Kamu pernah mendengar istilah golden circle? Golden circle adalah sebuah teori yang dicetuskan Simon Sinek mengenai value proposition. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Apa itu golden circle?
Pakar dan penulis kepemimpinan Simon Sinek adalah pencetus dari teori golden circle - EKRUT
Simon Sinek adalah seorang pakar kepemimpinan yang dikenal karena presentasinya yang populer di TED pada tahun 2009 mengenai golden circle yang dapat membantu membedakan value proposition dari sebuah bisnis atau organisasi. Golden circle adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana seorang pemimpin dapat menginspirasi kerja sama, kepercayaan, dan perubahan dalam bisnis mereka dengan mengubah cara komunikasi mereka.
Menurut Sinek, kebanyakan orang berkomunikasi dengan memulai aspek “apa” yang mereka lakukan, kemudian berbicara tentang “bagaimana” dan “mengapa” mereka melakukan pemasaran yang mereka lakukan saat ini. Namun, perusahaan-perusahaan yang secara universal dianggap unik dan sukses seperti Apple dan Google berkomunikasi dengan memulai aspek “mengapa” baru kemudian berbicara tentang “bagaimana” dan “apa” yang mereka lakukan.
Untuk membantu menjelaskan poinnya mengenai teknik golden circle ini, Sinek menjelaskan bagaimana jika Apple membuat pesan pemasaran yang dimulai dengan “apa”, yaitu “Apple membuat komputer yang hebat, ramah pengguna, dirancang dengan indah dan mudah digunakan. Mau membelinya?”.
Penyampaian tersebut mungkin tepat, namun kurang menarik. Kemudian Sinek menjelaskan bagaimana sebenarnya Apple membuat pesan pemasaran mereka, yaitu “Dengan semua yang Apple lakukan, kami bertujuan untuk menentang status quo. Kami ingin berpikir secara berbeda (think different). Produk kami ramah pengguna, dirancang dengan indah, dan mudah digunakan. Kami hanya kebetulan membuat komputer yang hebat. Mau membelinya?”.
Apakah kamu melihat perbedaannya? Teori Sinek ini diciptakan berdasarkan penelitiannya mengenai bagaimana organisasi yang paling sukses berpikir, bertindak dan berkomunikasi saat mereka memulai bisnis dengan “mengapa” atau mengenai alasannya. Teori golden circle ini juga selaras dengan ilmu saraf, yaitu manusia merespons paling baik saat melakukan komunikasi pesan dengan bagian-bagian otak mereka yang mengendalikan emosi, perilaku, dan pengambilan keputusan.
Sinek menemukan bahwa urutan untuk mengomunikasikan cerita berhubungan dengan bagian otak yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Ketika kamu berbicara tentang “apa” yang kamu lakukan, kamu sedang berbicara dengan bagian analitis di otak. Namun ketika kamu berbicara tentang “mengapa” dan “bagaimana”, kamu berkomunikasi dengan perasaan dan perilaku manusia.
Sebuah pepatah kuno mengatakan bahwa kita membeli dengan emosi kita, kemudian membenarkannya dengan logika. Sehingga dengan memanfaatkan emosi dan perasaan audiensmu, kamu dapat membangun kepercayaan dan kredibilitas, memposisikan dirimu dan organisasi sebagai ahli, membangun koneksi, dan memulai percakapan.
Baca juga: 12 Jenis Strategi Pemasaran yang Paling Efektif Beserta Contohnya
Manfaat konsep golden circle
Teori golden circle juga selaras dengan ilmu saraf otak manusia - EKRUT
“People don’t buy what you do, they buy why you do it.”, kalimat ini terus diulangi oleh Simon saat ia menyampaikan presentasinya mengenai golden circle, yang memiliki arti bahwa orang-orang tidak membeli apa yang kamu beli, mereka membeli mengapa kamu membelinya. Teori golden circle adalah upaya untuk menjelaskan mengapa beberapa orang dan organisasi secara khusus mampu menginspirasi orang lain. Beberapa manfaat dari penggunaan konsep golden circle adalah sebagai berikut.
1. Menjaga pesan brand tetap konsisten
Memahami tentang “mengapa”, “bagaimana”, dan “apa” yang perusahaan lakukan dapat memandu perusahaanmu menjadi lebih maju. Nilai dan motivasi yang dijunjung tinggi oleh bisnismu akan membuat operasional yang dilakukan mulai dari layanan pelanggan hingga budaya tempat kerja menjadi lebih baik. Dengan begitu, bisnis dapat menjaga pesan brand menjadi konsisten dan mudah dikenali dari keunikan brand-mu.
2. Memberikan arah yang jelas
Teori golden circle ini dapat membantu membingkai arah masa depan perusahaan dengan menetapkan aturan dasar dan tujuan intrinsik sejak awal. Dengan mengejar tujuan perusahaan dengan ketekunan, perusahaanmu akan selalu memiliki jalur yang jelas ke depan, apa yang ingin dicapai, dan bagaimana cara mencapainya agar dapat menavigasi pasar yang sangat kompetitif.
3. Membantu brand menjadi lebih menonjol
Audiens tahu bagaimana membedakan antara bisnis yang peduli dan mana bisnis yang hanya berfokus pada keuntungan. Perusahaan yang bisa mengikuti teori golden circle akan cenderung lebih menonjol dari bisnis lain dan dapat menarik pengikut setia pelanggan yang mendukung tujuan yang sama.
Baca juga: Manajemen pemasaran: Pengertian, tujuan, tugas, dan strateginya
Komponen dalam golden circle
Pemimpin hebat melakukan komunikasi dari dari dalam keluar yaitu WHY, HOW, dan WHAT - EKRUT
Setiap organisasi mengetahui apa (WHAT) yang mereka lakukan, yaitu produk atau layanan yang mereka jual. Beberapa organisasi mengetahui bagaimana (HOW) mereka melakukan bisnis, yaitu hal-hal yang membuat mereka terlihat spesial atau membuat mereka berbeda dengan kompetitor yang lain.
Namun hanya sebagian kecil organisasi mengetahui mengapa (WHY) mereka melakukan hal yang mereka lakukan saat ini. Pertanyaan mengapa (WHY) bukan mengenai bagaimana mereka mendapatkan uang, melainkan bagaimana mereka mendapatkan hasil. Mengapa (WHY) adalah sebuah tujuan, penyebab, keyakinan, atau alasan mengapa organisasi mereka ada.
1. Why
Pertanyaan “mengapa” kamu melakukan bisnis yang kamu lakukan? Bermaksud untuk mencari tahu mengapa kamu mengembangkan produk atau layanan yang kamu tawarkan kepada audiens. Mulailah dengan pertanyaan mengapa (WHY) untuk menjelaskan tujuan, alasan, dan mengapa kamu melakukan hal yang kamu lakukan, karena seperti yang selalu diulangi oleh Sinek “Orang tidak membeli apa yang kamu beli, mereka membeli mengapa kamu membelinya.” Sehingga metode golden circle ini membantu pengakuan sederhana bahwa orang terhubung dengan motivasi.
2. How
Sementara pertanyaan “bagaimana” kamu melakukan bisnis? Bermaksud untuk membantu menjelaskan masalah apa yang dapat dipecahkan oleh bisnismu. Pertanyaan “bagaimana” harus dengan jelas menggambarkan bagaimana solusimu mengatasi masalah yang dihadapi dengan memberikan gambaran besar, bukan sekadar menjelaskan fitur-fiturnya.
3. What
Terakhir, pertanyaan “apa” yang kamu tawarkan? Bermaksud untuk membantumu menjelaskan produk atau layanan apa yang kamu tawarkan beserta juga fitur dan manfaat yang ditawarkan. Sebelum mendiskusikan penawaran produk, kamu harus mendorong audiens untuk mendengarkan. Banyak orang memandang pembelian sesuatu adalah sebuah risiko. Sehingga konsumen bertanya-tanya “Apakah solusi ini akan benar efektif seperti yang diklaim?” Tidak peduli seberapa revolusioner solusi tersebut, tetap akan gagal tanpa dasar kepercayaan konsumen yang menjadi pendukung.
Baca juga: 6 Jurus copywriting untuk tingkatkan konversi email
Cara menggunakan konsep golden circle
Salah satu cara menggunakan konsep golden circle adalah dengan menjadi konsisten dan otentik - EKRUT
Berikut adalah beberapa cara menggunakan konsep golden circle untuk ide pemasaran konten dan praktik copywriting.
1. Daya tarik emosional
Kamu dapat menggunakan konten untuk menciptakan daya tarik emosional. Cobalah untuk memikirkan tentang respons emosional yang kamu inginkan dari pembaca. Contohnya emosi ketakutan, rasa bersalah, semangat, hingga harapan.
2. Konsisten dan otentik
Jadilah konsisten dan otentik tidak hanya melalui pemasaran konten dari bisnismu, tetapi juga mengenai seluruh pengalaman yang diberikan organisasi kepada audiens. Berikan audiensmu pengalaman terhebat yang pernah mereka alami.
3. Jelas dan ringkas
Konten yang jelas dan ringkas biasanya lebih disukai karena to-the-point. Sehingga ada baiknya kamu mengurangi konten dengan teks yang panjang dan membuat copywriting yang singkat dan jelas langsung ke intinya.
4. Spesifik
Saat membuat konten, pastikan kamu paham audiens yang ingin kamu targetkan. Sehingga kamu harus membuat konten yang spesifik ditujukan untuk target audiensmu. Pikirkan persona dari audiensmu, apa tantangan yang mereka hadapi dan rancang copywriting-mu menjadi sebuah solusi atas masalah mereka.
5. Call to action
Call to action (CTA) adalah hal terpenting yang seringkali dilupakan. Padahal CTA berperan besar untuk membantu audiensmu menentukan langkah selanjutnya yang dapat mereka lakukan jika mereka tertarik dengan penawaran konten yang kamu buat.
Baca juga: 6 Tips Belajar Copywriting Bagi Pemula Untuk Tingkatkan Penjualan
Itu tadi informasi mengenai golden circle. Jika kamu ingin mempelajari lebih dalam mengenai teori golden circle, Simon Sinek juga menulis buku “Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action”.
Jika kamu saat ini masih belum memiliki pekerjaan, coba daftarkan diri kamu untuk menjadi talent di EKRUT. Semua proses dan bantuan profesional di talent marketplace EKRUT gratis. Kamu – sebagai talent atau employer – bisa langsung direkrut dan merekrut kandidat yang sesuai. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, daftar sekarang di EKRUT!
Sumber:
- inc.com
- smartinsights.com
- thetrainingthinking.com