Baru seminggu yang lalu Grab melakukan PHK terhadap 360 orang karyawan, kini PHK karyawan juga dilakukan perusahaan ride hailing Gojek.
Gojek mengumumkan bahwa PHK dilakukan terhadap 430 karyawan, atau sekitar 9 persen dari total karyawan yang ada.
Alasan perusahaan merumahkan karyawan tersebut karena bisnis terdampak cukup besar akibat adanya Covid-19 beberapa waktu lalu dan harus merampingkan organisasi agar dapat kembali normal.
Mereka yang terkena PHK kebanyakan berasal dari divisi GoLife yang melayani servis GoMassage dan GoClean. Selain itu, ada juga divisi GoFestival yakni jaringan layanan pujasera GoFood di beberapa lokasi.
Nah, selain penghentian karyawan kabarnya layanan tersebut juga akan segera ditutup. GoLife akan ditutup pada 27 Juli nanti sedangkan GoFestival belum diketahui.
GoMassage dan GoClean sendiri merupakan dua layanan dari GoLife yang berhasil dipertahankan oleh Gojek, saat perusahaan memutuskan menutup banyak layanan GoLife yang ada pada Desember lalu.
Dua layanan ini menurut manajemen telah menyumbang pemesanan lebih dari 90 persen kala itu. Sementara GoFestival sendiri mulai dibangun pada 2018 lalu.
Baca juga: GoLife tutup lima layanan sekaligus
Namun, pandemi Covid-19 membuat layanan tersebut menjadi sepi peminat. Pasalnya selama pandemi orang dianjurkan untuk saling menjaga jarak, sementara layanan tersebut membutuhkan interaksi dengan pelanggan.
Kini, Gojek hanya akan fokus pada 3 layanan saja yakni:
- Layanan pembayaran
- Layanan transportasi
- Layanan pesan antar makanan dan minuman
Berbagai upaya telah dilakukan oleh perusahaan untuk meredam PHK sejak Covid-19 muncul.
Contohnya yakni dengan melakukan efisiensi biaya melalui pemotongan gaji selama setahun untuk Co-CEO dan pemotongan gaji sebesar 25 persen bagi jajaran manajemen senior.
Sayangnya usaha itu tidak cukup mengembalikan kestabilan bisnis. Adapun karyawan yang terkena dampak PHK akan menerima 8 manfaat yakni:
- Uang pesangon minimum gaji sebulan plus empat pekan gaji untuk setiap tahun lamanya bekerja
- Equity arrangement atau bonus kepemilikan saham dari Gojek bagi karyawan yang terkena dampak
- Diberikan laptop dari perusahaan supaya mereka tetap dapat mencari peluang bekerja
- Program outplacement yang akan membantu tiap orang untuk mencari kerja kembali
- Pembayaran cuti tahunan yang belum diambil dan hak-hak lainnya seperti cuti melahirkan
- Perpanjangan asuransi kesehatan bagi karyawan dan keluarga hingga Desember 2020
- Adanya perpanjangan program bantuan berupa finansial, konsultasi dan layanan kesehatan mental selama 3 bulan
- Pembayaran gaji selama periode pemberitahuan dan membolehkan karyawan untuk tidak bekerja selama masa itu
Perusahaan mengaku ini adalah keputusan yang sulit, terlebih bagi Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi selaku Co-CEO Gojek pengganti Nadiem.
Baca juga: Facebook dan PayPal jadi investor baru Gojek
Mereka merasa PHK ini terjadi karena kekurangan dan kesalahan keduanya. Meski begitu, perusahaan harus tetap fokus pada misi perusahaan walaupun tengah berada di situasi yang tak menentu ini.
Sumber:
- Katadata.co.id
- Medcom.id