Istilah GDP atau Gross Domestic Product tentunya akrab dalam dunia perekonomian, khususnya jika menyangkut tingkat perekonomian antar negara. Namun, tak banyak yang memahami apa itu GDP dan bagaimana pengaruhnya pada perekonomian masyarakat di suatu negara.
Tak hanya itu, beberapa dari kita mungkin penasaran tentang bagaimana cara menghitung GDP di suatu negara. Untuk itu, mari kita mempelajari bersama perihal GDP ini lewat ulasan berikut.
Apa itu GDP?
GDP merupakan produk domestik bruto atau perhitungan produksi suatu negara yang dijadikan acuan pertumbuhan ekonomi (Sumber: Pexels)
Menurut Tim Stobierski dari Harvard Business School, GDP atau gross domestic product merupakan produk domestik bruto (PDB) yang mewakili nilai moneter total atau nilai pasar, serta barang jadi dan jasa hasil produksi suatu negara dalam suatu periode. GDP atau PDB merupakan salah satu ukuran produksi dalam negeri yang dapat digunakan untuk mengukur kesehatan ekonomi suatu negara.
Dalam jurnal ilmiahnya, Karenan Dynan dan Louise Sheiner mengutip Bureau of Economic Analysis (BEA) mendefinisikan GDP sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara dikurangi nilai barang dan jasa yang digunakan dalam produksi. GDP juga sama dengan pengeluaran konsumsi pribadi, investasi domestik swasta bruto, ekspor neto dari barang dan jasa, serta pengeluaran konsumsi pemerintah dan investasi bruto.
Dalam situsnya, International Monetary Fund (IMF) menjelaskan bahwa GDP digunakan untuk mengukur nilai moneter barang dan jasa akhir yang diproduksi suatu negara dalam periode satu kuartal atau satu tahun. Barang dan jasa akhir berarti barang dan jasa yang dibeli oleh pengguna akhir atau industri hilir.
GDP secara umum menghitung semua luaran yang dihasilkan dalam batas-batas suatu negara. GDP terdiri dari barang dan jasa yang diproduksi untuk dijual di pasar dan juga mencakup beberapa produksi non-pasar. Produksi non-pasar ini meliputi layanan pertahanan atau pendidikan yang disediakan oleh pemerintah.
Sebagai permisalan, GDP menghitung semua output dari penduduk suatu negara. Sehingga, jika suatu perusahaan milik negara A memiliki pabrik di negara B maka output dari pabrik ini masuk dalam GDP negara B, namun dalam produk nasional bruto (GNP) negara A.
Jika diselaraskan, GDP memiliki definisi umum sebagai ukuran yang digunakan untuk mengukur perekonomian suatu negara dengan cara mencari total semua nilai tambah perekonomian suatu negara. Nilai tambah ini berasal dari selisih nilai barang/jasa hasil produksi dan nilai barang/jasa yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Baca Juga: Prospek Kerja Ekonomi Pembangunan dengan Gaji Tertinggi
Seberapa besar GDP memengaruhi perekonomian masyarakat?
GDP secara umum memiliki rasio per kapita yang dijadikan dasar perhitungan kesejahteraan masyarakat di suatu negara (Sumber: Pexels)
GDP memiliki pengaruh terhadap suatu negara secara umum, dan tentu hal ini lantas berpengaruh pula bagi masyarakat di suatu negara tersebut. GDP secara khusus mengukur total output dari seluruh perekonomian negara dengan menjumlahkan total konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto.
Oleh karena itu, GDP lantas dianggap sebagai perkiraan kualitas pendapatan untuk seluruh perekonomian dalam periode tertentu. GDP per kapita dihitung dengan membagi total GDP dengan populasi suatu negara. Angka hasil pembagian ini nantinya menjadi standar hidup masyarakat di suatu negara.
Standar hidup masyarakat di suatu negara merupakan aspek yang dihitung berdasarkan GDP. Hal ini mencakup pengukuran objektif dan kompleks secara universal terhadap pendapatan masyarakat per kapita. Adanya perkembangan industri, investasi, dan teknologi secara tidak langsung meningkatkan pula standar hidup masyarakat secara umum, meski secara riil belum tentu dirasakan secara merata.
Keberadaan GDP dan perhitungannya dapat berpengaruh secara perlahan bagi masyarakat, dikarenakan perkembangan produksi suatu negara dan nantinya mengembangkan pendapatan masyarakat.
Baca Juga: 10 Industri Kreatif dan Manfaatnya bagi Perekonomian Indonesia
Manfaat GDP
Berikut adalah manfaat GDP (Sumber: Pexels)
Selain berpengaruh terhadap pendapatan per kapita masyarakat, GDP memiliki beberapa manfaat utama seperti berikut.
1. Melacak kesehatan ekonomi suatu negara
Kesehatan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari rasio GDP yang dimiliki (Sumber: Pexels)
GDP menjadi salah satu ukuran baku yang digunakan secara global untuk melacak kesehatan ekonomi suatu negara. Hal ini didapatkan dari penghitungan rasio GDP per kapita dan selisih nilai produk dengan biaya produk suatu negara secara menyeluruh.
Jika suatu negara memiliki ketimpangan tinggi dan rasio GDP per kapitanya rendah, maka bisa dipastikan bahwa produksi dan pendapatan negara dari produksi barang/jasa masih rendah. Atau, jika demikian maka jumlah penduduk tidak berimbang dengan rasio produksi ekonomi di suatu negara, sehingga hal ini bisa dikatakan kurang sehat secara ekonomi.
2. Dasar pertimbangan ekonomi
Nilai GDP suatu negara juga menjadi dasar pertimbangan ekonomi, khususnya untuk para investor (Sumber: Pexels)
GDP juga bermanfaat sebagai tolok ukur pertimbangan ekonomi dalam hal investasi dan juga pasar global. Sebagai indikator perekonomian, GDP dapat menjadi acuan para investor untuk menempatkan perusahaan atau berinvestasi pada industri tertentu di suatu negara di mana terdapat potensi ekonomi tinggi.
Dengan mengacu pada GDP ini nantinya suatu perusahaan atau investor dapat memproyeksikan tujuan bisnis dan capaiannya di suatu negara. Jika terjadi ketimpangan GDP per kapita yang amat dalam, investor akan lebih selektif untuk berinvestasi, karena bukan tidak mungkin masyarakat di negara dengan rasio GDP rendah juga memiliki tingkat konsumsi rendah pula.
3. Menjadi basis kebijakan ekonomi suatu negara
Bagi pemerintah, perhitungan GDP dapat dijadikan acuan pembuatan kebijakan ekonomi nasional (Sumber: Pexels)
Manfaat utama dari GDP adalah hitungannya dijadikan basis kebijakan ekonomi suatu negara, baik ekonomi domestik maupun luar negeri. GDP juga digunakan oleh perbankan sentral untuk mengevaluasi kesehatan ekonomi dan menargetkan suku bunga dalam perekonomian suatu negara. Hal ini tentunya perlu diimbangi dengan kebijakan ekonomi yang presisi dan efisien oleh pemerintah negara terkait.
Selain itu, dengan adanya GDP, suatu negara dapat mepertimbangkan untuk membuka investasi dalam rangka peningkatan rasio GDP per kapita. Tak hanya itu, GDP juga dapat berperan untuk pembukaan lapangan kerja, jika investor mau melihat representasi nilai dolar dari produk barang/jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode ekonomi tertentu.
Baca Juga: Resesi Ekonomi dan Potensinya di Tengah Pandemi
Perbedaan GDP Nominal dengan GDP Riil
Berikut perbedaan GDP Nominal dan GDP Rill (Sumber: Pexels)
Dalam pembicaraan mengenai GDP ini juga terdapat perbedaan jenis GDP, yaitu Nominal dan Riil. Adapun perbedaan dari keduanya adalah sebagai berikut.
GDP Nominal | GDP Riil |
Digunakan untuk menghitung harga pasar saat ini | Digunakan untuk menghitung barang dan jasa dalam satu periode ekonomi (setahun) |
Tidak menjadi basis pertumbuhan ekonomi suatu negara | Menjadi basis perhitungan pertumbuhan ekonomi suatu negara |
Total output ekonomi yang diproduksi dengan nilai pasar terkini | Total output ekonomi yang diproduksi dengan nilai konstan di pasar |
Umumnya memiliki nilai lebih tinggi dari inflasi | Umumnya memiliki nilai lebih rendah dari GDP Nominal |
Digunakan untuk membandingkan output ekonomi domestik suatu negara tiap kuartal dalam satu tahun | Digunakan untuk membandingkan pertumbuhan ekonomi antar negara tiap tahun |
Cara menghitung GDP
Salah satu cara menghitung GDP adalah dengan metode pengeluaran yang mencakup konsumsi, investasi, dan ekspor impor (Sumber: Pexels)
Dalam menghitung GDP, terdapat beberapa cara yang menjadi dasar perhitungan. Adapun beberapa basis cara menghitung GDP adalah sebagai berikut.
1. Menghitung GDP berdasarkan pengeluaran
Salah satu metode penghitungan GDP adalah berbasis pengeluaran dengan cara menghitung semua uang yang dikeluarkan oleh berbagai kelompok partisipan dalam perekonomian. Hal ini mencakup beberapa hal seperti bisnis, konsumen, dan pemerintah.
Perhitungan GDP dengan metode pengeluaran ini juga memperhitungkan pengeluaran untuk ekspor dan impor. Hal ini dikarenakan beberapa produk dan jasa yang dikonsumsi di suatu negara adalah impor dari luar negeri dan sebagian produk domestik lainnya dijual ke luar negeri.
Adapun rumus menghitung GDP berdasarkan pengeluaran adalah sebagai berikut.
GDP = C + I + G + (X-M) |
C = Konsumsi, mewakili jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh warga negara
I = Investasi, mengacu pada investasi domestik atau pengeluaran modal dalam aset baru yang akan memberikan manfaat pada masa depan
G = Pemerintah, mewakili pengeluaran konsumsi dan investasi bruto yang dikeluarkan oleh pemerintah, transportasi, militer, dan infrastruktur
X - M = Ekspor - Impor, selisih antara barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian domestik dan dijual ke luar negeri dikurangi impor barang dan jasa oleh konsumen domestik
Baca Juga: 6 Tips Keuangan untuk Bersiap Menghadapi Resesi
2. Menghitung GDP berdasarkan pendapatan
Perhitungan GDP berdasarkan pendapatan adalah perkiraan GDP yang diambil dari total pendapatan terbayarkan kepada semua orang di negara tersebut. Perhitungan ini mencakup semua faktor produksi yang membentuk suatu perekonomian. Hal ini termasuk upah tenaga kerja, sewa tanah, pengembalian modal dalam bentuk bunga, dan keuntungan pengusaha.
Pendekatan ini nantinya juga dipengaruhi oleh pajak bisnis, depresiasi, dan pendapatan faktor asing bersih. Sehingga, perhitungan dilakukan dengan menambahkan semua balas jasa faktor produksi sebelum dipotong pajak.
GDP = Total pendapatan nasional + Pajak Penjualan + Depresiasi + Pendapatan faktor asing neto |
Total pendapatan nasional = Jumlah sewa dan keuntungan gaji tenaga kerja
Pajak Penjualan = Pajak yang dikenakan oleh pemerintah atas penjualan barang dan jasa
Penyusutan/Depresiasi = Penurunan nilai suatu aset
Pendapatan faktor asing neto = Pendapatan yang diperoleh dari faktor asing seperti jumlah pendapatan perusahaan asing atau orang asing
3. Menghitung GDP berdasarkan produksi
Perhitungan GDP berdasarkan produksi dilakukan dengan mengacu pada nilai tambah pada saat produksi atau dari produk barang/jasa yang dihasilkan suatu negara. Hal ini diperkirakan dengan menghitung nilai tambah bruto (gross value added) yang diambil dari selisih nilai output bruto (gross value output) dan nilai konsumsi antara (value of intermediate consumption).
Jika dirumuskan, kita perlu menghitung GVA (nilai tambah bruto) terlebih dahulu yaitu dengan rumus.
GVA = Gross Value Output - Value of Intermediate Consumption |
Setelah itu, kita hanya perlu menjumlahkan semua GVA selama proses produksi suatu produk dalam periode tertentu untuk menemukan GDP berbasis produksi.
Baca Juga: Sistem Ekonomi Campuran: Tujuan dan Kelebihan-Kekurangannya
Itulah tadi beberapa hal mengenai GDP dan cara menghitungnya. Kamu yang belajar Ilmu Ekonomi tentunya akrab dengan hal ini. Namun, bagi kamu yang tidak belajar ekonomi secara formal, tentunya perihal GDP ini dapat menjadi pengetahuan penting buatmu.
Bagi kamu yang tertarik untuk berkarier di dunia ekonomi, kamu bisa mengaplikasikan kapasitas dan kompetensimu dengan mendaftar lewat EKRUT. Sebabnya, dengan mendaftar lewat EKRUT, kamu berpotensi ditemukan oleh berbagai perusahaan yang tengah mencari kandidat relevan di posisi tertentu, khususnya untuk lulusan ekonomi.
Kamu hanya perlu menyiapkan CV terbaikmu dan klik tautan di bawah ini untuk langsung mendaftar lewat EKRUT.
Sumber:
- online.hbs.edu
- brookings.edu
- imf.org