tertentu.
Secara umum, perusahaan yang menerapkan guerilla marketing menggunakan pemasaran viral dan kegiatan pemasaran dari mulut ke mulut untuk menjangkau lebih banyak pengguna secara lebih luas dan gratis. Namun, penggunaan taktik ini tidak dirancang untuk semua jenis produk dan layanan. Teknik pemasaran ini sering digunakan untuk produk unik yang terkesan nonkonvensional.
Untuk menjalankan kampanye guerilla marketing, diperlukan kreativitas yang tinggi dalam tiap upaya promosi yang dilakukan. Memang cukup menantan, namun hasilnya tak jarang membuat audiens terhibur melihat iklan penawaran produk yang ditampilkan. Saat ini, telah banyak bisnis yang menggunakan guerilla marketing.
Selain efektif, strategi pemasaran ini juga minim anggaran karena yang dilakukan lebih fokus pada kreativitas, ide, waktu, dan tenaga. Jadi, bukan menomorsatukan anggaran. Sasaran yang menjadi fokus utama dari pemasaran ini adalah pelanggan lama. Dengan begitu, pelanggan setia akan meningkat sekaligus menambah pelanggan baru secara tidak langsung.
Baca juga: Panduan membuat marketing plan beserta contohnya
Jenis-jenis guerilla marketing
Penempatan guerilla marketing memanfaatkan fasilitas umum seperti di trotoar, stasiun kereta api, mall, kampus, tempat wisata, dan lain-lain (sumber: pexels)
Ada beberapa jenis guerilla marketing yang sering diterapkan oleh perusahaan. Berikut ini adalah contoh beberapa jenis umum yang bisa diterapkan dalam pemasaran.
1. Ambient marketing
Strategi ini memanfaatkan lingkungan dan lokasi tertentu secara efektif untuk memperoleh keterlibatan yang tepat. Penempatan guerilla marketing dengan pesan yang ditempatkan dekat dengan audiens dan memanfaatkan fasilitas umum. Bisa di trotoar, stasiun kereta api, mall, kampus, tempat wisata, dan lain-lain. Strategi ini memanfaatkan space terbuka untuk menarik perhatian banyak orang yang lewat atau yang menggunakan fasilitas umum. Pesan yang ingin disampaikan biasanya berupa grafiti atau stiker dengan ukuran tertentu yang menarik perhatian banyak orang.
2. Ambush marketing
Ambush marketing dilakukan dengan masuk ke suatu acara yang dihadiri banyak audiens. Penempatan iklan promosi ini lakukan di dalam sebuah event, acara, sebuah konser ataupun pertandingan olahraga dengan cara yang menarik perhatian. Acara yang dipilih dapat berkaitan atau tidak berkaitan secara langsung dengan produk yang akan dikenalkan. Dengan banyaknya audiens yang datang bersamaan, pesan yang disampaikan akan lebih efisien dan efektif karena lebih berkesan.
Baca juga: Marketing Analyst: Tanggung Jawab, Skill-set, dan Proyeksi Kariernya di Tahun 2022
3. Outdoor guerilla marketing
Outdoor guerilla marketing dilakukan pada sebuah ruang publik, di mana pemasar akan menempatkan iklan produk pada instalasi di sekitar area tersebut. Contoh umumnya adalah menambahkan sesuatu ke lingkungan perkotaan yang sudah ada sebelumnya, seperti meletakkan iklan di jalanan atau trotoar dalam waktu tertentu dan di kota yang memiliki aktivitas ramai tiap harinya.
4. Indoor guerilla marketing
Marketing ini mirip dengan jenis outdoor guerrilla marketing. Yang membedakannya adalah cara menempatkan iklan untuk promosi produk di dalam sebuah ruangan tertutup. Strategi ini dilakukan pada ruang publik yang tertutup seperti di stasiun kereta api, gedung perkantoran, mal, dan aula pada universitas.
5. Viral marketing
Jenis guerilla marketing ini memanfaatkan kekuatan media sosial untuk mengajak konsumen dan influencer menyebarkan pesan produknya. Media sosial yang digunakan beragam dan biasanya merupakan platform yang populer. Untuk jenis marketing ini, perusahaan bahkan tidak perlu membutuhkan biaya jika produk yang diluncurkan sudah membuat pelanggan menyebarluaskannya secara sukarela. Viral marketing memberikan hype yang dibuat di sekitar produk atau layanan tertentu yang sedang melakukan pemasaran melalui ulasan atau dukungan berbayar.
6. Stealth marketing
Stealth marketing merupakan salah satu jenis guerilla marketing yang memanfaatkan benda atau tempat umum dan pemahaman audiens. Konten marketing yang disiapkan diletakkan secara halus dan sembunyi-sembunyi, sehingga hanya audiens yang jeli, yang bisa paham bahwa itu adalah iklan sebuah produk. Dilihat dari deskripsi lengkap di atas, penerapan guerilla marketing memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Kamu perlu melakukan riset dan analisis karakteristik pelanggan. Dengan begitu, konten marketing yang diluncurkan akan benar-benar berhasil.
Baca juga: 12 Jenis Strategi Pemasaran yang Paling Efektif Beserta Contohnya
Manfaat guerilla marketing
Biaya yang dibutuhkan dalam guerilla marketing lebih sedikit daripada pemasaran konvensional (sumber: pexels)
Berikut adalah beberapa manfaat dari guerilla marketing.
- Biaya yang dibutuhkan tidak besar
- Produk menjadi viral dalam waktu yang singkat dan lebih besar
- Meningkatkan customer loyalty secara efektif
- Lebih mudah membangun citra perusahaan
- Menghasilkan penjualan dari pemasaran mulut ke mulut
- Meningkatkan kedekatan dengan pelanggan
- Perusahaan bisa menyaring feedback dari pelanggan secara langsung
- Teknik pemasaran yang mudah diingat oleh pelanggan
Baca juga: Tugas Marketing Executive, Kualifikasi, Gaji, Jenjang Karier
Kelebihan dan kekurangan guerilla marketing
Guerilla marketing dibuat dengan kreativitas tinggi (sumber: pexels)
Berikut ini beberapa keunggulan guerilla marketing.
- Tanpa promosi dengan anggaran besar pun, kamu bisa tetap menarik perhatian audiens lebih baik sehingga lebih hemat.
- Guerilla marketing dibuat dengan kreativitas tinggi, maka lebih besar kemungkinan menarik audiens dan viral.
- Strategi guerilla marketing bisa membangun perasaan yang kuat dengan audiens sehingga lebih berkesan dan lebih dekat.
- Guerilla marketing biasanya melibatkan bisnis atau organisasi lain untuk kolaborasi sehingga cocok untuk membangun partnership.
Meskipun banyak kelebihan, guerilla marketing juga memiliki beberapa kelemahan:
- Ide yang disampaikan bisa saja tidak sesuai untuk orang tertentu.
- Kreativitas iklan yang dihasilkan dapat berisiko menimbulkan kesalahpahaman.
- Proses pembuatan perlu waktu padahal penerapan harus cepat.
Baca juga: Rencana marketing seperti apa sih, yang paling jitu?
10 Contoh guerilla marketing
Guerilla marketing dapat beresiko menimbulkan kesalahpahaman karena kreativitas yang “nyeleneh” (sumber: pexels)
1. Iklan Windex
Pada iklan ini, Windex memanfaatkan kaca halte bus yang mereka buramkan lalu memasang produk Windex seolah-olah kaca tersebut bersih dengan adanya produk mereka.
2. Iklan Flea & Tick Spray
Iklan kutu anjing ini memanfaatkan lantai mall untuk meletakkan foto anjing dan manusia yang lalu-lalang di bawahnya dianggap seolah-olah sebagai kutu yang berkeliaran.
3. Iklan burger
Iklan burger di atas memanfaatkan ruang halte bus sehingga audiens merasa dekat dan tertarik dengan produk yang ditawarkan.
4. Iklan KitKat
KitKat memanfaatkan kursi yang mereka modifikasi sedemikian rupa sehingga terlihat coklat KitKat yang membuat audiens ngiler.
5. Iklan Toblerone
Toblerone memanfaatkan pembatas jalan yang bentuknya segitiga sama seperti ciri khas produk Toblerone. Toblerone mengecat pembatas jalan dengan warna coklat sehingga terlihat produk Toblerone yang menarik mata.
6. Iklan IWC
Brand jam tangan IWC memanfaatkan sabuk tangan kereta sehingga audiens secara tidak langsung sedang mencoba produk mereka dan akan membuat mereka tertarik kepada brand IWC.
7. Iklan wahana roller coaster
Salah satu ciri dari guerilla marketing adalah membuat brand dan audiens memiliki kedekatan tidak langsung. Halte bus di gambar tersebut dimanfaatkan sehingga audiens secara tidak langsung sedang merasakan wahana roller coaster.
8. Iklan FedEx
Mobil perusahaan FedEx di atas dicat bagian belakangnya dengan gambar mobil pengiriman dari perusahaan lainnya. Hal tersebut ingin memberikan sebuah statement kepada audiens bahwa FedEx lebih cepat dari brand lainnya.
9. Iklan Formula
Pasta gigi Formula memanfaatkan billboard dengan kesan berantakan dan ditarik dengan gigi yang kuat karena menggunakan produk Formula.
10. Iklan iPhone
Dengan memanfaatkan eskalator, Apple ingin memberikan statement bahwa saking canggihnya produk mereka, teknologi yang mereka punya tak berujung.
Baca juga: 7 Tren Content Marketing yang Dapat Kamu Terapkan di Tahun 2022
Itulah pembahasan mengenai guerilla marketing dan contohnya dalam strategi pemasaran. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat untukmu, ya! Selain melalui artikel dari EKRUT Media, kamu juga bisa memperoleh berbagai informasi dan tips menarik seputar karier melalui YouTube EKRUT Official. Tak hanya itu, jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.
Sumber:
- coursera.org
- investopedia.com
- blog.hubspot.com